Google Sedang Mengerjakan AI yang Dapat Mendengarkan Suara Penyakit
Google bekerja sama dengan Salcit Technologies untuk mengembangkan AI yang menganalisis suara batuk guna mendeteksi penyakit, terutama di daerah terpencil.
Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara. Teknologi ini dilatih dengan data 300 juta rekaman suara seperti batuk, bersin, dan napas berat untuk mendeteksi penyakit seperti tuberkulosis.
Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan. Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang bisa dideteksi AI lewat suara? Beberapa algoritma AI yang fokus pada bidang ini memiliki kapasitas untuk mendeteksi perubahan halus pada pola suara yang terkait dengan penyakit tertentu.
-
Bagaimana AI mendeteksi penyakit lewat mata? Ini dilakukan dengan menganalisis secara menyeluruh gambar retina pasien, lalu AI mengidentifikasi tanda-tanda diabetes, penyakit kardiovaskular, dan bahkan Alzheimer.
-
Bagaimana AI membantu deteksi kanker? Dalam kanker payudara, AI memungkinkan mamogram untuk ditinjau 30 kali lebih cepat dengan akurasi hampir 100%, mengurangi kebutuhan akan biopsi.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Bagaimana Google Bard AI mensimulasikan percakapan? Sama seperti rivalnya ChatGPT, Google membuat Google Bard AI ini untuk mensimulasikan percakapan manusia secara alami.
Mengutip GreekReporter, Kamis (5/9), Google mengembangkan teknologi ini berdasarkan kombinasi antara biologi dan akustik. Dengan teknologi AI generatif ini, ponsel dapat mendeteksi potensi penyakit melalui analisis suara tanpa memerlukan daya komputasi besar. Teknologi ini diharapkan dapat menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi penyakit melalui analisis suara.
Tuberkulosis, yang menjadi salah satu penyakit paling menular di dunia, menyebabkan sekitar 4.500 kematian setiap hari dan melumpuhkan 30.000 orang setiap harinya. Meskipun dapat diobati, tuberkulosis masih sulit dikendalikan di negara-negara seperti India, di mana hampir seperempat juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Deteksi dini menjadi sangat penting untuk mencegah penyebarannya.
Dengan data yang digunakan Google dalam melatih teknologi AI ini, sistem Hear AI akan membantu mendeteksi tuberkulosis melalui analisis suara batuk. Teknologi ini mampu mengenali tanda-tanda awal tuberkulosis dengan mendengarkan perbedaan halus dalam pola batuk pasien dan mengarahkan mereka untuk evaluasi lebih lanjut oleh tim medis yang berkualifikasi.
Teknologi ini dapat menjadi solusi efektif di daerah-daerah terpencil dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan, serta menjadi langkah maju dalam penanganan penyakit menular di seluruh dunia.