Momen politik dan ramainya Twitter
Momen politik dan ramainya Twitter. Komposer musik ternama Addie MS punya pandangan tersendiri terkait momen-momen menarik baginya di Twitter sepanjang tahun 2017. Ia yang aktif di ranah media sosial itu, memang kerap mengutarakan pendapatnya terhadap masalah sosial ataupun politik.
Komposer musik ternama Addie MS punya pandangan tersendiri terkait momen-momen menarik baginya di Twitter sepanjang tahun 2017. Ia yang aktif di ranah media sosial itu, memang kerap mengutarakan pendapatnya terhadap masalah sosial ataupun politik. Tak terkecuali saat DKI Jakarta menyambut pesta demokrasi.
“Banyak yang mengesankan selama 2017, tetapi yang paling mengesankan itu saat Pilkada kemarin,” katanya saat media update Twitter di Jakarta, Rabu (6/12).
Dilanjutkannya, sebagai warga DKI Jakarta, Ia memiliki hak untuk mengungkapkan aspirasinya meskipun seorang musisi. Nah, Twitter, sering dijadikannya sebagai media untuk mengutarakan aspirasinya itu. Tak jarang juga, ia merasakan ‘nyinyiran’ dari netizen yang tak sependapat dengannya.
Tentang ini, Addie mungkin salah satu dari para pengguna Twitter di Indonesia yang kerap menuangkan aspirasinya terkait persoalan sosial maupun politik. Berdasarkan data dari internal Twitter, ada 10 momen yang ramai di Twitter selama tahun 2017.
Dari 10 momen yang ramai itu, 5 di antaranya adalah momen-momen yang menyangkut soal sosial politik. Di antaranya, Pilkada Serentak, HUT RI ke 72, Pilkada DKI, Kasus Ahok, dan Kasus Korpusi Setya Novanto.
Bila disimpulkan, sepanjang tahun 2017, pengguna Twitter di Indonesia memang menyukai pembahasan-pembahasan yang tengah ramai di dunia nyata, khususnya soal sosial dan politik.
Novita Jong, Country Head Industry Twitter Indonesia, pun mengakui habit dari para pengguna Twitter di Indonesia yang menyukai kedua persoalan itu. Apalagi jika berbicara mengenai politik. Alhasil, ramai-ramai pengguna Twitter membubuhi hashtag sebagai tema yang diperbincangkan seru.
“Politik memang jadi sumber berita hangat. Ini terjadi tidak hanya di Indonesia saja, melainkan global. Pembahasan mengenai politik akan menjadi sumber berita yang terkini,” ungkapnya.
Meski begitu, bukan berarti hanya momen yang bersifat politik selalu ramai. Momen yang berlatarbelakang sosial pun, tak kalah ramai dan menjadi sumber informasi yang hangat.
Misalnya saja, momen Ramadan, berpulangnya Choirul Huda, pernikahan Raisa-Hamish, dan pernikahan Kahiyang Ayu – Bobby Nasution.
“Pada akhirnya, kita melihat Twitter saat ini sebagai sumber informasi terkini,” jelas Novita.
Baca juga:
#RIPChoirulHuda jadi golden Tweet 2017
Twitter dikecam karena tak hapus cuitan 'ujaran kebencian' dari Trump
Buka suara Bahtiyar Duysak, mantan pegawai Twitter yang matikan akun Trump
Foto kehamilan Beyonce jadi post Instagram terpopuler
Polri sebut akun palsu di Facebook paling banyak sebar isu SARA
Enggan hapus foto mantan di medsos, pria Turki diancam penjara empat tahun
BTS, boyband K-Pop yang pecahkan rekor engagement Twitter
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Siapa yang kerap mengunggah kesehariannya di media sosial? Setelah menikah dengan Harvey Moeis dan memiliki 2 anak, Sandra kerap mengunggah kesehariannya di media sosial.
-
Kata-kata apa yang sering ditemukan di media sosial? "Kata-kata hari ini adalah kalimat yang sering diucapkan di medsos. Biasanya orang yang mendapatkan pertanyaan ini akan mengungkapkan sebuah kalimat inspiratif yang memotivasi orang."
-
Apa yang dilakukan Rumiyati Ningsih di media sosial? Jadi Seorang Selebgram Tuh, beda banget sama suaminya yang kerja di film, Rumiyati malah asyik banget di sosmed, sekarang jadi selebgram nih.
-
Apa yang diklaim oleh unggahan di media sosial X (Twitter) terkait dengan MUI? Beredar di media sosial X (Twitter) yang mengeklaim Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa mengenai 125 daftar produk pro Israel di Indonesia.
-
Apa yang dituduhkan Trump Media terhadap pendiri Truth Social? Gugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka. Mereka dituduh membuat keputusan yang ceroboh dan merugikan, terutama terkait dengan proses merger publik perusahaan.