Menilik Masjid Rahmatullah Lampuuk, Pengingat Kedahsyatan Tsunami Aceh
Saat tsunami terjadi, masjid ini hanya berjarak 500 meter dari bibir pantai. Tempat ibadah ini menjadi satu-satunya bangunan yang tersisa di Lampuuk Aceh. Masjid ini pun menjadi saksi bisu dahsyatnya tsunami Aceh.
Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi kenangan yang tak terlupakan. Kala itu gempa 9,1 skala richter mengguncang Banda Aceh. Lindu memicu tsunami dahsyat yang menyapu area pantai. Menghancurkan apa saja yang ditemui.
Lhoknga, kota daerah dekat Banda Aceh ini nyaris rata dengan tanah. Bangunan di Lhoknga luluh lantak diterjang gelombang dahsyat tsunami. Namun, di antara reruntuhan sebuah masjid tetap berdiri tegak. Sejumlah orang yakin, kuasa Illahi menyelamatkan Masjid Rahmatullah tersebut.
-
Kapan Museum Tsunami di Banda Aceh didirikan? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Apa yang menjadi tujuan utama dari pembangunan Museum Tsunami Aceh? Museum yang dirancang sebagai bangunan simbolis untuk mengenang tragedi Tsunami tahun 2004 silam sekaligus tempat edukasi dan tempat perlindungan darurat bencana alam.
-
Mengapa Museum Tsunami Aceh dirancang dengan konsep seperti Rumoh Aceh? Museum ini berkonsep seperti Rumoh Aceh dan on escape hill dan secara gaya arsitektur mengedepankan nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami.
-
Kapan Museum Tsunami Aceh resmi dibuka untuk umum? Gedung museum ini secara resmi dibuka pada bulan Februari 2008 silam.
-
Mengapa Masjid Baiturrahim Ulee Lheue disebut sebagai saksi bisu tsunami Aceh? Bangunan berwarna putih dengan balutan pilar-pilar menghiasi bagian depan ini dulunya sempat menjadi pengungsian di masa pemerintahan Hindia Belanda. Mengunjungi Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Saksi Bisu Dahsyatnya Tsunami Aceh 2004 Sebuah bangunan religius terletak tidak jauh dari pelabuhan ini memiliki nilai historis yang tidak bisa dibeli menggunakan apapun. Lebih dari itu, bangunan ini menjadi saksi bisu kedahsyatan bencana alam Tsunami Aceh pada tahun 2004 silam.
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
Saat tsunami terjadi, masjid ini hanya berjarak 500 meter dari bibir pantai. Tempat ibadah ini menjadi satu-satunya bangunan yang tersisa. Meskipun beberapa sisi bangunan masjid rusak, sebagian besar tetap utuh dan selamat. Masjid ini pun menjadi saksi bisu dahsyatnya tsunami Aceh.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Dinding-dinding masjid yang retak, dengan tiang besi di dalamnya dibiarkan menggantung. Beberapa pilar di masjid terlihat miring hampir ambruk. Melihat sisa-sisa reruntuhan ini menggambarkan kekuatan goncangan gempa dan terjangan ombak kala itu.
Pengurus masjid memang sengaja menyisakan sisa porak porandanya masjid. Bagian itu hanya ditutupi dinding kaca yang ditempeli foto-foto kondisi masjid sesaat setelah terkena tsunami. Satu bagian di pojok tenggara Masjid Rahmatullah Lampuuk ini menjadi pengingat dahsyatnya tsunami saat itu.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Di dalamnya ada pula satu tiang masjid yang dibiarkan roboh. Bongkahan batu karang dan batu-batu koral dibiarkan berserakan di atas pasir.Menjadi prasasti yang menandakan bahwa masjid itu selamat dari tsunami.
Meski tak benar-benar utuh, namun sisa-sisa reruntuhan masjid yang dibangun pada 1990 ini tetap menyisakan cerita dan kenangan yang mendalam. Usai tsunami, Masjid Rahmatullah Lampuukini kemudian direnovasi dengan dana bantuan dari Bulan Sabit Merah Turki.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Kala itu, foto Masjid Rahmatullah Lampuuk yang berdiri kokoh di tengah reruntuhan viral di media sosial.Fenomena itu mengundang keheranan.
Rupanya, masjid seluas 1.600 meter persegi ini memiliki tiang-tiang betonnya yang tebal dan kuat. Begitu pula temboknya. Alhasil masjid ini tetap berdiri meski beberapa bagian rusak.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Usai direnovasi, masjid ini kembali cantik. Kubah berwarna hitam mengkilap dengan dinding-dinding masjid yang didominasi warna putih. Catnya terus diperbarui agar tetap terlihat bersih.
Sejak masjid itu dibuka kembali setelah direnovasi, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berdatangan. Para wisatawan ingin melihat langsung Masjid Rahmatullah Lampuk Aceh ini. Seraya membuktikan kebenaran berita bahwa Masjid Rahmatullah selamat dari tsunami seperti yang tergambar dalam foto-foto yang beredar di media dan internet.