Startup ini menjual hasil ikan laut melalui digital
Startup ini menjual hasil ikan laut melalui digital. Demi memaksimalkan potensi dan mensejahterakan para nelayan, marketplace untuk jual beli ikan dan hasil laut secara online, PasarLaut.com yang merupakan hasil binaan Indigo Creative Nation (ICN) tahun 2015, memberikan solusi cerdas terhadap persoalan jual beli ikan.
Sebagai negara maritim potensi Indonesia tak perlu diragukan lagi. Demi memaksimalkan potensi dan mensejahterakan para nelayan, sentuhan teknologi mutlak diperlukan. Seperti halnya market place untuk jual beli ikan dan hasil laut secara online, PasarLaut.com. Startup hasil binaan Indigo Creative Nation (ICN) tahun 2015, memberikan solusi cerdas terhadap persoalan saat ini.
CEO Aruna Indonesia – perusahaan yang memayungi PasarLaut.com, Farid Naufal Aslam, bercerita saat awal mula membuat startup ini. Diceritakannya, saat itu dia hanya sekadar iseng-iseng membuat platform tersebut tanpa memikirkan target dan model bisnisnya. Hasil keisengannya itu, ternyata membawanya masuk dalam ICN sekaligus mendapatkan mentoring dari praktisi berpengalaman. Alhasil, pikirannya pun terbuka bahwa platform yang ia buat dapat bermanfaat untuk orang lain.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana cara IndiBiz mendorong digitalisasi pendidikan? Indibiz, ekosistem solusi digital dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen mendorong digitalisasi pendidikan salah satunya melalui penyelenggaraan Indonesia Digital Learning (IDL).
-
Di mana Sule mengungkapkan keinginannya untuk fokus membangun perusahaan digital? Dalam sebuah wawancara dengan Onadio Leonardo di kanal YouTube The Leonardo's, Sule mengungkapkan keinginannya untuk membesarkan perusahaan digital miliknya.
"Setelah ikut ICN, dengan banyak mentor berpengalaman di sana, kami makin mampu mengembangkan layanan. Saat ini sedang persiapan rilis versi terbaru dari pasarlaut.com. Selain tentunya, kami bisa terus memperluas jejaring seperti saat ikut pembukaan Dilo Aceh kemarin," katanya melalui keterangan resmi, Senin (10/10).
Menurut Farid, proses inkubasi selain membuat pihaknya menerima suntikan modal dari ICN Rp120 juta, juga membuat dirinya mampu membuat ETTI yakni sistem pelelangan ikan secara digital. Secara garis besar, produk Aruna saat ini bahkan sudah tersedia tiga buah. Yakni Integrated Fishery Management (Sistem aplikasi terintegrasi pengelolaan bisnis perikanan),Fishery Online Trading (Data sektor perikanan real time dan handal), dan Fishery Data Intelligent (Inovasi sistem perdagangan ikan dan hasil laut secara daring).
"Dari ketiganya, kami sudah punya klien ETTI dengan KUD Nelayan Mina Laksana Mukti pada 22 Agustus 2016 lalu dengan disaksikan Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata. Di bawah Mina, ada 40 koperasi nelayan, dengan tujuh di antaranya sudah terapkan sistem pelelangan digital kami," jelasnya.
Selain itu, kerjasama serupa dilakukan dengan sejumlah koperasi nelayan di Subang dan Jabar Selatan. Di luar Jawa, kerjasama dilakukan dengan koperasi nelayan di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Nilai transaksinya belum muncul karena implementasi belum lama dilakukan. Selain Pangandaran, mereka juga sudah pernah bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan dalam proses negoisasi.
Sementara, menurut Ery Punta Hendraswara, Managing Director ICN, pihaknya sedari awal bukan sekedar mencari usaha rintisan digital untuk kemudian sekedar dikompetisikan seperti banyak terjadi belakangan ini. Namun lebih dari itu, ada proses binaan dan akselerasi secara signifikan.
"Kami ingin para startup menjadi lebih profesional. Bukan sekedar bikin, bukan ikut-ikutan, tapi model dan target bisnisnya memang terukur dan menghasilkan dalam jangka lama," terangnya.
Menurut dia, pihaknya juga melibatkan sejumlah mentor berpengalaman sehingga pengembangan produk startup terjadi secara efektif dan efisien karena diberikan langsung transfer pengetahuan secara konkret.
Baca juga:
Go-Box ekspansi ke enam kota baru di Indonesia
Dua startup binaan Indigo jadi finalis Program Startup Australia
11 Perusahaan wakili Indonesia dalam Kompetisi Startup di Turki
DPR kritik rencana Menkominfo soal aturan pembangunan data center
Pricebook dapatkan pendanaan baru ketiga
Emtek dan Girnar Sediakan US$ 25 Juta untuk Kembangkan Oto.com