Tiga Aksara Daerah Dapat SNI, Kominfo dan PANDI Rayakan Digitalisasi Aksara Nusantara
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menggelar selebrasi Digitalisasi Aksara Nusantara di Jakarta, kemarin. Perayaan ini sekaligus menandai kehadiran aksara nusantara di perangkat digital, setelah sukses mengusung pembakuan papan tombol (keyboard) dan font.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI dan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menggelar Selebrasi Digitalisasi Aksara Nusantara, kemarin (14/12). Perayaan ini sekaligus menandai kehadiran aksara nusantara di perangkat digital, setelah sukses mengusung pembakuan papan tombol (keyboard) dan font aksara Sunda, Jawa, dan Bali dengan mendapat Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam selebrasi ini, sejumlah pejabat daerah turut memberikan dukungan dalam bentuk video apresiasi, seperti Gubernur Bali Wayan Koster, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono, Walikota Bogor Bima Arya, dan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar.
-
Bagaimana PANDI ingin memperkuat identitas digital Indonesia? Oleh karenanya, PANDI juga tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerjasama dengan instansi pemerintahan terkait.
-
Bagaimana Polri meningkatkan digitalisasi informasi? Divisi Humas Polri berupaya menyesuaikan tren kekinian generasi milenial melalui peningkatan digitalisasi informasi, melalui aplikasi Portal Humas Presisi, yang merupakan rumah besar bagi seluruh aplikasi dan platform online yang dimiliki Divhumas Polri.
-
Kenapa PANDI Meeting 2024 mengusung tema "Indonesia Berdaulat Digital"? PANDI sebagai Registri Nama Domain .id sangat memiliki perhatian terhadap upaya mewujudkan kedaulatan Indonesia, misalnya dalam konteks penatakelolaan .id sebagai demarkasi wilayah Indonesia di internet.
-
Apa modus penipuan digital yang sering dialami warga di Sanden Bantul? Korban Diminta Transfer Sejumlah Uang untuk Tebus Hadiah Ditemui Merdeka, Rabu (20/3) lalu, Supri membeberkan bahwa penipuan digital marak terjadi dan rentan dialami masyarakat pedesaan. Biasanya para pelaku menyampaikan bahwa korban baru saja memenangkan hadiah senilai jutaan rupiah.Namun syaratnya, korban diharuskan mentransfer sejumlah uang sebagai langkah pencairan sebelum uang dikirimkan ke rekening.
-
Bagaimana PLN melakukan transformasi digital? “PLN menata proses bisnis lewat digitalisasi dari yang semula berserak, terfragmentasi, menjadi terkonsolidasi dan terintegrasi. Dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi," ucap Darmawan.
-
Siapa yang mengungkapkan modus penipuan digital di Sanden Bantul? Agen milik Supri ini mengungkap kasus penipuan digital. Berikut cirinya Agen Brilink hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai kepanjangan tangan dari Bank BRI. Perannya amat besar dalam meudahkan transaksi keuangan warga, tanpa harus jauh-jauh datang ke bank.
Acara ini juga dihadiri langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Slamet Santoso; Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Doddy Rahadi; Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Endang Aminudin; Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Jazziray Hartoyo; dan perwakilan tokoh digitalisasi aksara nusantara Richard Mengko. Secara simbolis, Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Kukuh S Achmad mencoba langsung papan tombol Aksara sekaligus menandai selebrasi Digitalisasi Aksara Nusantara.
Slamet Santoso, Sekretaris Ditjen Aplikasi Informatika, mengatakan selebrasi ini bentuk penghargaan bagi PANDI dan pegiat aksara nusantara atas upaya melestarikan aksara daerah.
"Acara ini merupakan suatu bentuk apresiasi terhadap upaya mengurangi kesenjangan digital, untuk memperluas pengggunaan aksara nusantara di perangkat digital," ujar Slamet.
Dalam sambutannya, Kepala BSN Kukuh menjelaskan dewasa ini keberadaan aksara daerah semakin tergerus aksara latin. Oleh karena itu, momentum digitalisasi dinilai sangat tepat dalam menghadapi perkembangan zaman.
"Aksara daerah mulai tersingkir aksara latin dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat. Kita terus berupaya menggunakan aksara daerah dengan perangkat yang ada. Digitalisasi aksara nusantara dipandang perlu dilakukan untuk tetap bisa melestarikan aksara nusantara, " ungkap Kukuh.
Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo menambahkan bahasa dan aksara menunjukkan karakter, identitas, dan budaya. Oleh karena itu, PANDI ingin memberi sinyal kehadiran negara melalui keberadaan aksara nusantara dan menggandeng para pegiat aksara dalam upaya digitalisasinya.
"PANDI hanya berusaha memberikan kontribusi kecil melalui lokomotif terhadap digitalisasi aksara nusantara. Lebih dari itu, ada para pegiat aksara nusantara yang tak kenal lelah bekerja mengupayakan pelestarian dan penggunaan aksara nusantara," pungkas Yudho.
Sebagai tindak lanjut dari penetapan SNI aksara nusantara, kegiatan selebrasi ini diharapkan dapat berperan untuk memperluas penggunaan aksara nusantara di perangkat digital. Sekaligus menjadi tonggak digitalisasi aksara nusantara sebagai salah satu bentuk pemajuan kebudayaan nusantara di dunia digital, serta mendorong berbagai pihak untuk dapat terus berkolaborasi mempertahankan serta melestarikan budaya nusantara melalui ruang digital. Ruang digital kini bagian dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang melek teknologi dan canggih memanfatkan ruang digital untuk melestarikan budaya nusantara.
(mdk/sya)