Tahun 2018 ShopBack rencanakan bangun pusat riset di 2 negara
Tahun 2018 ShopBack rencanakan bangun pusat riset di 2 negara. Perusahaan e-commerce ShopBack bakal mendirikan pusat riset di 2 negara, yakni Taiwan dan Vietnam. Sejauh ini perusahaan yang terkenal dengan cashback-nya ini baru memiliki 1 pusat riset yang bertempat di Singapura.
Perusahaan e-commerce ShopBack berencana membangun pusat riset baru tahun 2018. Tak tanggung-tanggung, mereka bakal mendirikan pusat riset di 2 negara, yakni Taiwan dan Vietnam. Sejauh ini perusahaan yang terkenal dengan cashback-nya ini baru memiliki 1 pusat riset yang bertempat di Singapura.
"Tahun ini sudah aktif. Kami sudah merencanakan lama pusat riset itu. Dari tahun lalu sudah mulai rekruitmen SDM," kata Indra Yonathan, Co-Founder dan Country Head of ShopBack Indonesia saat acara diskusi bersama media di kantornya, kawasan Slipi, Jakarta, Rabu (24/1).
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Bagaimana cara kerja e-commerce dalam mengelola sistem pembayaran? Pada marketplace, sistem pembayaran dan pengiriman sudah diatur hingga tuntas tanpa melibatkan penjual ataupun pembeli. Namun, pada e-commerce tentu saja semuanya harus dijalankan secara independen. Mulai dari sistem pembayaran yang dipilih hingga metode pengiriman yang digunakan.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebuah ulasan produk di e-commerce adalah palsu? Ulasan produk palsu biasanya ditulis dalam bentuk singkat, tidak jelas, dan tidak menjelaskan detail kegunaan produk yang dijual. Hal ini terlihat dari kalimat yang biasa dipakai yaitu “saya akan merekomendasikan” dan “produk ini sangatlah hebat.” Pertanda lain dari ulasan palsu adalah adanya antusiasme yang berlebih dan hiperbola dalam menjelaskan suatu produk yang dibeli. Biasanya hal ini terjadi pada peralatan dapur atau barang elektronik. Selain itu, tanda ulasan palsu lainnya adalah biasanya reviewer ini berasal dari orang yang tidak tinggal di negara tersebut.
-
Apa yang menjadi faktor utama Shopee unggul dalam kepuasan berbelanja online? Keunggulan Shopee dalam tingkat kepuasan, didukung oleh data, dimana Shopee (62%) menjadi pilihan pertama untuk direkomendasikan oleh konsumen kepada kerabat dekatnya, diikuti oleh Tokopedia (46%), TikTok Shop (42%), dan Lazada (36%).
-
Kapan biasanya review palsu sering muncul di platform e-commerce? Menjelang perayaan tertentu biasanya tersedia penawaran khusus atau bahkan diskon besar-besaran. Namun, dalam hal ini biasanya ada beberapa kecurangan yang terjadi di dalamnya, khususnya pada kolom ulasan pembeli.
Nantinya, pusat riset mereka akan difokuskan untuk pengembangan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar di kedua negara itu. Misalnya saja, mulai dari fitur perbandingan harga berdasarkan brand dan perilaku masyarakatnya. Ia juga tak menepis kemungkinan-kemungkinan lain selain pengembangan produk, seperti melakukan riset kecerdasan buatan.
"Bisa saja. Tapi untuk saat ini masih fokus dalam pengembangan produk terlebih dahulu," jelasnya.
Menurut Indra, diharapkan total SDM dari ketiga pusat risetnya itu bisa mencapai kurang dari 100 orang. Terlepas itu, Indra mengakui bahwa pihaknya belum bisa mengembangkan pusat risetnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan SDM-nya sendiri masih belum mumpuni. Terlebih, sektor e-commerce termasuk masih barang baru di negeri ini.
"Di sana sudah banyak tenaga ahli. Sementara di Indonesia, umur e-commerce belum lama. Saat ini mungkin baru saja ada perguruan tinggi yang memiliki mata kuliah e-commerce. Kemudian yang kedua adalah dari sisi technical skill yang sudah matang di negara-negara yang dipilih sebagai pusat riset kami," terangnya.
Masuk Australia
Saat ini ShopBack telah merentangkan sayap bisnisnya di 6 negara, di antaranya Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Taiwan. Tak ingin berhenti di 6 negara saja, ShopBack juga berencana akan masuk ke pasar Australia tahun 2018. Bila ini terjadi, praktis mereka memiliki 7 cabang di 7 negara.
Menurut Indra, Australia dipilih lantaran market di negeri Kanguru itu telah matang. Masyarakat di sana juga telah terbiasa belanja melalui situs e-commerce.
Terbukti, berdasarkan data transaksi yang dimilikinya, jumlah transaksi e-commerce di sana lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
"Berdasarkan data itu 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia," jelasnya.
Baca juga:
Kasus order fiktif, Lazada: sistem keamanan berfungsi baik
Kasus order fiktif Lazada sebesar 22 juta, ini kronologisnya!
Dukung e-commerce, Internet Retailing Expo Indonesia kembali digelar
Ulang tahun ke-4, Hargadunia.com gratiskan ongkir Amerika - Indonesia
Pajak pengusaha UKM online dan offline seragam menjadi 0,5 persen