Xiaomi Kurangi Penggunakan Kemasan Plastik Smartphone
Xiaomi Kurangi Penggunakan Kemasan Plastik Smartphone
Vendor smartphone asal Tiongkok Xiaomi berkomitmen mengurangi penggunaan plastik. Dimulai dari Eropa, Xiaomi akan mengurangi plastik di kemasan produknya sebanyak 60 persen.
Dilansir GSM Arena via Tekno Liputan6.com, Xiaomi menyampaikan komitmennya itu melalui sebuah twit. Berdasarkan gambar yang diunggah Xiaomi, kemasan atau kotak Mi 10T Lite akan menjadi yang pertama.
-
Kenapa Apple menguji ponsel lipat dari kompetitornya? Berdasarkan MacRumor, Senin (26/2), rumor di Weibo tersebut juga menyebutkan bahwa Apple telah menguji ponsel lipat dari pesaingnya, termasuk Samsung, selama Apple sedang mengerjakan produknya sendiri.
-
Apa yang sering dibandingkan dari pengguna Android dan iPhone? Di tengah banyaknya pilihan, pengguna Android dan iPhone sering kali menjadi dua kelompok utama yang sering dibandingkan.
-
Bagaimana tren perpindahan pengguna Android ke iPhone? Sejak tahun 2019, jumlah pengguna ponsel Android yang membeli atau mengganti ponselnya dengan iPhone relatif stabil. Pada periode 2019—2023, terdapat 11% hingga 19% pengguna Android yang pindah ke iPhone. Peningkatan perpindahan tertinggi terjadi di tahun 2022, sebelum pembelian menurun di tahun 2023.
-
Apa alasan orang China ogah pakai iPhone lagi? Ada dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple. Penjualan perangkat Apple ke seluruh dunia telah menurun di tahun 2024, termasuk di China. China merupakan pasar yang besar bagi Apple.
-
Dimana pengguna Android dan iPhone sering dibandingkan? Dominasi masing-masing platform ini di lingkungan masyarakat dapat memberikan wawasan tentang tren teknologi, preferensi konsumen, dan pengaruh sosial.
-
Siapa saja yang memilih iPhone seri lawas? Pengguna Android yang membeli iPhone, yaitu sebanyak 10—15% dari semua pembeli iPhone dalam suatu kuartal, secara tidak mengherankan, banyak yang membeli iPhone lawas.
Pengurangan plastik tersebut hanya merujuk pada kotak penjualan saja, bukan isinya. Oleh sebab itu, pengguna akan tetap mendapatkan semua aksesoris di dalamnya termasuk charger, kabel USB-C, dan case.
Langkah Xiaomi ini berbeda dengan Apple. Perusahaan asal Negeri Paman Sam itu meniadakan charger dan headset di dalam kotak penjualan dengan alasan lingkungan.
Namun, tidak diketahui seberapa besar pengurangan penggunaan plastiknya.
Xiaomi sendiri sebelumnya turut menyindir Apple karena keputusannya tak menyertakan charger dalam boks. Xiaomi mengunggah video di Twitter yang memperlihatkan seseorang tengah membuka boks smartphone Mi 10T Pro untuk melihat apakah di dalam boks ada kepala charger.
"Jangan khawatir, kami tidak meninggalkan apapun di luar kotak pada #Mi10TPro," tulis Xiaomi.
Video ini diunggah pada pekan lalu, serta memperoleh lebih dari satu juta view dan disukai lebih dari 34.000 kali.
Apple Untung Besar
Keputusan Apple untuk tidak lagi menyertakan adaptor atau kepala charger serta earbuds di dalam kotak iPhone 12, ternyata membuat Apple untung besar. Meski sebenarnya klaim ini adalah untuk penyelamatan lingkungan, menurut pakar, langkah ini lebih banyak menghemat uang Apple ketimbang menyelamatkan lingkungan.
Pernyataan awal muncul dari Angelo Zino yang merupakan analis industri senior di firma CFRA, yang dikutip Phone Arena. Ia menyebut bahwa meski ini adalah sebuah langkah ramah lingkungan yang wajib dilakukan perusahaan besar seperti Apple, pada dasarnya ini adalah tindakan penghematan budget. Hal ini dikarenakan iPhone mengalami transisi ke 5G yang komponennya lebih kompleks dan mahal.
Zino menyebut, komponene frekuensi radio iPhone 12 sudah menelan 30 hingga 35 persen biaya lebih mahal dari sebelumnya. Sehingga, membuang charger dan earbuds tentu tidak semata-mata soal lingkungan, meski soal lingkungan tetap punya andil besar dan membuang sedikit komponen hanya menaikkan sekitar 1 persen laba kotor.
Berdasarkan pernyataan dari Gene Munster yang merupakan mitra pengelola di firma Loup ventures, tidak disertakannya charger dan earphone mungkin punya dampak lingkungan besar, namun jika pengguna memutuskan untuk membeli baru dua aksesoris tersebut, Apple akan untung besar dan soal lingkungan kembali dipertanyakan.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018 saja, terdapat 217 juta unit AirPods terjual bersama iPhone, padalah dalam kotak sudah ada erbuds. Hal ini menambah keuntungan Apple hingga 700 juta Dollar (laba kotor) di tahun tersebut.
Bayangkan hal ini terjadi tanpa ada earphone di kotak. Mungkin penjualan justru naik, Apple untung besar. Hal ini terjadi sembari makin banyak potensi sampah di masa depan dan juga pengapalan produk yang hasilkan emisi.
Meski demikian, intensi Apple untuk peduli soal lingkungan layak diacungi jempol. Mungkin kritik yang bisa dilontarkan adalah edukasi lebih ke pengguna soal lingkungna.
Hal ini dikarenakan langkah Apple tidak menyertakan charger sangat mudah diartikan oleh pengguna sebagai arahan untuk beli secara terpisah. Jadi, alih-alih membeli charger dan earphone baru, Apple harusnya mendorong pemanfaatan perangkat yang sudah dimiliki, atau membeli charger 'preloved' milik kolega atau kerabat.
(mdk/idc)