XL mulai minta jatah dari OTT
XL mulai menerapkan monetisasi layanan OTT dengan minta jatah kepada aplikasi asing yang melewati jaringannya
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mensinyalir penyebab turunnya performa kinerja operator adalah karena mereka tidak memiliki strategi penarifan terhadap derasnya aplikasi over the top (OTT) yang melewati jaringannya.
XL, termasuk operator yang terkena imbas pertumbuhan layanan data yang naik signifikan dengan mencatat penurunan laba bersih pada kinerja 2013. Namun, anak usaha Axiata Bhd itu ternyata sudah mulai melakukan langkah ke depan, berupa monetisasi sejumlah OTT yang melewati jaringannya.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Mengapa XL Axiata memperluas jaringan XL SATU Fiber di Morowali? Potensi pasar untuk layanan konvergensi di Sulawesi sangat besar karena digitalisasi di semua bidang juga telah menjangkau hingga ke pelosok daerah, termasuk Morowali. Sampai saat ini penetrasi XL Satu telah mencapai sekitar 30%,” ujar dia.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
-
Apa yang XL Axiata terus perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Kapan XL Axiata menargetkan peningkatan penetrasi layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
Menurut Revie Sylviana Andriana Dewi, Senior GM Digital Entertainment, mengatakan monetisasi artinya XL mulai minta jatah kepada OTT atau aplikasi asing yang melewati jaringannya.
"XL mulai minta kepada OTT untuk men-sharing cost untuk infrastruktur, dan OTT bersedia membayarnya, di antaranya berupa cost notifikasi ke pelanggan," katanya, Kamis (13/3).
Monetisasi juga bisa berupa jatah penjualan stiker, ada juga berupa sejumlah OTT mulai menyediakan ruang di platform-nya untuk keperluan marketing XL. Revie mengatakan jatah dari OTT juga bisa didapat dari volume penggunaannya.
VP Digital Services Delivery XL Yessie D Yosetya mengatakan nilai bisnis konten seluler pada tahun ini secara global akan mencapai USD 575 miliar, sedangkan khusus di Indonesia, nilainya tahun ini akan menyentuh Rp 10 triliun.
"Tren digital naik karena adanya emerging market. XL merupakan operator pertama di Asia Tenggara yang mengenalkan pembelian konten lewat berbagai cara. XL merupakan operator pertama yang merilis e-M2M, launch mobile money interoperability dengan Telkomsel dan Indosat, serta mengenalkan pembelian konten lewat ritel modern seperti Carrefour dan Alfamart," tuturnya.
(mdk/dzm)