Target Pemerintah Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah Bisa Gagal Gara-Gara Ini
Tren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKop UKM), Temmy Setya Permana, menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sudah masuk dalam era deindustrialisasi. Penyebabnya, makin banyak produk impor ilegal.
"Sekarang sudah terjadi deindustrialisasi," ujar Temmy dalam acara JITEX di Senayan, Jakarta, Rabu (7/8).
Dia menuturkan tren deindustrialisasi ini tercermin dari kian menurunnya kontribusi sektor industri pengolahan atau manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam catatannya, kontribusi sektor manufaktur kini dibawah 20 persen terhadap PDB.
"Data PDB kita sudah di bawah 20 persen, dampaknya lapangan kerja akan semakin berkurang,” bebernya.
Selain itu, tren deindustrialisasi juga ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi untuk membangun manufaktur baru atau pabrik baru. Kini, mayoritas pelaku usaha lebih memilih menjual produk bahan baku impor yang jauh lebih murah.
"Mereka lebih cenderung membeli produk impor yang harganya lebih murah, bisa langsung mendapatkan profit," beber dia.
Target pemerintah bisa gagal
Jika dibiarkan, kondisi ini akan mempengaruhi kelangsungan bisnis UMKM domestik. Bahkan, dapat menggagalkan target pemerintah untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Oleh karena itu, dia mendorong kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha dalam mengatasi serbuan barang impor. Antara lain dengan menggencarkan kegiatan pameran yang menampilkan produk UMKM domestik.
"Kita ketahui produk-produk UMKM kita banyak yang bagus, tentu forum-forum seperti ini diperlukan untuk mempertemukan dengan buyer, investor maupun dengan masyarakat luas," tegas dia.