Pemerintah AS soal Keamanan Siber Jelang Pilpres 2024: Hacker Sehebat Apapun Tak Bisa Tembus Sistem Kami
Sistem keamanan siber pemilu AS tahun ini diyakini akan lebih tangguh dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Kepala Badan Keamanan Siber Nasional Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa tidak ada campur tangan dari pihak asing yang dapat memengaruhi hasil pemilu 2024. Pernyataan ini disampaikan menjelang sebulan sebelum hari pemilihan umum di AS.
Ia merasa yakin karena pejabat pemilu di tingkat negara bagian dan lokal telah memperkuat pengamanan dalam proses pemungutan suara, penghitungan suara, serta infrastruktur pemilu lainnya.
-
Kenapa Tim Hukum AMIN khawatir dengan Pilpres 2024? Tim Hukum Nasional (THN) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Ari Yusuf Amir menilai, kontestasi Pilpres 2024 berpotensi menimbulkan ketegangan sosial di tengah masyarakat. Khususnya antara kelompok pendukung pasangan calon di daerah.
-
Apa yang dikhawatirkan Tim Hukum AMIN soal Pilpres 2024? “Jangan ada intervensi kekuasaan dalam penyelenggaraan Pilpres yang ditujukan untuk memenangkan paslon tertentu. Jika itu dilakukan, maka keutuhan bangsa menjadi terancam dan potensi konflik di tengah masyarakat bisa terjadi,“ ujar Ari, Jumat (15/12).
-
Siapa yang akan menentukan pemenang Pilpres 2024? Kerja dua mesin politik non-parpol inilah yang akan berperan besar menentukan siapa pemenang Pilpres 2024.
-
Kapan Pilpres 2024? Lalu apakah pemilu tahun 2024 ini membuat sejarah baru atau akan meneruskan tradisi lama bahwa the next presiden tahun lahirnya tak pernah lebih tua dari presiden sebelumnya.
-
Bagaimana PPS Pilkada 2024 menjamin suara pemilih? Melalui tugas-tugas ini, PPS berperan penting dalam menjamin transparansi dan integritas hasil pemilihan, serta memastikan setiap suara pemilih dihitung dengan adil.
-
Bagaimana cara Pilkada 2024 dijalankan? Pilkada 2024 akan dilakukan serentak dan diikuti oleh 37 provinsi di Indonesia.
Diharapkan, Rusia, Iran, atau musuh asing lainnya tidak dapat mengganggu hasil pemilu tersebut.
"Aktor jahat, bahkan jika mereka mencoba, tidak akan mampu memberikan dampak signifikan yang dapat mempengaruhi hasil pemilu," ungkap Jen Easterly, direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS, dalam wawancara dengan AP, seperti yang dilaporkan oleh VOA Indonesia, Jumat (4/10).
Keyakinan Easterly terhadap proses pemilu ini disampaikan di tengah peringatan dari pejabat intelijen mengenai meningkatnya upaya dari musuh asing untuk memengaruhi pemilih, memperburuk perpecahan partisan, dan merusak kepercayaan terhadap pemilu AS.
Pernyataannya bertentangan dengan keraguan yang dirasakan oleh jutaan warga AS, terutama para pendukung Partai Republik, sejak pemilihan presiden AS 2020, ketika mantan Presiden Donald Trump menolak untuk mengakui kekalahannya.
Sejak saat itu, ia terus mengulang klaim adanya kecurangan pemilu, yang dijadikannya sebagai alasan untuk menyatakan bahwa pemilu telah dicuri darinya jika ia kalah lagi dalam pemilihan presiden yang akan datang pada bulan November.
Pasang Badan
Easterly membahas sejumlah isu yang berkaitan dengan pemilu, termasuk masalah disinformasi, interaksinya dengan platform media sosial, serta ancaman yang terus-menerus dihadapi oleh petugas pemilu, terutama setelah pengiriman surat suara kepada pemilih dan dimulainya pemungutan suara awal di beberapa negara bagian.
Easterly menekankan kesiapan petugas pemilu dalam menghadapi situasi darurat, kesalahan yang mungkin terjadi, serta serangan, dan betapa besar motivasi mereka untuk melindungi hak suara warga negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, pejabat pemilu telah berupaya memperkuat pertahanan keamanan siber di seluruh sistem pemungutan suara nasional, dengan menerapkan berbagai prosedur mulai dari pengendalian akses hingga pengujian rutin untuk mendeteksi potensi kerentanan.
Mereka juga melakukan pengujian terhadap peralatan pemungutan suara sebelum setiap pemilihan untuk memastikan bahwa mesin-mesin tersebut berfungsi dengan baik.
Pengawasan Menjadi Lebih Ketat
Easterly menguraikan tentang lapisan keamanan dan transparansi, seperti penggunaan surat suara fisik di lebih dari 97 persen wilayah pemungutan suara, sebagai langkah perlindungan yang akan membantu memastikan keakuratan hasil penghitungan suara.
"Akan ada kemungkinan kesalahan. Mungkin juga akan ada badai lain. Ada kemungkinan serangan ransomware atau serangan penolakan layanan terdistribusi," katanya.
"Gangguan-gangguan ini mungkin akan berdampak, tetapi tidak akan memengaruhi kemampuan untuk mencatat dan menghitung suara pemilih," tambah dia.
Dalam beberapa bulan terakhir, pejabat AS telah meluangkan waktu untuk memberikan peringatan dengan mengajukan dakwaan pidana, menerapkan sanksi, dan mengeluarkan imbauan terbuka bahwa musuh-musuh asing tengah meningkatkan usaha mereka untuk memengaruhi pemilih dalam pemilihan presiden AS.