Situs jejaring sosial pun juga dapat angkat reputasi politisi
Hal itu dikarenakan sekarang ini situs-situs jejaring sosial sudah menjadi sarana publisitas potensial bagi politisi.
Seiring dengan perkembangan zaman, mau tidak mau segala hal nampaknya harus mengikutinya. Hal itu juga termasuk dalam hal politik serta perkembangan dan penggunaan jejaring sosial.
Menurut salah seorang pengamat politik sosial dari Universitas Indonesia Devi Rachmawati, reputasi seorang politisi juga dapat terbantu naik dengan menggunakan situs-situs jejaring sosial seperti Facebook atau juga Twitter.
"Bahkan seorang Barack Obama pun sangat peduli dengan jejaring sosial. Situs-situs sosial media itu, saat ini jadi reklame baru bagi para politisi," ujar Devi di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (13/03).
Dia menambahkan anak muda yang mencapai 60 juta jiwa di Tanah Air, aktif dalam menggunakan situs jejaring sosial.
"Situs jejaring sosial sangat efektif dalam menjaring suara dari kaum muda," tambahnya.
Media seperti televisi dan koran kalah dibandingkan situs jejaring sosial dalam hal kecepatan. Selain itu, saat ini cenderung pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang mendekatkan diri pada rakyat.
Sementara Direktur Utama lembaga riset Katapedia Deddy Rahman mengatakan perkembangan sosial media saat ini sangat cepat. Hal itu menyebabkan banyak caleg yang melakukan kampanye secara visual di sosial media.
"Melalui situs jejaring sosial, kita menjadi tahu apa yang diperbincangkan oleh kelas menengah dan anak muda," kata Deddy.
Hasil survei lembaga riset Katapedia yang dilakukan 8 Januari hingga 8 Februari 2014, menempatkan Farhat Abbas sebagai capres terpopuler 23,85 persen, mengalahkan Jokowi yang menempati posisi kedua dengan 16,4 persen.
Menurut dia, kriteria capres idaman yakni kuat sebanyak 18,6 persen, muda sebanyak 13,93 persen, merakyat sebanyak 13,12 persen, berani sebanyak 9,75 persen, antikorupsi sebanyak 4,13 persen, dan lainnya.
"Capres kuat, muda, dan merakyat yang paling diidamkan masyarakat," katanya.
Popularitas partai yang banyak diperbincangkan di Twitter yakni PPP sebanyak 25,58 persen, PKS sebanyak 20,73 persen, Demokrat 14,57 persen, PDIP 10,17 persen, dan Golkar 9,75 persen.
Sementara jumlah perbincangan politik di jejaring sosial Facebook sepanjang 8 Januari hingga 8 Februari paling banyak mengenai capres yakni 65,8 persen, caleg 31,35 persen dan parpol 31,097 persen.