Tiket.com pede bakal jadi OTA nomor wahid
Tiket.com pede bakal jadi OTA nomor wahid. Tiket.com baru saja genap berusia 6 tahun. Memasuki semester kedua tahun 2017, Tiket.com telah melakukan aksi korporasi dengan diakusisi oleh salah satu eCommerce terbesar di Indonesia, Blibli.com yang merupakan bagian dari grup Djarum, pada Juni 2017 lalu.
Tiket.com baru saja genap berusia 6 tahun. Memasuki semester kedua tahun 2017, Tiket.com telah melakukan aksi korporasi dengan diakusisi oleh salah satu eCommerce terbesar di Indonesia, Blibli.com yang merupakan bagian dari grup Djarum, pada Juni 2017 lalu.
Tiket.com merupakan salah satu Online Travel Agent (OTA) yang memiliki produk perjalanan terlengkap untuk produk tiket pesawat, reservasi hotel, tiket kereta api, sewa mobil, hingga tiket event dan atraksi. Tiket.com telah bekerjasama dengan lebih dari 50 maskapai penerbangan domestik maupun internasional, dan terhubung di lebih dari 180.000 jaringan hotel di seluruh dunia.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Bagaimana Menko Luhut meminta TikTok untuk membangun bisnis e-commerce nya? "Kita pisahkan kemarin, jadi jangan dagang di media sosial. Itu aja, enggak ada yang lain-lain," tekan Luhut.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Bagaimana Tally membangun brand lokalnya dan memasuki pasar e-commerce? Sejak ia berdiri, pada tahun 1997 barulah Tally fokus untuk membangun brand lokalnya dengan nama “Tally Underwear” dan mulai melakukan strategi ekspor ke seluruh Indonesia dan mancanegara dari Middle East, Singapore, Malaysia, dan Brunei. Hingga akhirnya di tahun 2019, seiring dengan kemajuan teknologi dan permintaan pasar, Tally semakin menyadari perlunya mengevaluasi dan menciptakan strategi baru untuk ke kemajuan bisnis ke depan, serta mengikuti tren dan perkembangan zaman dengan memasuki pasar e-commerce, salah satunya menggandeng platform e-commerce terbesar Indonesia, yakni Shopee.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Apa itu iklan digital? Keunggulan utama iklan digital yaitu kemampuannya untuk menargetkan iklan secara spesifik. Adanya database pengguna dan perilaku online, perusahaan dapat menyajikan iklan hanya kepada kelompok audiens yang ditentukan.
Sedangkan Blibli.com sebagai eCommerce B2C pertama dan terbesar di Indonesia yang kini sama-sama telah berusia 6 tahun memiliki kesamaan optimisme dengan Tiket.com melalui adanya aksi korporasi bersama tentunya akan menjadikan Tiket.com dan Blibli.com sebagai sebuah grup perusahaan eCommerce dengan pelayanan one-stop shopdan juga memberikan manfaat terlengkap bagi para pelanggan.
Berawal dari 5 orang pendiri pada tahun 2011, para pendiri merintis Tiket.com di saat belum ada online market untuk travel di Indonesia. Tiket.com adalah yang pertama kali membuka jalan untuk maskapai dan kereta api pada saat itu dijual secara online. Tiket.com telah membawa industri maskapai menjadi mayoritas transaksi penjualan tiket melalui penjualan online.
Kehadiran Tiket.com juga membawa perencanan perjalanan, wisata, dan hiburan menjadi lebih terintegrasi dalam sebuah layanan pemesanan Tiket.com. Hal tersebut menjadikan Tiket.com sebagai pionir untuk online travel agent di Indonesia dan membuatnya dalam waktu kurang dari 3 tahun sejak berdiri menjadi top agent untuk seluruh partner maskapai dan kereta api.
Kini Tiket.com telah bertumbuh dan memiliki hampir 300 karyawan dengan transaksi lebih dari 15.000 transaksi per hari. Hal lain yang menjadi kebanggan dari Tiket.com adalah dapat menjaga kepemilikan perusahaan tetap 100 persen Indonesia. Inilah yang menjadi poin utama grup Djarum melalui Blibli.com melirik Tiket.com untuk menjadi bagian dari keluarga grup nomor satu di Indonesia.
Menurut Gaery Undarsa, Chief Communication & Co-Founder Tiket.com, tren ke depannya Tiket.com melihat pertumbuhan transaksi terbesar akan terus bergeser melalui channel aplikasi.
“Tingkat install aplikasi Tiket.com saat ini telah mencapai 3 juta pengguna dengan pertumbuhan 200 persen per tahunnya, dan sampai saat ini transaksi melalui aplikasi sudah mencapai 47 persen dari total keseluruhan transaksi,” katanya.
Melalui target pertumbuhan perusahaan sebanyak 2,5 kali lipat pada semester dua tahun ini, Tiket.com optimis target tersebut dapat tercapai. Ditambah dengan adanya dukungan dari Blibli.com setelah adanya aksi korporasi kedua perusahaan tersebut. Salah satu langkah awal kolaborasi Tiket.com bersama Blibli.com saat ini adalah dilakukannya strategis partnership antara Tiket.com dengan Blibli.com.
“Hingga akhir tahun ini, Tiket.com dan Blibli.com akan fokus berkonsentrasi untuk mematangkan kolaborasi dan sinkronisasi yang sedang berjalan dan mengembangkan kedua perusahaan eCommerce hingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan travel dan online shopping bagi konsumen di Indonesia,” tutup Gaery.
Baca juga:
Travel agen bakal bernasib seperti wartel jika tak ada transformasi digital
XL dan SK Planet lepas saham Elevenia
Ideafest 2017 munculkan program baru berupa 'Boot Camp'
Iklan mobil bekas di OLX naik, MPV merajai
Menkominfo: Jack Ma datang bukan sebagai perusahaan Tiongkok
Kunjungan ke China, Menkominfo temui Jack Ma
2020, pertumbuhan e-commerce diproyeksikan tembus Rp 1.600 triliun