Schneider Electric Punya Teknologi AI yang Bisa Dukung Infrastruktur Data Center
Artificial Intelligence saat ini sedang marak. Dari sisi entreprise pun tak ketinggalan.
Artificial Intelligence saat ini sedang marak. Dari sisi entreprise pun tak ketinggalan.
Schneider Electric Punya Teknologi AI yang Bisa Dukung Infrastruktur Data Center
Solusi yang ditampilkan mencakup Liquid Cooling, SM AirSetTM, dan Galaxy VL UPS, dan EcoStruxureTM for Data Center – yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, ketahanan, keandalan dan mendukung pemenuhan tanggung jawab penyedia data center dan colocation dalam upaya dekarbonisasi dan sustainability.
“Disrupsi Artifical Intelligence (AI) di data center akan memunculkan tantangan baru bagi penyedia data center dan colocation, mulai dari lonjakan daya yang lebih besar dari sebelumnya. Infrastruktur data center perlu mengakomodasi kebutuhan data center masa depan yang harus semakin efisien, fleksibel, tangguh dan sustainable,” ujar Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste dalam keterangannya, Jumat (17/5).
Dalam White Paper berjudul “The AI Disruption: Challenges and Guidance for Data Center Design”, Schneider Electric memperkirakan kontribusi beban kerja Artificial Intelligence (AI) terhadap total konsumsi energi data center akan mencapai 15% hingga 20% pada tahun 2028.
Selain itu, beban kerja AI diperkirakan akan terus beroperasi pada densitas yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan tantangan dalam desain manajemen daya, pendinginan, rak, perangkat lunak dan kapasitas back-up power di data center.
Otomasi yang didorong oleh AI dalam manajemen data center, memungkinkan penyedia data center dan colocation mengotomatisasi tugas-tugas rutin, mengurangi beban kerja manual, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
Misalnya, pemeliharaan sistem server, analisa prediktif terhadap kinerja dan pemantauan sistem dapat ditangani oleh AI.
Sementara itu, komponen seperti sistem pendinginan, back-up power, switchgear juga menjadi krusial dalam memastikan keamanan, keandalan dan ketangguhan operasional data center.
Sistem pendinginan harus siap mengatasi risiko overheating pada server akibat peningkatan beban kerja.
Liquid cooling menjadi solusi yang tepat untuk mendinginkan klaster AI yang memerlukan lebih dari 20 kW per rak, di mana air cooling tidak cukup efektif.
Switchgear dan back-up power juga perlu memiliki kecepatan, kapasitas daya dan kemampuan prediktif yang dapat mengakomodasi kebutuhan data center masa depan.