Suntik Modal ke Moratelindo, Smartfren Selangkah Susul Telkomsel Gelar Jaringan 5G
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys mengatakan aksi korporasi yang dilakukan perseroan dengan membeli 20 persen saham Moratelindo, merupakan langkah yang strategis. Sebab dengan cara ini, Smartfren akan bersiap menghadirkan jaringan 5G seperti Telkomsel.
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys mengatakan aksi korporasi yang dilakukan perseroan dengan membeli 20 persen saham Moratelindo, merupakan langkah yang strategis. Sebab dengan cara ini, Smartfren akan bersiap menghadirkan jaringan 5G seperti Telkomsel.
"Terkait dengan merger, ini merupakan langkah strategis yang dilakukan Smart Telecom dengan mengakuisisi Moratelindo sebesar 20 persen. Lewat langkah ini, kami yakin bisa memperkuat infrastruktur telekomunikasi melalui proses fiberisasi, sehingga kita semakin siap menghadirkan 5G," ungkap Merza kepada Merdeka.com, Senin (31/5).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk mengumumkan telah menyuntik dana ke PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) melalui anak usahanya PT Smart Telecom sebesar Rp 360 miliar.
Dengan penyertaan modal saham ini, PT Smart Telecom memiliki 20,5 persen saham Moratelindo.
"Dengan jumlah penyertaan modal tersebut, Smart Telecom akan menjadi pemegang saham minoritas, tidak menjadi pemegang saham pengendali, dan tidak menempatkan pengurus di Moratelindo," jelas Direktur Smartfren Telecom Antony Susilo dalam keterangan tertulis, Senin (31/5).
5G Perlu Fiber Optik
Ridwan Effendi, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan untuk menggelar jaringan 5G yang memiliki kualitas bagus, maka dibutuhkan jaringan backbone dari fiber optik, bukan dari microwave.
"Jadi fiberisasi harus dilakukan optimal baik di kota-kota maupun di daerah-daerah," ungkap dia.
Perlu diketahui, 5G dalam teorinya harus mampu menghadirkan peak data rate hingga 20 Gbps atau sekitar 20 kali lebih tinggi dari peak data rate 4G. Kemudian, 5G pun memiliki latensi yang begitu rendah, yaitu 1ms, atau sekitar 10 kali lebih rendah dari 4G.