Selain Omar A, Ini Daftar Hacker Mengaku Asal Palestina Pernah Gegerkan Dunia
Berikut beberapa nama hacker yang pernah muncul dan mengklaim berasal dari Palestina.
Berikut beberapa nama hacker yang pernah muncul dan mengklaim berasal dari Palestina.
Selain Omar A, Ini Daftar Hacker Mengaku Asal Palestina Pernah Gegerkan Dunia
Perang Israel-Palestina bisa dibilang masih memanas hingga kini, bahkan gencatan senjata dan berbagai kekerasan yang dilakukan oleh zionis terhadap Palestina masih terus dilakukan.
Berbagai aksi pembelaan telah dilakukan oleh Palestina untuk mempertahankan tanah airnya, mulai dari gerakan militer, pertahanan dan keamanan, hingga aksi siber pun dilakukan oleh mereka.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
Meskipun di Palestina sempat memiliki kendala jaringan internet dan komunikasi yang sering kali mengalami gangguan, ataupun pemutusan akses, namun hal ini bukan menjadi hambatan bagi mereka untuk melakukan aktivitas siber. Bahkan, mereka bisa melakukan hacking di tengah-tengah terjadinya perang.
Hacking ini dilakukan oleh beberapa orang mulai dari individu hingga kelompok dengan berbagai tujuan tertentu, berikut deretan hacker asal Palestina yang berhasil menjebol pertahanan siber Israel.
Omar A.
Omar merupakan seorang hacker jenius asal Palestina yang berhasil mengacaukan Iron Dome Israel dengan menggunakan software yang ia kembangkan melalui android.
Karena kejeniusannya dalam meretas sistem pertahanan udara milik Israel, Omar kemudian menjadi buruan tim Mossad. Ia sempat disekap oleh mereka ketika Omar berhasil ditemui di Malaysia. Beruntungnya Organisasi Intelijen Turki (MIT), berhasil menyelamatkannya.
Hamza Bendelladj
Hamza merupakan seorang lulusan ilmu komputer Aljazair yang berhasil membobol uang dari lebih 200 bank dan lembaga keuangan di Amerika.
- Hamza Bendelladj, Hacker yang Klaim Bobol Ratusan Bank untuk Donasi ke Palestina Justru Hidup Foya-Foya
- Sosok Omar A, Hacker Palestina Pembobol Iron Dome Israel Diculik Agen Mossad di Malaysia Diselamatkan Intelijen Turki
- Sopir Kereta Bawah Tanah Inggris Dipecat karena Teriakkan Yel "Bebaskan Palestina"
- Bela Palestina, Hacker Rusia Retas Situs Pemerintah Israel
Tindakannya ini dia lakukan dengan cara menyebarkan trojan horse perbankan yang bernama SpyEye ke lebih dari 1,4 juta komputer di AS dan negara lain.
Akibat dari tindakan yang ia lakukan, Hamza kemudian dijuluki sebagai Robin Hood modern, sebab uang yang dihasilkan dari peretasan terhadap bank dan lembaga keuangan tidak ia gunakan untuk kepentingan pribadi, melainkan diberikan kepada badan amal Palestina.
Namun, karena tindakannya ini masuk kedalam kategori kejahatan dunia maya, maka ia ditangkap dan akan dijatuhi hukuman di pengadilan Georgia AS.
Mengutip Aljazeera, Hamza telah mengaku bersalah dalam kasus ini dan akan menghadapi penjara kurang lebih 65 tahun, dan denda hingga 14 juta dollar AS.
Storm-1133
Storm-133 merupakan kelompok hacker yang berbasis di Gaza, Palestina. Berbeda dengan yang lainnya, kelompok ini lebih berfokus kepada aktivitas mata-mata terhadap pemerintahan Israel.
Uniknya, kelompok hacker ini memiliki 2 modus hacking yang dilakukan, yaitu membuat sistem backdoor, agar dapat melakukan pembaharuan C2 (Command dan Control) yang dihosting dalam Google drive.
Selain dengan cara tersebut, Storm-1133 juga melakukan penyamaran melalui akun perusahaan, seperti menyamar jadi HRD atau developer asal Israel di LinkedIn yang digunakan untuk menyebarkan pesan phishing.