Jualan di Pinggir Jalan, PKL Ini Raih Jutaan Rupiah di Hari Pertama
Terjun ke dunia bisnis membutuhkan perjuangan dan keberanian besar. Apalagi jika memulainya dari bawah misalnya berjualan di pinggir jalan seperti kisah inspiratif pria satu ini.
Terjun ke dunia bisnis membutuhkan perjuangan dan keberanian besar. Apalagi jika memulainya dari bawah misalnya berjualan di pinggir jalan seperti kisah inspiratif pria satu ini.
Ia menggeluti usaha telur gulung bakar di sebuah festival. Lalu bertahap ia berjualan ke pinggir jalan. Banyak pengalaman pahit yang menemani langkahnya, termasuk diusir dari lapak.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
Kini perjuangannya berbuah manis. Penghasilan dari bisnis kecilnya itu telah melahirkan dua cabang baru, bahkan sama untungnya.
Simak ulasan kisah inspiratifnya berikut ini, seperti ditayangkan kanal YouTube Kawan dapur, Minggu (14/11).
Belajar Masak dari YouTube
Aznoor Shafz merupakan pemilik usaha 'telor gulung bakar' pertama di Pemalang, Jawa Tengah. Ia mempelajari cara membuat telur gulung pertama kali melalui video-video di YouTube.
Kanal YouTube Kawan dapur ©2021 Merdeka.com
Sekian kali mencoba, dia terus saja gagal. Selama dua minggu ia rajin mempraktikkan dari banyak video dan membandingkan.
"Belajar sendiri di YouTube, enggak ada yang ngajarin. Dulu belajar nonton banyak banget, enggak semua benar, ada yang trial error. Nyoba berkali-kali gagal, sampai habis berapa kilo dulu. Selama dua minggu nyoba setiap hari," kata Aznoor.
Omzet di Hari Pertama Rp1,8 Juta
Kanal YouTube Kawan dapur ©2021 Merdeka.com
Dari hasil jualan pertamanya di festival kuliner di Tegal, Jawa Tengah, tak disangka Aznoor bisa meraup omzet mencapai Rp1,8 juta per harinya.
Kala itu ia bekerja sama dengan sejumlah temannya. Hasil praktik dan belajarnya pun diterapkan. Meski diakui saat itu ia masih kelabakan, karena baru pertama kali berjualan.
"Kalau sekarang modifikasi sendiri. Saya terapin sendiri, karyawan yang buat sama ukuran. Usaha telor obong. Telur gulung spesial bakar. Jadi awal mula dulu, di festival kuliner di Teksin, Tegal, 15 Desember 2018. Pertama kali jualan bareng teman-teman. Hari pertama dapat Rp1,8 juta. Di luar ekspektasi," ujarnya.
Miliki Dua Cabang
Kanal YouTube Kawan dapur ©2021 Merdeka.com
Berkat hasil penjualan di festival cukup banyak, Aznoor pun membuka dua cabang lagi. Ia mulai mandiri membangun bisnis telur gulung bakar itu.
Satu cabang menetap, dan dua lagi dalam bentuk gerobak. Aznoor setiap hari akan mendorong dua gerobaknya untuk dibawa ke pangkalan. Setiap lapak sudah ada karyawannya masing-masing.
"Setelah punya uang, terus buka gerobak. Pertama buka di jalan Ahmad Yani, Pemalang. Dulu cuma punya satu cabang. Ambillah dari situ bisa bikin dua cabang lagi," sambung Aznoor.
Pernah Diusir Karena Ramai Pembeli
Kanal YouTube Kawan dapur ©2021 Merdeka.com
Suatu ketika di awal berjualan di pinggir jalan, Aznoor mengalami pengalaman getir diusir oleh sesama PKL (pedagang kaki lima). Hal itu disebabkan dagangannya cukup ramai dan membuat iri pedagang lain. Bahkan ia diganggu dengan mebocorkan roda gerobaknya.
Sempat mencoba meminta tolong dan meminta pembelaan dari satpam setempat, tapi ia justru diusir oleh sang penjaga.
"Pernah tahu-tahu saya diusir. Pernah ribut sama pedagang. Katanya, masnya itu terlalu ramai. Ya kan lucu, padahal beda jualannya. Enggak saingan gitu. Tahu-tahu gerobak saya rodanya dibocorin. Bukannya dibela, saya malah tambah diusir sama satpamnya," tutur Aznoor.
Tetap Merendah dan Selalu Terjun di Lapangan
Tak ingin hanyut dalam kesuksesan, Aznoor mengaku tetap ingin terjun berjualan setiap harinya. Meski di lokasi jualan banyak pembeli yang bertanya siapa pemilik lapak telur bakar itu, dia tetap merendah tak mengaku sebagai bos pemilik.
Aznoor akan ikut berjualan di lapak satu dan berpindah ke cabang yang lain secara terjadwal. Diakuinya supaya bisa memahami keadaan di lapangan.
"Kalau saya dari awal emang inginnya terjun langsung. Walaupun saya jadi bos. Karena dari situ saya belajar. Kadang ada yang nanya, bosnya mana. Tapi saya enggak mau ngaku. Pelajaran penting buat semuanya. Kalau mau jualan harus jadi karyawan dulu. Memang suatu saat nanti akan jadi bos. Harus tahu semuanya dulu sebelum jadi bos," pungkasnya.