SBY dan sejumlah menteri sudah 4 tahun disadap Australia
Hal ini diungkapkan langsung oleh pakar digital forensik Ruby Alamsyah
Kabar mengejutkan disampaikan pakar digital forensik Ruby Alamsyah, bahwa Presiden SBY dan para menteri sudah disadap pihak Australia sejak empat tahun yang lalu.
"Saya sudah ngomong di mana-mana dan memberikan penjelasan ke sejumlah instansi sejak 2009. Ini sebenarnya isu lama, cuma dokumennya baru terungkap sekarang oleh sejumlah media Inggris," ujarnya kepada merdeka.com, Senin (18/11).
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Apa yang SBY lukis di Pestapora? Di depan kerumunan penonton yang telah memenuhi lokasi, SBY menciptakan lukisan pemandangan Gunung Lawu, yang berada di Jawa Tengah dan berbatasan dengan Ponorogo.
Menurut dia, parahnya intelijen Indonesia yang baru tahu kalau disadap setelah empat tahun berlalu. Namun, Ruby belum menjelaskan secara detail mengenai metode penyadapan. "Nanti saya call lagi," ujarnya.
Sementara itu, Menpora Roy Suryo yang juga pengamat multimedia mengatakan masalah isu penyadapan sudah lama beredar.
"Bukankah semua negara sudah tahu bahwa kehadiran Kedubes yang biasanya di atapnya bertebaran berbagai antena adalah memang sarana untuk melakukan monitoringer," ungkapnya secara tertulis.
Menurut Roy, meski praktik pengawasan (monitoring) adalah keniscayaan yang mesti selalu bisa terjadi. Walau sudah dipakai teknologi enkripsi atau persandian secanggih apapun, dan selama semua komunikasi tersebut masih ditransmisikan melalui ranah publik atau jejaring yang bisa diakses oleh teknologi buatan manusia, maka tetap akan bisa dimonitor pihak lain dengan menggunakan teknologi setara.
Sebelumnya,Citizen Lab menemukan FinFisher pada jaringan protocol internet milik Telkom dan Biznet namun belum merupakan bukti bahwa Indonesia telah mengoperasikan Fin Fisher.
FinFisher atau dikenal juga dengan FinSpy, adalah perangkat lunak pengintai yang dipasarkan oleh Gamma International, sebuah perusahaan software dengan Gamma cabang International Ltd yang berbasis di Inggris di Andover, Inggris.
Gamma International adalah anak perusahaan dari Grup Gamma, yang mengkhususkan diri dalam pengawasan dan pemantauan, termasuk peralatan, perangkat lunak dan pelatihan.
"Citizen Lab justru mengaku ingin menanyakan kepada Indonesia, khususnya Telkom dan Biznet mengapa FinFisher ada di mereka dan untuk apa software tersebut diletakkan di kedua internet service provider (ISP) tersebut," ujar Masashi Crete, Researcher Manager Citizen Lab.
Masashi mengungkapkan FinFisher tersebut bisa diletakkan oleh pihak Indonesia sendiri, juga bisa oleh pihak luar negeri tanpa sepengetahuan Biznet dan Telkom.
(mdk/dzm)