Berkunjung ke 'Little India' di Tengah Kota Medan, Bak di Bollywood
Gapura bertulis 'Little India' terpampang di Jalan Zainul Arifin, Medan. Bercorak-corak warna-warna cerah khas India. Gapura ini menandai masuk wilayah di Kampung Keling atau Kampung Madras. Sesuai dengan julukannya, Little India. Menginjakkan kaki di kampung ini merasa seolah-olah berada di film Bollywood.
Gapura bertulis 'Little India' terpampang di Jalan Zainul Arifin, Medan. Bercorak-corak warna-warna cerah khas India. Gapura ini menandai masuk wilayah di Kampung Keling atau Kampung Madras. Sesuai dengan julukannya, Little India. Menginjakkan kaki di kampung ini merasa seolah-olah berada di film Bollywood atau sedang di India asli.
Di kawasan ini, kamu sering menjumpai wanita yang menggunakan kain sari untuk pakaian sehari-hari. Begitu juga dengan para lelaki tersemat manis sorban khas ala India. Nuansa kental India memang terasa di kawasan yang memiliki luas kurang lebih 10 hektar di Kota Medan ini.
-
Apa yang digambarkan dalam foto yang beredar? Dalam foto yang beredar memperlihatkan orang-orang mengangkut balok batu berukuran besar.
-
Di mana penanaman tembakau pertama kali dilakukan di Madura? Penanaman pertama di Desa Pradopo (kini Proppo), Pamekasan.(Foto: Freepik jcomp)
-
Apa yang dibangun di Medan pada tahun 1889? Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
-
Apa yang dirayakan dalam foto-foto tersebut? 8 Foto Ulang Tahun Kayma Jayna Agyra Ke-1, Bukan Cucu Orang Sembarangan!
-
Di mana Stasiun Medan berada? Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan. Saat ini, Stasiun Medan sudah menjadi stasiun utama milik PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara.
©2021 Merdeka.com/Refinaldi Setiawan
Salah satu bangunan yang paling ikonik di Kampung Keling ialah kuil Shri Mariamman. Shri Mariamman adalah kuil Hindu paling tua di Kota Medan. Bangunan ini didirikan pada tahun 1884 dan masih kokoh hingga saat ini.
Sesuai dengan namanya, Kuil ini dibangun untuk memuja dewi Mariamman. Terdapat banyak hiasan berupa puluhan patung sebagai simbol dewa-dewa. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah gopuram, yaitu menara bertingkat. Dilihat dari jauh, kuil nampak indah dipandang mata.
Kuil ini sering dipenuhi umat Hindu apabila festival Deepawali dan Thaipusam diadakan di sini. Selain, kuil di Kampung Keling juga terdapat vihara paling besar di Kota Medan yaitu Vihara bernama Gunung Timur.
©2021 Merdeka.com/Refinaldi Setiawan
Penikmat makanan India tidak boleh melewatkan ke kampung ini. Di Kampung Keling bisa menemukan kuliner khas India yang terkenal dengan Kuliner Pagaruyung. Aroma masakan harum tercium menggoda saat memasuki kawasan ini.
Ada berbagai macam kuliner khas India yang bisa kamu cicipi. Seperti makanan khas seperti martabak kuah kari, kerang rebus, nasi briani, serta roti canai.Namun, ada satu kuliner yang paling terkenal dan wajib untuk dicoba jika datang ke Kampung Keling, yaitu martabak telur ala India.
Martabak telur ini sangat terkenal karena rasanya yang sangat enak dan dibuat oleh orang India langsung. Selain makanan India, di sini juga menyajikan makanan khas Indonesia untuk kamu yang kurang begitu suka makanan India.
©2021 Merdeka.com/Refinaldi Setiawan
Kampung Keling awalnya disebut Patisah, kemudian seiring berjalannya waktu mengalami perubahan nama jadi Kampung Madras agar mencerminkan kawasan tersebut merupakan tanah asal warga keturunan bangsa India. Namun, banyak orang lebih mengenal kampung ini dengan sebutan Kampung Keling.
Pada awal abad 19, banyak orang dari India Tamil datang dari negaranya ke Indonesia untuk menjadi pekerja, yakni sebagai buruh perkebunan tembakau. Namun, semakin lama, semakin banyak India Tamil bekerja di Medan. Seiring berjalannya waktu, tidak hanya orang India Tamil saja yang datang ke Medan, tetapi orang India Cheyttar dan Punjab juga berdatangan untuk mengadu nasib di Ibu Kota Sumatera Utara ini.
©2021 Merdeka.com/Refinaldi Setiawan
Sama halnya dengan yang ada di Kampung Keling ini. Orang India yang tinggal di perkampungan ini hidup berdampingan dengan warga lain.
Hal ini juga terbukti dengan adanya umat Hindu dan Muslim yang hidup rukun berdampingan di Kampung Keling. Di salah satu sisi kampung bahkan terdapat Kuil Shri Mariamman dan Masjid Ghaudiyah yang berdampingan.