PesanLab, layanan pemesanan tes laboratorium lewat online
Sederhananya, PesanLab ini seperti 'market place' yang menyediakan layanan diagnostik kepada pasien.
Pernah mendengar layanan aplikasi PesanLab? Nama perusahaan rintisan teknologi yang fokus pada layanan tes laboratorium dan medical check up ini memang belum begitu familiar. Maklum masih baru dan mulai pada Januari 2016. Aplikasi PesanLab ini memudahkan pasien untuk melakukan orderan pemeriksaan medical check up ringan seperti cek gula darah maupun kolesterol. Sederhananya, PesanLab ini seperti 'market place' yang menyediakan layanan diagnostik kepada pasien.
"Untuk melakukan tes diagnostik, pelayanannya ada dua. Pertama, pasien bisa datang langsung ke laboratorium klinik yang kami ajak kerja sama. Kedua, petugas dari laboratorium klinik tersebut akan datang ke tempat pasien berada dan mengambil sample darah kemudian hasilnya online," ujar founder sekaligus CEO PesanLab Dimas Prasetyo saat berbincang-bincang dengan Merdeka.com di kantornya, Jakarta, Senin (22/08).
Dikatakannya, saat ini sudah ada kurang lebih sembilan laboratorium klinik besar yang telah bekerja sama dengan PesanLab, seperti Prodia, Kimia Farma, BioTest, Parahita, PathLab, dan lain sebagainya. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan juga akan menggandeng rumah sakit yang memiliki rekam jejak bagus. Di tahap awal ini, layanan mereka baru beroperasi di wilayah Jabodetabek dan sampai akhir tahun akan menyasar ke lima kota besar di Indonesia.
Meski baru, berdasarkan data yang dimilikinya selama tiga bulan terakhir, sudah ada 500 jenis pemeriksaan dan lebih dari 100 konsumen yang menggunakan layanannya dengan total nilai transaksi mencapai Rp 200 juta. Dia pun optimis jika hingga akhir tahun ini bisa menargetkan 5.000 konsumen yang akan menggunakan layanannya.
Selain telah bekerja sama dengan laboratorim klinik besar, diakuinya juga saat ini aplikasi PesanLab sudah bekerja sama dengan Halodoc. Halodoc merupakan aplikasi kesehatan yang menghubungkan pengguna dengan dokter melalui chat, video call dan voice call. Untuk layanan PesanLab sendiri belum memiliki aplikasi mobile.
"Saat ini masih menggunakan website dan kemungkinan dalam tiga bulan ke depan aplikasi kami sudah tersedia di Android maupun iOS," tuturnya.
Mencari Investor
Menurut Dimas, sejak beberapa bulan yang lalu pihaknya telah mendapatkan seed funding dari investor. Investasi ini digunakannya untuk mengembangkan dan menyempurnakan platform PesanLab. Namun, ia enggan membeberkan detail siapa investor di balik layanan teknologi yang dia ciptakan. Hanya saja, dia memberikan bocoran jika investornya sama dengan salah satu investor yang mendanai Halodoc.
"Investornya dari dalam negeri," katanya sambil tertawa.
Untuk mempercepat penetrasi pasar, Dimas mengakui saat ini tengah mencari pendanaan baru. Beberapa investor baik dalam maupun luar negeri telah ditemuinya untuk melakukan penjajakan. Sayang, Dimas masih menutup rapat-rapat siapa investor yang telah ditemuinya.
"Sudah ada beberapa di antaranya," jelasnya.
Ke depan, Dimas dan tim memiliki ambisi jika layanannya sudah bisa beroperasi secara nasional, mereka ingin mengambil 10 persen dari total market share sektor diagnostik yang ada.
Baca juga:
Promosikan OTT Nasional tak cukup sebar SMS
Enam tantangan perusahaan transisi ke arah digital
Go-Jek dan Grab bersaing ketat, pemain baru tak bisa bergerak
Go-Jek luncurkan kampanye kemerdekaan, ajak masyarakat berkontribusi
TKDN jadi angin segar pengembang aplikasi lokal
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Apa tujuan TelkomGroup dalam mendukung pendanaan startup nasional? Selain bertujuan menciptakan sinergi yang kuat, seluruh dana kelolaan MDI yang ditanamkan, termasuk Merah Putih Fund, berorientasi pada kerja sama yang saling menguntungkan antara startup yang berada di bawah naungan MDI dengan TelkomGroup, BUMN, dan perusahaan swasta lainnya,” ungkap Donald.
-
Kenapa TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Merah Putih Fund, yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dengan menggandeng kelima CVC BUMN yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, disiapkan untuk menstimulasi gairah pertumbuhan startup nasional di tengah tech winter yang masih berlangsung saat ini.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.