NASA temukan 7 planet mirip Bumi, sangat berpotensi dihuni!
NASA temukan 7 planet mirip Bumi, sangat berpotensi dihuni! Berada di jarak 40 tahun cahaya dari Bumi, tujuh buah planet yang kesemuanya punya ukuran hampir sama dengan Bumi, ditemukan. tujuh planet ini mengelilingi sebuah bintang yang cukup kecil bernama TRAPPIST-1.
Berada di jarak 40 tahun cahaya dari Bumi, tujuh buah planet yang kesemuanya punya ukuran hampir sama dengan Bumi, ditemukan. tujuh planet ini mengelilingi sebuah bintang yang cukup kecil bernama TRAPPIST-1.
Hal ini adalah sistem tata surya terbesar yang ditemukan, di luar tata surya kita sendiri.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang NASA cari dalam penelitian UFO? Misi NASA adalah untuk menemukan yang tidak diketahui, " kata Nelson, seperti dilansir laman Science Alert, Jumat (15/9). "Saya telah mengatakan beberapa kali dalam komentar saya di sini hari ini bahwa kami di NASA menangani ini secara terbuka dan kami akan transparan dalam hal ini."
-
Siapa astronot Indonesia yang nyaris ikut misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
Dilansir dari The Verge, enam dari tujuh planet ini punya temperatur yang tepat untuk air ada di permukaannya.
Kini astronom sedang bekerja keras untuk mendapat gambaran lebih jelas tentang tujuh dunia baru yang potensial ini, dengan dikembangkannya teleskop antariksa yang lebih canggih.
Berikut beberapa faktanya.
Bukan penemuan baru
Ternyata tata surya yang dibahas habis di jurnal Nature, jadi Google Doodle hari ini (23/2), dan sangat ramai di bahas di penjuru media sosial ini, bukanlah penemuan yang benar-benar baru. Peneliti yang sama mengumumkan adanya penemuan ini setahun yang lalu, di mana mereka menemukan adanya TRAPPIST-1 dan 3 buah planet yang mengelilinginya.
Berukuran hampir sama dengan Bumi
Planet-planet ini secara kasar punya ukuran yang hampir sama dengan Bumi. Dari fakta ini para ilmuwan berasumsi bahwa planet ini akan berbatu seperti planet kita.
Tiga planet di tata surya ini dianggap sebagai zona layak huni. Hal ini dikarenakan temperaturnya yang pas membuat makhluk bisa hidup di permukaannya. Kemungkinan besar pun akan terdapat samudera di sana.
Beberapa planet ini memang punya jarak yang pas dari bintangnya yakni TRAPPIST-1. Belum lagi bintang ini yang layaknya matahari bagi kita, jauh lebih kecil secara ukuran - yakni sedikit lebih besar dari Jupiter - dan cahayanya jauh lebih lemah dari matahari kita.
Hal ini juga menarik bagi para ilmuwan karena planet-planet yang mengitari TRAPPIST-1 jadi sangat masuk akal untuk dipelajari.
Selain itu, ini adalah kabar gembira bagi para astronom yang mendedikasikan hidupnya untuk mencari kehidupan di luar Bumi. Pasalnya, sekarang tata surya ini adalah prioritas utama untuk mencari adanya alien, mengingat tempatnya yang mumpuni.
Tata Surya ini cukup 'sempit'
Planet-planet di Tata Surya ini punya penamaan unik. Yakni diberi nama urut abjad, dari b ke h. Namun hal yang jauh lebih unik lagi adalah betapa sempitnya jarak antar planetnya.
Semua planet ini punya jarak yang sangat dekat dari TRAPPIST-1. Bahkan planet h atau secara ilmiah disebut TRAPPIST-1h, planet terjauhnya pun jauh lebih dekat ke TRAPPIST-1 dibandingkan Merkurius ke matahari.
Planet TRAPPIST-1b, planet terdekatnya, hanya butuh waktu 1,5 hari untuk menyelesaikan satu kali orbit. Sedangkan planet TRAPPIST-1h, butuh waktu 20 hari. Sebagai perbandingan, Bumi menyelesaikan orbit ke matahari atau revolusi, butuh waktu 365,26 hari.
Ketika TRAPPIST-1f dan TRAPPIST-1g berada pada jarak terdekat mereka, mereka hanya berjarak 3 kali jarak antara Bumi dan Bulan. Jadi jika ada seseorang berdiri di TRAPPIST-1f, terkadang TRAPPIST-1g akan terlihat dan terlihat dua kali lebih besar ketimbang kita berdiri melihat Bulan di langit.
Planet ini mengorbit 'beriringan'
Dalam sebuah kebetulan yang sungguh luar biasa, enam planet terdalam dari tata surya ini mengorbit dalam sinkronisasi. Jadi planet-planet ini berjalan dengan seakan-akan beriringan.
Hal ini dikenal dalam ranah sains sebagai 'resonansi orbital.' Contohnya adalah ketika TRAPPIST-1g menyelesaikan empat orbit, secara bersamaan TRAPPIST-1f menyelesaikan tiga orbit. Secara tidak sengaja, ada rasio 4:3. Sistem ini sangat menarik bagi para ilmuwan, dan mereka ingin memahami dengan lebih baik bagaimana sistem ini berjalan.
Sangat berpotensi dihuni
Jika melihat jarak bintang utama dari tata surya ini, yakni TRAPPIST-1 yang sangat dekat dengan planet-planetnya, tentu kita tak akan berpikir berbagai planet ini bisa dihuni. Mulai dari paparan panasnya hingga radiasinya. Namun para ilmuwan justru menyebut bahwa TRAPPIST-1 adalah 'red dwarf' atau bintang kerdil yang cukup 'kalem.' Hal ini berarti bintang tersebut tak mengeluarkan jilatan api matahari terlalu sering.
Ditambah lagi, enam dari tujuh planet ini punya temperatur 0 hingga 100 derajat Celcius, yang membuat planet-planet ini tinggi kemungkinannya terdapat air di permukaannya. Prediksi para ilmuwan, planet e,f, dan g justru diselimuti samudera.
Para astronom akan mencoba untuk mendeteksi komponen atmosfer di tiap planet ini untuk makin tahu bagaimana kemungkinan berbagai planet ini untuk dihuni. Jika ada kandungan H2O di atmosfernya, maka di permukaannya sangat besar kemungkinannya untuk ditemukan air. Meski demikian, sejauh ini air tak pernah ditemukan di sebuah planet kerdil.
Para ilmuwan pun juga menyatakan bahwa kandungan gas di atmosfer juga akan jadi penentu. Bahkan jika di sana ada oksigen, kemungkinan di tempat tersebut sudah ada kehidupan. Mengingat di Bumi ini tak akan ada oksigen jika tak ada kehidupan yang memproduksinya.