Mengapa Waktu Terasa Lebih Cepat saat Bertambah Tua?
Waktu terasa lebih cepat seiring bertambahnya usia karena otak kita memproses informasi lebih lambat.
Terkadang seiring bertambahnya usia seseorang akan merasakan waktu yang begitu cepat. Semua aktivitas yang dilakukan rasanya cepat berlalu. Mengapa ini bisa terjadi?
Mengutip IFLScience, Senin (21/10), pada dasarnya ada beberapa teori yang mungkin bisa menjelaskan tentang fenomena ini. Salah satunya berkaitan dengan seberapa banyak informasi baru yang diserap selama waktu tersebut.
-
Kenapa waktu terasa lebih cepat saat tua? Seiring bertambahnya usia, banyak dari kita merasa bahwa waktu berlalu dengan sangat cepat. Dilansir dari Huffington Post, fenomena ini bukan hanya perasaan subjektif, ada penjelasan ilmiah mengapa persepsi kita tentang waktu berubah seiring bertambahnya usia.
-
Apa yang mempengaruhi persepsi tentang waktu? 'Persepsi kita tentang hari, minggu, tahun, dan sejenisnya tampaknya sangat dipengaruhi oleh perspektif kita. Apakah kita sedang mengalami waktu itu saat ini, atau kita melihat ke belakang pada waktu tersebut?' kata Lustig.
-
Kapan waktu terasa cepat berlalu? Waktu berlalu saat kamu mengubah dunia.
-
Kapan waktu berlalu cepat? Di masa kecil, waktu seperti berlari lambat. Kini, semuanya berlalu terlalu cepat.
-
Bagaimana rutinitas mempengaruhi persepsi waktu? Otak kita cenderung menyatukan hari-hari yang serupa, sehingga waktu tampak seperti berlalu lebih cepat.
-
Kenapa usia manusia memendek? Konsep ini menyoroti bagaimana dominasi dinosaurus telah mengubah pola evolusi mamalia, termasuk manusia, memprioritaskan reproduksi yang cepat daripada usia panjang.
Psikolog Robert Ornstein, pernah melakukan serangkaian eksperimen pada 1960-an. Percobaannya itu ia jelaskan dalam bukunya yang berujudul On the Experience of Time. Buku itu menjelaskan bagaimana persepsi waktu dapat dipengaruhi oleh seberapa banyak informasi baru yang diproses oleh pikiran manusia.
Salah satu eksperimennya saat ia menunjukkan diagram dengan tingkat keunikan yang berbeda kepada sukarelawan sebelum meminta mereka memperkirakan berapa lama waktu yang telah berlalu. Meskipun diagram ditampilkan untuk waktu yang sama, subjek melaporkan bahwa diagram dengan desain yang lebih menarik terlihat lebih lama daripada yang kurang menarik.
Dalam eksperimen lain, subjek diminta untuk mendengarkan audio dengan jumlah informasi yang bervariasi, dalam bentuk suara klik dan kebisingan rumah tangga, sebelum mereka kembali diminta memperkirakan waktu mendengarnya.
Di mana ada lebih banyak informasi, misalnya, lebih banyak suara klik, subjek melaporkan tugas tersebut berlangsung lebih lama.
"Teorinya adalah semakin tua kita, semakin akrab kita dengan lingkungan kita. Kita tidak memperhatikan detail dari rumah dan tempat kerja kita," jelas Christian Yates, seorang dosen senior dalam biologi matematika di Universitas Bath, dalam sebuah artikel di The Conversation.
Dari sisi sains, Adrian Bejan, Profesor Teknik Mesin di Duke, menjelaskan saat saraf dan neuron menua dan menjadi lebih kompleks, sinyal membutuhkan waktu lebih lama untuk menempuh jalurnya dibandingkan ketika masih muda.
"Pikiran manusia merasakan perubahan waktu ketika gambar yang dirasakan berubah. Hari-hari tampak berlangsung lebih lama saat Anda muda karena pikiran yang masih muda menerima lebih banyak gambar dalam satu hari dibandingkan pikiran yang sudah tua,” jelas Bejan.
Meskipun fenomena ini masih dalam penyelidikan oleh berbagai tim peneliti, ada indikasi bahwa persepsi kita tentang waktu diubah oleh jumlah pengalaman baru dan menarik yang kita alami seiring bertambahnya usia.