Pengguna WhatsApp Hati-hati, Mark Zuckerberg Bilang Lembaga-lembaga ini Bisa Tahu Isi Chat Orang
Mark Zuckerberg mengungkap bahwa meski pesan WhatsApp terenkripsi, akses fisik ke perangkat memungkinkan lembaga tertentu membaca isi pesan secara langsung.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengungkap bahwa meskipun WhatsApp dilengkapi dengan enkripsi end-to-end, keamanan ini tidak melindungi dari akses fisik ke perangkat pengguna.
Dikutip dari RussiaToday, Selasa (14/1), dalam wawancara di Joe Rogan Experience Podcast, Zuckerberg menjelaskan bagaimana badan-badan seperti CIA dan NSA dapat membaca pesan dengan meretas perangkat, melewati enkripsi platform.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Apa saja jenis-jenis penipuan yang sering terjadi di WhatsApp? Menurut Pratama, penipuan melalui WA memang sudah sangat banyak jenisnya, mulai dari pengiriman malware dengan file apk disamarkan sebagai laporan kurir atau undangan pernikahan hingga phising.
-
Di mana fitur ini ditemukan dalam pembaruan WhatsApp? Menurut laporan, fitur ini berada dalam pembaruan terbaru WhatsApp beta untuk Android (versi 2.23.25.19).
-
Siapa yang sering menggunakan grup WhatsApp? Melalui aplikasi tersebut, kita bisa melakukan telepon, chatting hingga video call secara pribadi maupun grup.
-
Siapa yang biasanya menjadi korban penipuan WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban.
Zuckerberg menegaskan bahwa enkripsi WhatsApp pada dasarnya melindungi pesan dari pengintaian langsung oleh Meta maupun pihak luar melalui server mereka.
Namun, jika perangkat pengguna diakses secara fisik, enkripsi tidak lagi berguna. Ia merujuk pada penggunaan spyware seperti Pegasus, buatan perusahaan Israel, NSO Group, yang dirancang untuk memata-matai perangkat tanpa sepengetahuan pemiliknya.
“Jika perangkat Anda diretas, isi pesan dapat dilihat secara langsung, meskipun terenkripsi,” ujar Zuckerberg.
Fitur Disappearing Messages
Untuk mengatasi risiko ini, Meta menciptakan fitur disappearing messages yang memungkinkan pesan terhapus secara otomatis dalam jangka waktu tertentu. Fitur ini dirancang untuk menjaga privasi bahkan jika perangkat telah dikompromikan.
“Dengan pesan yang terenkripsi dan menghilang, ini adalah standar keamanan yang cukup baik,” tambah Zuckerberg.
- Mark Zuckerberg Ramalkan 10 Tahun Lagi Barang yang Sering Dibawa Orang Kemana-mana ini Tak Lagi Diperlukan
- Mark Zuckerberg Punya Peternakan, Ini Menu Mewah Pakan Sapinya
- Fitur Baru WhatsApp: Bisa Bikin Undangan dan Balasan di Grup
- Mark Zuckerberg Lega Jumlah Pengguna Instagram Lebih Banyak dari TikTok
Pernyataan ini muncul di tengah perdebatan global tentang privasi digital. Meski enkripsi end-to-end diapresiasi, badan seperti FBI dan CIA berpendapat bahwa teknologi ini menghambat investigasi terhadap kejahatan dan terorisme.
Dokumen pelatihan FBI 2021 menunjukkan bahwa badan tersebut memiliki akses terbatas ke pesan dari layanan seperti WhatsApp dan iMessage, tetapi sulit menembus platform seperti Signal dan Telegram.
Dengan demikian, pengguna WhatsApp di Indonesia pun mesti hati-hati. Bila mengutip data Social App Report 2023, pengguna WA di Indonesia berada di urutan ketiga dengan 112 juta pemakai. Diawali India kemudian Brazil.