TNI AD Tindak Tegas Prajurit yang Bentrok dengan Pengiring Jenazah Pakai Knalpot Brong di Manado
Kristomei memastikan pihaknya akan mengambil langkah tegas kepada prajurit yang terbukti bersalah terlibat pengeroyokan.
Kristomei belum mengatakan apakah sejauh ini sudah ada prajurit TNI yang diperiksa.
TNI AD Tindak Tegas Prajurit yang Bentrok dengan Pengiring Jenazah Pakai Knalpot Brong di Manado
TNI Angkatan Darat (AD) memastikan akan menindak tegas siapapun prajurit yang diduga melakukan penganiayaan saat insiden pengeroyokan pengiring jenazah di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
"Sudah menjadi komitmen TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku,” kata Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi saat dikonfirmasi, Sabtu (6/1).
Bahkan, Kristomei memastikan pihaknya akan mengambil langkah tegas kepada prajurit yang terbukti bersalah terlibat pengeroyokan. Yaitu menjatuhkan sesuai aturan yang berlaku.
"Siapapun oknum anggota yang terbukti bersalah tentu akan diambil langkah dan tindakan tegas sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," kata Kristomei.
Namun demikian, Kristomei belum mengatakan apakah sejauh ini sudah ada prajurit TNI yang ditangkap maupun diperiksa soal penganiayaan tersebut. Pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan oleh Kodam XIII/Merdeka.
"Kita tunggu ya," singkatnya.
Sebelumnya, video viral merekam kejadian bentrokan antara Prajurit TNI dengan warga yang merupakan pengiring jenazah di depan Kantor Kodam XIII/Merdeka di Jalan Teling Atas, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat (5/1).
Dalam video diunggah akun @infokomando.official nampak sejumlah prajurit TNI dan warga ingin memukul hingga menendang salah satu pemotor. Namun turut dipisahkan oleh Prajurit TNI yang lain, agar segera mengamankan orang berbaju hitam tersebut.
Terkait itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Kristomei Sianturi pun membenarkan adanya peristiwa itu. Ternyata disulut, akibat kegaduhan rombongan pengantar jenazah memakai knalpot ‘brong’ sehingga mengeluarkan suara bising.
"Keramaian tersebut ditimbulkan adanya iring-iringan Jenazah salah satu warga masyarakat yang menimbulkan kegaduhan akibat knalpot brong dan kemacetan. Sehingga memancing emosi warga sepanjang jalan dan muncul bentrok kecil antar warga," kata Kristomei dalam keterangannya, Sabtu (6/1).
Kronologi kejadian bermula saat, pengiring jenazah berangkat dari rumah duka dengan mengawal ambulans menuju Taman Pemakaman Umum (TPU) Teling Atas sambil didampingi Babinsa dan Babinkamtibmas sekira pukul 14.00 WITA.
Padahal, Kristomei mengtaakan kala itu para pengiring jenazah sudah diberikan imbauan agar tidak membuat kegaduhan selama rute perjalanan. Namun, sekitar
pukul 15.30 WITA, saat para pelayat melewati pintu 2 Makodam, sebagian pelayat diduga mabuk nampak tidak
imbauan tersebut.
"Rombongan iring-iringan jenazah tersebut justru semakin melakukan kebisingan dengan menggeber-geber gas sepeda motor knalpot brong. Sehingga warga setempat yang melihat kejadian itu merasa terganggu dengan iring-iringan tersebut spontan turun ke jalan dan mengadang rombongan sehingga terlibat bentrok," ucapnya.
Kristomei menyebut anggota Kodam XIII/Merdeka yang melihat keributan dari dalam Makodam langsung ke luar untuk melerai.
"Namun justru mendapat provokasi knalpot brong dari rombongan pengiring, sehingga kembali terjadi bentrokan antara anggota Kodam XIII yang dibantu warga setempat dengan rombongan pengiring," jelasnya.