5 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Muharram, Kenali Hukum dan Sejarahnya
Puasa Ayyamul Bidh ditunaikan pada hari pertengahan bulan Muharram 1442 jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender Hijriyah, yakni pada hari Selasa (1/9/2020), Rabu (2/9/2020) dan Kamis (3/9/2020).
Puasa Ayyamul Bidh ditunaikan pada hari pertengahan bulan Muharram 1442 jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender Hijriyah, yakni pada hari Selasa (1/9/2020), Rabu (2/9/2020) dan Kamis (3/9/2020).
Untuk Baca Alquran Klik di Sini:
-
Bagaimana cara menunaikan puasa? Pengertian Puasa dalam Agama Islam Menurut bahasa, puasa berarti “menahan diri”. Menurut syara’, puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkanya dari mula terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata- mata, serta disertai niat dan syarat-syarat tertentu.
-
Apa maksud dari tirakat puasa? Tirakat adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan menahan hawa nafsu dan mengasingkan diri dalam mencapai kesucian. Dalam Islam, tirakat dipahami sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seorang Muslim dengan melakukan amalan tertentu untuk menuju jalan Allah SWT.
-
Apa saja keutamaan puasa Syawal? Berikut adalah keutamaan puasa Syawal yang perlu diketahui: 1. Penyempurna puasa Ramadan: Puasa Syawal adalah kesempatan yang diberikan Allah kepada umat Muslim untuk melengkapi ibadah puasa Ramadan. Dengan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal, umat Muslim dapat menyempurnakan amalan ibadah mereka dan menambah keutamaan mereka di mata Allah.
-
Bagaimana cara mengerjakan puasa Syawal? Puasa Syawal dilakukan dengan cara yang sama seperti puasa sunnah lainnya. Anda harus menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa ini juga bisa dilakukan secara berurutan ataupun tidak.
-
Apa yang dimaksud dengan 'qada puasa'? Adapun kegiatan mengganti puasa ini dikenal sebagai qada puasa. Dilansir Rumaysho, yang dimaksud qada adalah mengerjakan suatu ibadah di luar batasan waktunya.
-
Apa yang dimaksud dengan puasa Syawal? Ya, ibadah sunnah tersebut adalah puasa Syawal. Berbeda dengan puasa Ramadhan, puasa Syawal dianjurkan dilakukan selama 6 hari. Bahkan, umat Islam tidak perlu mengerjakannya secara berurutan. Puasa sunnah ini bisa dikerjakan selama masih di bulan Syawal, kecuali tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.
Secara bahasa, puasa ayyamul bidh berarti puasa putih. Hal ini berdasarkan sejarah kisah Nabi Adam AS yang melatarbelakangi dikenalnya puasa ayyamul bidh hingga saat ini.
Sebagai umat Islam, alangkah baiknya menjalankan ibadah sunnah sebagai pelengkap dan penyempurna ibadah wajib. Sekiranya selama ini masih ada yang terlewat atau bolong tak dikerjakan, atau bisa jadi salat wajib yang dikerjakan tak khusyuk menjadi tidak sempurna.
Apalagi kali ini masih memasuki bulan Muharram, sebagai waktu yang dimuliakan dalam Islam. Waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan, seperti berbuat baik, zikir, shalawat, puasa, dan masih banyak lagi.
Berikut beberapa keutamaan puasa ayyamul bidh, terutama di bulan suci Muharram. Beserta mengenali hukum dan sejarahnya.
Hukum Puasa Ayyamul Bidh
Sejatinya terdapat pendapat para ulama yang membolehkan puasa ayyamul bidh pada tanggal 14, 15, dan 16, sebab masih terhitung sebagai 3 hari di pertengahan bulan.
Mengenai dasar hukum puasa ayyamul bidh, termasuk dalam ibadah sunnah, menurut jumhur ulama. Hal ini diambil dari hadis Nabi Muhammad SAW mengenai anjuran berpuasa di setiap tengah bulan.
Ibnu Milhan Al Qoisiy dari ayahnya ia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah)." (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dikutip dari kitab Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, sementara itu menurut pendapat Malikiah, sunnah berpuasa 3 hari setiap bulan dan makruh mengkhususkan hari-hari (13, 14, 15) bidh. Supaya orang-orang awam tak menganggapnya sebagai suatu kewajiban yang diambil dari kebiasaan Rasulullah.
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
©2020 Merdeka.com
Bagaikan Puasa Satu Tahun Penuh
Bagaikan Puasa Satu Tahun Penuh
Keutamaan puasa ayyamul bidh, dilansir dari NU online, menafsirkan sebuah hadis bahwa menjalankan puasa ini sebanding dengan puasa selama sebulan. Sedangkan bila menjaga setiap bulannya, maka akan memperoleh pahala puasa selama satu tahun penuh.
"Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang Kaulakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh," (HR Bukhari-Muslim).
"Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari no. 1979)
Menjalankan Wasiat Rasulullah
2.bp.blogspot.com
Menunaikan puasa ayyamul bidh memiliki keutamaan sebagai bentuk umat Nabi Muhammad SAW yang sesungguhnya. Berusaha mengamalkan ajaran Rasulullah sebelum wafat, menyampaikan tiga nasehat.
Dari Abu Hurairah r.a., berkata: "Kekasihku (Rasulullah) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: (1) mengerjakan puasa selama tiga hari setiap bulannya, (2) mengerjakan salat Dhuha, (3) mengerjakan salat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari).
Berkah Mengikuti Ajaran Nabi SAW
©2020 Merdeka.com
Keutamaan puasa ayyamul bidh atau biasa disebut puasa putih berikutnya ialah berusaha mengikuti ajaran Nabi SAW. Sebagai bentuk cinta, alangkah baiknya mengkuti ajaran baik yang ditunaikan oleh Rasul.
"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar." (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir dan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Melengkapi Ibadah Bulan Suci Muharram
Bulan Muharram termasuk dalam 4 bulan suci dalam Islam. Alangkah baiknya bila seorang Muslim berusaha melengkapi setiap ibadah di bulan suci Muharram tahun ini. Bisa melalui perbanyak zikir, shalawat, berbuat baik, puasa sunnah dan sebagainya.
Mengenai bulan Muharram tertuang dalam kitab suci AlQuran surat At-Taubah ayat 36 yang artinya:
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu."
Kemudian dijelaskan kembali oleh Nabi Muhammad SAW melalui sebuah hadis, mengenai 4 bulan yang dimaksud dalam kitab AlQuran adalah:
Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Pintu Surga Ar Rayyan Bagi yang Rajin Puasa
©2020 Merdeka.com
Sebagian tokoh agama Islam menghubungkan keutamaan puasa ayyamul bidh dengan pahala yang diperoleh oleh hamba yang rajin menjaga kebiasaan puasa. Dari 8 pintu surga, terdapat pintu bernama Ar Rayyan, diperuntukkan bagi seorang muslim yang kerap puasa selama hidupnya.
"Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut "ar rayyan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, "Mana orang yang berpuasa." Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya." (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
Niat Puasa Ayyamul Bidh
©Shutterstock
Pada malam hari atau saat sahur, Anda dapat mengucapkan niat dalam hati atau melafalkan niat puasa ayyamul bidh. Baik dalam bahasa Arab atau Indonesia, sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta'ala"
Artinya: "Saya niat berpuasa besok pada ayyamul bidh sunah karena Allah Ta'ala."
Sedangkan jika niat diucapkan pada saat sudah terbitnya fajar, bacaannya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma ayyaami bidh sunnatan lillahi ta'ala."
Artinya: "Saya berniat puasa ayyamul bidh, sunah karena Allah ta'ala."
Asal Mula Dikenal Sebagai Puasa Putih
Masih dari lansiran yang sama, menurut keterangan yang terdapat dalam kitab Umdatul Qari'Syarhu Shahihil Bukhari, dijelaskan sebab dinamai ayyamul bidh terkait kisah Nabi Adam AS saat turun ke muka bumi.
Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Adam AS turun, seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari hingga menjadi hitam atau gosong.
Selanjutnya Allah SWT memberikan wahyu untuk berpuasa selama tiga hari (tanggal 13, 14, 15). Usai menjalankan hari pertama, sepertiga badannya menjadi putih.
Kemudian puasa hari kedua, sepertiganya lagi menjadi putih. Puasa hari ketiga, sepertiga sisanya jadi putih.
Sejarah Ayyamul Bidh
Sedangkan pendapat lain menyatakan, awal mula dinamai ayyamul bidh, sebab malam-malam tersebut terang benderang.
Malam disinari rembulan dan selalu menyinari bumi sejak matahari terbenam hingga terbit kembali. Oleh karena itu, selama tiga hari di malam dan siangnya nampak terang.
"Pendapat lain menyatakan, hari itu dinamai ayyamul bidh karena malam-malam tersebut terang benderang oleh rembulan dan rembulan selalu menampakkan wajahnya mulai matahari tenggelam sampai terbit kembali di bumi. Karenanya malam dan siang pada saat itu menjadi putih (terang)," dikutip dari Badruddin Al-'Aini Al-Hanafi, 'Umdatul Qari' Syarhu Shahihil Bukhari, juz XVII, halaman 80.