Ponsel Pejabat Pemerintah Kena Target Spyware, Bagaimana Cara Kerjanya?
Reuters melaporkan lebih dari belasan pejabat pemerintah Indonesia dan militer menjadi target serangan spyware buatan Israel tahun lalu. Mereka yang menerima surel dari Apple Inc pada November 2021 yang memberi tahu bahwa Apple meyakini sejumlah pejabat RI menjadi "target serangan pelaku yang didukung negara".
Reuters melaporkan lebih dari belasan pejabat pemerintah Indonesia dan militer menjadi target serangan spyware buatan Israel tahun lalu. Mereka yang menerima surel dari Apple Inc pada November 2021 yang memberi tahu bahwa Apple meyakini sejumlah pejabat RI menjadi "target serangan pelaku yang didukung negara".
Apple dan ahli keamanan mengatakan serangan spyware itu menggunakan ForcedEntry, perangkat lunak canggih yang dipakai oleh vendor pemantau siber Israel NSO Group untuk membantu intelijen asing mengendalikan dan menguasai ponsel iPhone dari jarak jauh dan tidak terlihat.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk mengakses data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password).
-
Kenapa hacker bisa mengakses data penumpang di pesawat? Ketika berada di dalam pesawat, terutama pada masa kini, akses internet dapat dilakukan dengan melakukan sambungan internet ke Wifi yang disediakan oleh pesawat. Kemudahan internet yang diberikan oleh pihak pesawat tersebut tidak serta-merta membuat penumpang dapat menggunakan internet pesawat tanpa perhatian khusus. Wifi pesawat, khsuusnya yang bisa diakses secara gratis, merupakan koneksi internet publik yang memiliki risiko lebih tinggi diserang oleh hacker atau peretas.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa yang diminta oleh hacker dalam serangan ransomware di Server Pusat Data Nasional (PDN) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi membenarkan adanya serangan ransomware pada server Pusat Data Nasional (PDN). Bahkan, kata dia, pelaku meminta tebusan senilai USD 8 juta. "Iya, menurut tim (minta tebusan) USD 8 juta," kata Budi Arie kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6).
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
Namun, NSO Group membantah tudingan tersebut. Di sisi lain, ada juga perusahaan siber Israel lainnya bernama QuaDream. Perusahaan ini juga mengembangkan perangkat peretas yang mirip.
Lantas, bagaimana kerja spyware itu?
Menurut Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom, model kerjanya adalah ketika ForcedEntry masuk dalam sistem, mereka akan mengeksploitasi celah keamanan iOS. Celah keamanan ini akan didapatkan jika pengguna iPhone tak memperbaharui sistemnya.
"Jadi kalau ada yang menggunakan iOS yang tidak update atau tidak disiplin memperbaharui iOSnya, maka ia menjadi sasaran empuk ForcedEntry," ungkap Alfons kepada Merdeka.com melalui pesan singkat, Jumat (30/9).
Lebih canggihnya, melalui ForcedEntry penjahat siber tak perlu harus menipu korbannya untuk melakukan klik apapun. Dia akan dengan mudah bisa mendapatkan akses atas perangkat korban hanya menggunakan perangkat lunak itu.
"Penjahat siber hanya perlu mengetahui nomor telepon target dan mengetahui user Apple Idnya. Itu sudah cukup baginya untuk masuk mengeksploitasi celah keamanan. Serangan bisa dilakukan dari iMessage," kata dia.
Oleh sebab itu, jika pejabat pemerintah atau militer yang ditargetkan, tentu ini akan membahayakan. Sebab, keduanya merupakan pejabat strategis yang memiliki informasi-informasi yang berharga.
"Pejabat itu high profile target. Banyak informasi strategis ada di tangan mereka," ungkapnya.
(mdk/faz)