Target 18 juta pelanggan, Smartfren butuh tambahan frekuensi
Smartfren butuh tambahan frekuensi untuk memberikan layanan optimal kepada pelanggannya yang terus bertambah.
PT Smartfren Telecom Tbk mengungkapkan operator tersebut butuh tambahan frekuensi untuk memberikan layanan optimal kepada pelanggannya yang makin bertambah.
"Sayangnya, penambahan frekuensi sudah tidak mungkin lagi, jadi bisa jadi kami pinjam ke tetangga sebelah," ungkap Presdir Smartfren Merza Fachys kepada wartawan belum lama ini.
Menurut Merza, pihaknya membuka diri untuk berkonsolidasi dengan operator lain, termasuk bila Smart Telecom dipindahkan regulator ke frekuensi milik Smartfren di 800 MHz.
Namun, untuk menuju teknologi Long Term Evolution (LTE), Merza tidak bersedia mengungkapkannya secara detail. Dia juga enggan mengungkapkan bahwa Smartfren sudah melakukan uji coba. Hal ini diduga karena adanya larangan dari pemerintah dan regulator agar operator jangan sesumbar akan menggelar LTE.
"Penataan frekuensinya saja belum beres kok mau ke LTE. KIta akan tetap berjalan di CDMA," kata Merza.
Dia mengatakan Smartfren menargetkan ada tambahan 5-6 juta pelanggan tambahan sehingga pada akhir tahun ini bisa membukukan jumlah pelanggan hingga 18 juta pelanggan.
Pertambahan jumlah pelanggan, ditambah dengan gencarnya Smartfren menjual Andromax yang berarti full layanan data, maka tentunya kapasitas frekuensi Smartfren terancam, dan malah bisa tumbang. Regulator mewacanakan akan menata pita frekuensi 800 MHz agar bisa optimal digunakan operator.