Memalukan, 6 produk gagal ini jadi aib terbesar dunia teknologi
Berikut daftar gadget dan software yang membuat malu perusahaan pembuatnya
Setiap perusahaan teknologi pastinya ingin produk-produk buatan mereka dapat diterima pasar dan laris manis terjual. Namun, tidak serta merta hal itu terjadi di dunia nyata.
Banyak perusahaan besar, bahkan sekelas Google, pernah melakukan blunder yang menyebabkan mereka harus menarik produk buatannya dari pasar, bahkan memberikannya secara gratis pada pemesannya. Ternyata blunder-blunder itu tidak hanya dilakukan oleh Google saja.
-
Di mana teknologi Google ini akan digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang dilakukan oleh Microsoft dengan menggunakan teknologi AI ? Microsoft baru-baru ini membuat gebrakan menarik di dunia seni dan kecerdasan buatan (AI) menggunakan VASA-1. Mereka telah merilis sebuah video yang menampilkan Mona Lisa, lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci yang sedang 'ngerap'.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Mengapa Microsoft diberikan insentif khusus oleh pemerintah Indonesia? Sebagai balasan atas investasi Microsoft, Budi menyebutkan Indonesia akan memberikan insentif yang kira-kira serupa dengan apa yang diberikan oleh negara lain yang juga telah bekerja sama dengan Microsoft.
-
Mengapa Telkomsel bermitra dengan Google? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih.
-
Kenapa Microsoft berinvestasi di Indonesia? Generasi baru AI ini mengubah cara hidup dan bekerja setiap orang di mana pun, termasuk di Indonesia. Investasi yang kami umumkan hari ini mencakup infrastruktur digital, keterampilan, dan dukungan bagi para developer, sehingga membantu Indonesia untuk terus melaju di era baru ini.
Perusahaan besar lain seperti Microsoft, Amazon, Apple, dan Nintendo pun pernah mencicipi pahitnya kegagalan menghadirkan produk yang layak dibeli dan memuaskan konsumennya. Untuk lebih jelasnya, berikut 6 produk yang menjadi blunder besar bagi perusahaan pembuatnya di dunia teknologi.
Amazon Fire Phone
Sebagai salah satu perusahaan berbasis e-commerce terbesar di dunia, Amazon sangat sukses di bidang jual beli barang. Tetapi, agaknya hal itu tidak berlanjut pada smartphone buatan mereka, Fire Phone.
Smartphone yang sejatinya cukup canggih dan dibekali dengan teknologi 3D tersebut tidak laku di pasaran. Banyak yang menganggap bila Fire Phone kalah dari smartphone vendor lain seperti Moto G dan iPhone tentunya.
CEO dari Amazon, Jeff Bezos pun pasti dibuat pusing dengan begitu lemahnya penjualan Fire Phone. Bahkan, saking tidak lakunya, Fire Phone yang awalnya dijual sekitar Rp 2-3 jutaan, bulan lalu tinggal Rp 1 jutaan saja.
Microsoft Kin
Apakah Anda pernah mendengar nama Microsoft Kin? Jika iya mungkin wajar, sebab ponsel buatan Microsoft pada tahun 2010 itu sudah dihentikan penjualannya hanya berselang beberapa bulan setelah diluncurkan.
Sejatinya Microsoft merilis dua jenis ponsel Kin (ONE dan TWO) untuk para konsumen yang menginginkan ponsel khusus untuk jejaring sosial. Tetapi, pada kenyataannya, hanya butuh dua bulan sebelum akhirnya Microsoft menghentikan penjualan gadget seharga Rp 2 jutaan itu di Amerika. Mereka juga membatalkan rilis produk gagal ini untuk pasar Eropa.
Google Nexus Q
Google tercatat sangat berhasil di hampir segala bidang teknologi, seperti smartphone, website, hingga teknologi praktis seperti mobil otomatis dan drone. Sayangnya, rentetan keberhasilan itu sempat ternoda oleh kehadiran Nexus Q.
Perangkat pemutar lagu Nexus Q mungkin hingga saat ini masih dianggap sebagai blunder terbesar perusahaan milik Larry Page dan Sergey Brin itu. Bagaimana tidak, hanya beberapa saat setelah diluncurkan pada acara Google I/O 2012 itu akhirnya di bagikan secara gratis.
Akibat keluhan pengguna terkait fungsi dan layanan yang disediakan oleh Nexus Q, akhirnya Google menarik gadget berbentuk bola itu dari toko mereka. Bahkan, pemesan Nexus Q secara pre-order pun mendapatkannya secara cuma-cuma. Padahal harga awal dari Nexus Q sekitar Rp 3,5 juta lebih.
Windows Vista
Tidak asing dengan nama ini? Ya, baik di luar negeri atau dalam negeri, pasti banyak pengguna OS Windows yang sempat dikecewakan oleh Windows Vista.
Sistem operasi yang diharapkan bisa menggantikan Windows XP ini justru mempunyai kinerja yang cukup memprihatinkan, cenderung lemah dari OS lainnnya, bahkan XP sendiri. Padahal, sebelumnya Microsoft sudah cukup menyiksa pengguna Vista dengan lamanya waktu uji coba versi beta OS ini untuk jadi OS.
Untungnya, Microsoft membayar kesalahan mereka dengan merilis Windows 7 untuk menggantikan Windows Vista.
Nintendo 64 Cartridge
Sony telah berjaya di bisnis konsol game dengan deretan Konsol PlayStation mereka. Namun, tidak banyak diketahui oleh orang apabila kehadiran PlayStation mengubur salah satu blunder terbesar Nintendo.
Ya, perusahaan game yang pernah berjaya dengan konsol portabel GameBoy itu pernah merilis sebuah konsol bernama Nintendo 64. Meski terbilang cukup memuaskan, tetapi Nintendo dianggap gagal menghadirkan revolusi di bidang konsol game dengan tetap memakai sistem cartridge atau kaset besar yang sering ditancapkan pada konsol untuk memainkannya.
Uniknya, saat itu Nintendo dan Sony bekerja sama untuk membuat mengembangkan teknologi optical media yang menjadi cikal bakal Compact Disk (CD).
Ketika Nintendo keluar dari kerjasama itu, Sony langsung mengambil kesempatan untuk meluncurkan PlayStation pertama yang menggunakan kaset CD. Bahkan, PlayStation 2 tercatat sebagai konsol game dengan penjualan terbesar di dunia.
Apple Lisa
Saat inimungkin kita mengenal berbagai macam komputer Mac dengan berbagai kecanggihannya. Tidak demikian halnya dengan 'nenek moyang' dari Mac, Apple Lisa.
Komputer yang dipasarkan di tahun 1983 ini adalah menjadi aib terbesar Apple di dunia komputer dekstop. Dengan harga yang sangat mahal, hingga Rp 100 juta lebih, performa dari Lisa jauh dari harapan. Tidak hanya hardware, software dari Lisa juga mendapat kritikan pedas dari penggunanya.
Lisa diklaim susah untuk dipakai bekerja secara multitasking, dan sering mengalami lag, terutama ketika men-scroll dokumen.