Nasib Raksasa Media Sosial Kala Pandemi, Pengguna Naik Namun Iklan Turun
Nasib Raksasa Media Sosial Kala Pandemi, Pengguna Naik Namun Iklan Turun
Di tengah pandemi, penggunaan media sosial akan makin menanjak mengingat anjuran physical distancing dan work from home. Seperti Twitter, jumlah pengguna hariannya melonjak hingga 166 juta pelanggan.
Melansir The Verge, hal ini dikarenakan banyak orang yang berbondong-bondong datang ke platform Twitter untuk mengetahui berita terbaru tentang pandemi corona virus.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Kata-kata apa yang sering ditemukan di media sosial? "Kata-kata hari ini adalah kalimat yang sering diucapkan di medsos. Biasanya orang yang mendapatkan pertanyaan ini akan mengungkapkan sebuah kalimat inspiratif yang memotivasi orang."
-
Siapa yang kerap mengunggah kesehariannya di media sosial? Setelah menikah dengan Harvey Moeis dan memiliki 2 anak, Sandra kerap mengunggah kesehariannya di media sosial.
-
Bagaimana cara mengetahui kebenaran informasi yang beredar di media sosial? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Apa yang dilakukan Rumiyati Ningsih di media sosial? Jadi Seorang Selebgram Tuh, beda banget sama suaminya yang kerja di film, Rumiyati malah asyik banget di sosmed, sekarang jadi selebgram nih.
-
Kenapa strategi marketing melalui media sosial penting? Sadar nggak sadar, makanan yang sering mondar-mandir di media sosial sampai viral karena strategi marketing yang berhasil. Yup, kamu bisa mulai mempromosikan makananmu di media sosial. Promosi tergolong ke dalam unsur penting karena bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk.
Lonjakan pengguna ini adalah yang terbesar dalam sejarah Twitter, di mana tahun lalu jumlah pengguna hariannya hanya 134 juta pengguna.
Namun pertumbuhan ini tak cukup untuk mengimbangi penurunan iklan karena pademi. Hal ini bahkan disebut bakal bermasalah di masa depan untuk sang CEO Jack Dorsey yang harus mempertanggungjawabkannya di depan investor.
Dicatat bahwa pendapatan iklan Twitter mulai berantakan sejak Maret 2020. Sejak 11 Maret, penurunan pendapatan iklan secara tahun-ke-tahun Twitter mengalami penurunan 27 persen. Estimasi kerugiannya antara 20 hingga 80 juta Dollar. Ini adalah kerugian pertama sejak 2017 silam.
Masalah Twitter Lebih Serius
Media sosial lain mengalai masalah serupa, katakanlah Snap dan Facebook. Bedanya, pendapatan keduanya masih bisa dibilang baik.
Sebaliknya, Twitter tidak bisa menawarkan proyeksi tentang bagaimana hal ini diperbaiki di kuartal berikutnya, karena pandemi dan jalannya ekonomi global masih belum bisa diprediksi.
Bahkan disebut, kondisi ini adalah "ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kondisi pasar yang cepat berubah."
Hal ini disebut dapat mengancam posisi Jack sebagai CEO. Sebelum adanya pandemi, Bloomberg melaporkan bahwa investor memberi target pendapatan dan jumlah pengguna, yang jika tidak bisa dipenuhi, CEO bisa diganti atau Twitter bisa dijual.
Facebook Juga Alami Hal Serupa
Seperti Twitter, Facebook mengalami peningkatan pengguna dengan rata-rata lebih dari 1,73 miliar pengguna aktif harian di bulan Maret. Hal ini berdasarkan laporan kuartal Facebook di tahun 2020.
Angka ini naik 1,66 miliar dari kuartal sebelumnya, yang mana ini adalah lonjakan sangat fantastis.
Di seluruh 'keluarga' aplikasinya yang mencakup Facebook, Instagram, Messenger, dan WhatsApp, pengguna aktif harian juga naik menjadi 2,36 miliar. Selain itu, untuk pertama kalinya, aktivitas bulanannya melonjak hingga 3 miliar.
Meski jumlah penguna naik pesat, Facebook melaporkan bahwa terdapat "penurunan signifikan dalam permintaan iklan." Facebook sendiri sempat mengklaim bahwa pendapatan iklan akan terpukul meski penggunaan internet secara keseluruhan melonjak pesat.
"Bisnis kami telah terkena dampak pandemi COVID-19 dan seperti semua perusahaan, kami menghadapi periode ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam prospek bisnis kami," tulis Facebook dalam pernyataannya.
Namun meski dengan dampak negatif Covid-19, pendapatan Facebook masih aik 18 persen dari kuartal yang sama tahun lalu. Pendapatannya tumbuh menjadi USD 17,7 miliar.
(mdk/idc)