Mahalnya biaya pemulihan setelah dibobol peretas
Serangan cyber sudah menjadi ancaman di dunia maya.
Serangan cyber sudah menjadi ancaman di dunia maya. Ketika ada perusahaan terkena serangan cyber, harus membayar dengan harga yang mahal untuk kembali pulih dari serangan cyber, apalagi jika infrastruktur virtual terkena dampaknya pada saat kejadian.
Perusahaan membayar rata-rata lebih dari USD 800.000 (sekitar Rp 11 miliar) untuk pulih dari pelanggaran keamanan, yaitu dua kali lebih banyak dibandingkan dengan insiden yang hanya melibatkan infrastruktur fisik.
Hal itu merupakan salah satu temuan utama dari laporan khusus mengenai Keamanan the Security of Virtual Infrastructure yang dilakukan oleh Kaspersky Lab. Survei itu dilakukan di seluruh dunia kepada 5.500 perusahaan yang bekerja sama dengan B2B International pada tahun 2015.
Menurut laporan itu, tidak hanya perusahaan besar saja yang harus membayar kerusakan yang mahal itu, bahkan UKM pun disinyalir membutuhkan dana yang sama seperti perusahaan.
Rata-rata UKM melaporkan kerusakan yang mereka terima lebih dari USD 26.000 (sekitar Rp 368 juta) untuk setiap serangan terhadap infrastruktur fisik mereka.
Namun, keterlibatan infrastruktur virtual dalam pelanggaran keamanan ini dapat mendorong kerugian hingga mendekati USD 60.000 (sekitar Rp 850 juta).