Analisis Pesawat Kepresidenan Warna Biru Bisa Tingkatkan Keamanan, Apakah Benar?
Apakah warna biru pada pesawat kepresidenan dulu dipilih untuk alasan keselamatan?
Perubahan warna pada Pesawat Kepresidenan-1 menuai beragam pro dan kontra dari berbagai pihak. Pesawat A-001 Boeing 737-8U3 (BBJ2), yang sebelumnya didominasi warna biru berbalut garis merah-putih, kini dicat ulang dengan warna merah lebih dominan.
Perubahan warna pada pesawat kepresidenan itupun lantas memunculkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat. Sebab, pemilihan warna biru pada pesawat kepresidenan sebelumnya disebut dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan.
-
Dimana video viral jalur pesawat berbahaya itu direkam? Video ini direkam menggunakan ponsel di, Bandara Gustaff III, kepulauan Karibia.
-
Kecoak apa yang berhasil nempel di jendela pesawat? Video yang dibagikan oleh akun @TripInChina ini menunjukkan bagaimana seekor kecoak yang berada di sela-sela jendela pesawat yang sedang terbang.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Bagaimana cara memilih kursi pesawat terbaik? Anda bisa memilih kursi pesawat terbaik dengan membeli tiket secara online. Saat proses booking, cek denah pesawat dengan memasukkan data keberangkatan ke situs-situs perjalanan eksternal.
-
Kenapa turbulensi sering dialami pesawat? Berdasarkan catatan dari Aminarno Budi Pradana, seorang dosen di salah satu sekolah penerbangan di Indonesia, turbulensi termasuk kejadian yang paling sering dialami oleh para penerbang.
-
Kenapa jendela pesawat pada umumnya berbentuk bulat? Awalnya, jendela pesawat berbentuk persegi, tetapi desain ini menyebabkan masalah yang serius. Ketika maskapai mulai beralih ke jet yang lebih cepat dan besar pada tahun 1950-an, beberapa pesawat mengalami kecelakaan di udara. Salah satu contohnya adalah de Havilland Comets, yang hancur dalam waktu singkat pada tahun 1954 dan menewaskan 56 penumpang. Para peneliti menemukan desain sudut jendela persegi berkontribusi pada masalah tersebut, karena tekanan dari kabin bisa menyebabkan retakan.
Faktor keamanan dikatakan menjadi salah satu alasan paling mendasari dari pemilihan warna tersebut. Benarkah? Simak ulasan selengkapnya:
Pesawat Kepresidenan Berganti Warna
Instagram/@adhimas_aviation ©2021 Merdeka.com
Penampilan baru pesawat kepresidenan itu pertama kali dibagikan oleh akun Instagram @adhimas_aviation. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, juga telah membenarkan adanya pengecatan ulang pada pesawat kepresidenan.
Menurutnya, rencana pengecatan ulang tersebut sudah direncanakan sejak tahun 2019 lalu untuk menyambut perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020.
"Perawatan rutin Pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," kata Heru dalam pesan singkat, Selasa (3/8).
Perubahan Warna Pesawat Menjadi Sorotan
Perubahan warna pada pesawat kepresidenan tersebut rupanya menuai beragam pro dan kontra dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief. Ia memprotes perubahan warna pada pesawat kepresidenan yang dibeli di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
"Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera bisa juga corona. Dulu biru," ungkapnya dalam akun Twitternya dikutip merdeka.com, Rabu (4/8).
Menurutnya, pemilihan warna pesawat dengan dominasi biru langit lebih baik. Sebab, berfungsi untuk meningkatkan keamanan penerbangan sebagai warna kamuflase saat terbang.
"Desain dan warna karya seorang mayor desainer di TNI AU. Dominasi biru langit adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan, sebagai warna kamuflase saat terbang," ungkapnya.
©2021 Merdeka.com
Sementara itu, Mensesneg di era Presiden SBY, Sudi Silalahi juga pernah mengatakan bahwa pemilihan warna biru pada badan pesawat kepresidenan itu ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Menurutnya, faktor keamanan menjadi salah satu alasan paling mendasari dari pemilihan warna tersebut.
"Warna biru di dalam (memiliki) arti security penerbangan. Warna biru bisa berkamuflase sehingga bisa sama dengan warna langit," kata Sudi usai upacara serah terima pesawat di Halim Perdanakusuma, Kamis (10/4/2014).
Pendapat Pengamat Penerbangan Soal Warna Pesawat
Sementara itu, Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan bahwa warna pesawat tidak mempengaruhi keamanan terbang. Apalagi jika pesawat terbang dengan ketinggian puluhan ribu kaki di atas permukaan laut.
"Pesawat kalau sudah terbang beberapa ribu kaki dari permukaan tidak kelihatan warnanya. Apalagi pesawat kepresidenan yang dicat warna biru (sekarang merah) hanya bagian atasnya," ungkapnya kepada merdeka.com.
Menurutnya, pesawat kepresidenan sendiri sudah dilengkapi dengan fitur pengendalian radar dan rudal. Sehingga, jika ada serangan dari pesawat lain fitur tersebut bisa diluncurkan beberapa kilometer tanpa melihat fisik pesawat.
"Kalau ada serangan dari pesawat lain, sekarang mengandalkan radar & rudal. Diluncurkan beberapa (bahkan puluhan) kilometer. Tanpa perlu melihat pesawat target secara fisik," ungkapnya.
Biaya Pengecatan Pesawat Kepresidenan
Selain perubahan warna, biaya pengecatan pesawat juga ramai menjadi sorotan masyarakat. Sebab, proses pengecatan tersebut diketahui memakan biaya yang tidak sedikit. Banyak masyarakat menganggap jika pengecatan ulang pada pesawat kepresidenan merupakan foya-foya keuangan negara di tengah pandemi.
Pengamat penerbangan Alvin Lie pun turut mengkritisi biaya cat ulang pesawat kepresidenan itu. Mantan anggota Ombudsman RI itu menyebut, biaya cat ulang pesawat setara jenis B737-800 berkisar antara USD 100 ribu hingga USD 150 ribu. Nilai itu setara dengan Rp 1,4 miliar sampai dengan Rp2,1 miliar.
"Biaya cat ulang saya merujuk pada biaya yang umumnya berlaku untuk pengecatan ulang pesawat B737-800 penerbangan sipil," kata Alvin kepada merdeka.com, Selasa (3/9).
Alvin pun menyayangkan pengecatan pesawat tersebut dilakukan disaat negara sedang menghadapi pandemi dan krisis ekonomi. Pemerintah, kata dia, seharusnya menunjukkan sense of crisis. Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan.
"Cat ulang & ubah warna pesawat bukan kebutuhan mendesak. Pesawat Kepresidenan usianya baru 7 tahun. Jarang dipakai. Perawatan bagus, penampilan juga masih layak. Tidak ada urgensi dicat ulang atau ubah warna," ungkapnya.
Menanggapi kabar yang beredar, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menepis kabar bahwa pengecatan merupakan foya-foya keuangan negara di tengah pandemi. Sebab, pengecatan dilakukan bersamaan dengan jadwal perawatan rutin pesawat. Heru juga mengatakan jika anggaran pengecatan ulang tersebut sudah masuk dalam APBN.
"Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN," kata Heru.