UFO Ditemukan, Dikonfirmasi Angkatan Laut AS Namun Dibantah Ilmuwan
UFO Ditemukan, Dikonfirmasi Angkatan Laut AS Namun Dibantah Ilmuwan
Sebuah organisasi bernama To the Stars Academy of Arts and Sciences besutan musisi sekaligus pecinta fenomena alien Tom Delonge, pernah membagi sebuah video UFO, di mana kini, video tersebut dikonfirmasi oleh Angkatan Laut AS.
Melansir Mashable, mantan punggawa Blink 182 tersebut memang mendirikan organisasi tersebut untuk "mencari peradaban canggih di luar Bumi," dengan kata lain mencari keberadaan UFO dan alien.
-
Apa yang NASA cari dalam penelitian UFO? Misi NASA adalah untuk menemukan yang tidak diketahui, " kata Nelson, seperti dilansir laman Science Alert, Jumat (15/9). "Saya telah mengatakan beberapa kali dalam komentar saya di sini hari ini bahwa kami di NASA menangani ini secara terbuka dan kami akan transparan dalam hal ini."
-
Siapa yang memimpin penelitian UFO NASA? NASA menunjuk Mark McInerney sebagai direktur penelitian UAP. Sebelumnya, McInerney telah bekerja sebagai perwakilan NASA untuk Departemen Pertahanan dalam masalah UAP.
-
Apa yang menjadi fokus utama penelitian NASA tentang UFO? Studi ini berkonsentrasi untuk menyelidiki fenomena aneh bernama Unidentified Aerial Phenomena (UAP) atau Fenomena Udara yang Tidak Teridentifikasi. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan UFO yang tidak dapat diidentifikasikan.
-
Apa itu UFO? Istilah tersebut merujuk pada segala sesuatu yang terlihat di langit, namun tidak dapat dijelaskan oleh fenomena alam atau teknologi yang sudah kita ketahui.
-
Bagaimana NASA akan mengumpulkan data UFO? Panel tersebut memvisualisasikan sebuah kerangka kerja yang memanfaatkan kontribusi banyak orang, mungkin melalui aplikasi ponsel pintar, untuk mengumpulkan spektrum data yang lebih luas, memastikan lebih banyak mata dan telinga di lapangan," kata ketua panel, David Spergel, seorang fisikawan yang juga merupakan presiden Simons Foundation.
-
Dimana penelitian tentang tektonik lempeng dan peradaban alien dilakukan? Demikian menurut penelitian baru oleh Universitas Texas di Dallas dan Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich.
Uniknya, Angkatan Laut AS merilis tanggal tiga buah temuan benda terbang tak dikenal atau UFO yang "diakui secara resmi." Ketiga UFO ini diberi nama FLIR1, Gimbal, dan GoFast.
Secara resmi, membedakanya dengan UFO, Angkatan Laut AS menjulukinya sebagai Unidentified Aerial Phenomena (UAP), yang merupakan fenomena udara tidak dikenal. Alih-alih sebuah 'objek' terbang, hal ini dianggap sebuah fenomena yang belum terdeteksi ilmu pengetahuan.
Video UFO Ada Sejak 2015
Video UFO ini pertama kali dirilis ke publik oleh New York Times pada 2017 silam, dalam laporannya soal proyek UFO misterius yang dihelat Pentagon.
Dalam video tersebut, pilot-pilot angkatan laut AS merekam dugaan UFO dengan kamera senjata F-18 di lepas pantai San Diego. Ini adalah FLIR1.
Sebelumnya, UFO Gimbal tertangkap kamera pada 21 Januari 2015 yang juga ditangkap oleh pilot Super Hornet FA 18 milik Angkatan Laut AS.
Sementara GoFast, adalah yang dirilis oleh Delonge melalui organisasi To the Stars Academy miliknya. UFO ini direkam pada 21 Januari 2015 silam.
UFO Dianggap Ada Namun Informasinya Jadi Rahasia Pemerintah
Menurut laporan Vice dan Politico, UFO adalah ranah yang dikontrol oleh militer AS, baik angkatan udara maupun laut.
Meski demikian, disebut bahwa informasi dan laporan resmi soal adanya UFO tak akan pernah dirilis ke masyarakat umum dan dianggap sebagai informasi rahasia.
Jadi, UFO dianggap nyata oleh pemerintah. Bahkan dikonfirmasi meski dalam frase 'fenomena'. Namun, informasinya tak akan pernah disampaikan ke masyrakat. Mungkin, demi tidak memicu kepanikan.
Dibantah Ilmuwan
Menurut Seth Shostak, astronom senior di Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute, melansir Business Insider, UFO yang terekam kamera tidak membuktikan apa-apa, apalagi soal alien.
Ia bahkan menyebut kalau laporan penampakan UFO selalu tak pernah kredibel dan itu adalah hasil dari halusinasi.
Shostak bahkan skeptis kalau Bumi telah dikunjungi alien. Pasalnya, antariksa itu sangat luas. Ia menyebut bahwa jarak terdekat ke tata surya Proxima Centauri, tempat yang paling dekat dan paling mungkin ada kehidupan, jaraknya 4,24 juta tahun cahaya.
Itu berarti jika kita ke sana menggunakan pesawat ulang alik NASA Voyager yang kecepatannya 38.000 mil per jam saja, kita akan sampai dalam 75.000 tahun.
Oleh karena itu, jika alien telah datang ke sini, pastilah peradaban mereka sudah sangat canggih dengan kendaraan yang sangat cepat dan sangat lebih canggih dari milik umat manusia sekarang.
Terlebih lagi selama 80 tahun terakhir, umat manusia telah mengirim sinyal radio ke ruang angkasa dengan menunjukkan status sebagai penghuni galaksi yang canggih dan cerdas. Namun tak ada yang menangkap, atau lebih tepatnya, belum.
Disebutnya pula, setidaknya tidak ada kehidupan di radius 35 tahun cahaya dari kita, karena sinyal kita tak bisa melebihi itu. Jadi diperkirakan, dalam radius tersebut ada 1.400 lebih tata surya dan tidak ada satupun yang miliki kehidupan.
Menurut Anda?
(mdk/idc)