Cara Mengobati Gondongan: Panduan Lengkap untuk Orang Tua
Ketahui cara mengobati gondongan beserta panduan lengkapnya.
Gondongan merupakan salah satu penyakit menular yang sering menyerang anak-anak.
Gondongan memang dapat menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak-anak, namun dengan penanganan yang tepat, penyakit ini umumnya dapat diatasi dengan baik.
-
Bagaimana cara mengatasinya? Mengalami masalah mata panda memang sering bikin galau. Lakukan beberapa tips berikut ini untuk mengatasinya.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit dompo? Pencegahan penyakit dompo dapat dilakukan melalui vaksinasi.Terutama untuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang tidak pernah menerima vaksin tersebut. Selain itu, menghindari kontak dengan orang yang sedang menderita penyakit dompo juga merupakan cara pencegahan yang efektif.
-
Bagaimana cara mengatasi gangguan indra penciuman? Bagi sebagian orang, gangguan ini bersifat sementara dan bisa membaik dengan pengobatan, tetapi ada juga yang mengalaminya secara permanen.
-
Bagaimana cara mengatasi mendengkur? Dikutip dari Healthshots, ini adalah lima metode yang bisa memperbaiki kebiasaan mendengkur, antara lain:1. Ubah posisi tidurJika Anda mendengkur secara teratur, kemungkinan besar Anda tidur telentang. Tidur telentang menyebabkan lidah diputar ke belakang yang sebagian menghalangi jalan napas dan menyebabkan mendengkur. Jadi, jika ini penyebab dengkuran maka tidur miring akan membantu Anda berhenti mendengkur. 2. Kurangi Berat BadanJika indeks massa tubuh Anda berada di sisi yang lebih tinggi dan Anda termasuk dalam kategori kelebihan berat badan atau obesitas, itu juga dapat menyebabkan dengkuran.Kelebihan berat badan berarti Anda memiliki lebih banyak jaringan di tenggorokan yang menyebabkan jalan napas sempit. Menurunkan berat badan akan membantumu mengurangi jaringan dan karenanya berhenti mendengkur secara bersamaan. 3. Hindari Alkohol Sebelum TidurAnda harus menghindari alkohol setidaknya 3-4 jam sebelum tidur, karena alkohol melemaskan otot tenggorokan lebih dari biasanya yang lagi-lagi menyebabkan jalan napas sempit dan karenanya menyebabkan mendengkur. Alkohol juga akan mengubah pola tidur. Jadi, sebaiknya hindari mengonsumsinya di malam hari. 4. Tidur yang CukupKurang tidur juga merupakan penyebab utama mendengkur, jadi pastikan Anda cukup tidur dengan istirahat setidaknya 6-8 jam. Tidur yang nyenyak tidak hanya diperlukan untuk menghentikan dengkuran, tetapi juga akan menjaga pikiran dan tubuh secara keseluruhan tetap sehat dan aktif. 5. Letakkan Bantal EkstraMenggunakan bantal tambahan di bawah kepala atau sedikit mengangkat kepala akan memastikan saluran udara Anda tidak terlalu rileks. Posisi ini akan memastikan bahwa tidak ada penyumbatan dan karenanya tidak mendengkur.Dengan demikian, ini adalah cara paling efektif untuk berhenti mendengkur. Beberapa teknik lain, seperti berhenti merokok atau menghindari obat penenang, hingga menggunakan strip hidung juga akan membantu menghentikan dengkuran. Jadi, cobalah beberapa metode yang sudah dibahas untuk tidur bebas dari mendengkur.
-
Bagaimana cara menghindari penyakit ain? Salah satu cara menghindari penyakit ain yang dianjurkan di agama Islam adalah membaca doa dan beribadah. Allah SWT berfirman:"Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri." (QS. Yusuf ayat 67).
-
Bagaimana cara mengatasi kejang? Kejang merupakan masalah kesehatan yang kerap dikaitkan dengan stroke. Menurut Mayo Clinic, kejang biasanya disebabkan oleh gangguan otak epilepsi, tetapi juga dapat dipicu oleh infeksi, demam tinggi, kadar natrium darah rendah, atau bahkan kurang tidur.
Sebagai orang tua, pemahaman tentang cara mengobati gondongan, baik melalui perawatan di rumah maupun pengobatan medis, sangat penting untuk memastikan pemulihan anak yang cepat dan menghindari komplikasi.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang gondongan, mulai dari definisi, gejala, penyebab, hingga cara perawatan dan pengobatannya.
Apa Itu Gondongan?
Gondongan, yang dalam istilah medis disebut parotitis, adalah infeksi virus yang menyerang kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis.
Kelenjar ini terletak di bawah telinga dan bertanggung jawab untuk memproduksi air liur. Ketika terinfeksi, kelenjar ini membengkak, menyebabkan pipi dan rahang anak terlihat lebih besar dari biasanya.
Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxovirus dan sangat menular. Penularan dapat terjadi melalui percikan air liur, misalnya saat penderita batuk atau bersin.
Gondongan umumnya menyerang anak-anak berusia 5-9 tahun, namun orang dewasa juga bisa terinfeksi jika belum pernah mengalaminya atau belum mendapatkan vaksinasi.
Meskipun gondongan biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu, penyakit ini tetap memerlukan perhatian dan perawatan yang tepat untuk menghindari komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.
Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai
Mengenali gejala gondongan sejak dini sangat penting agar pengobatan dapat segera dilakukan. Berikut adalah beberapa gejala umum yang mungkin dialami oleh anak yang terkena gondongan:
- Pembengkakan pada satu atau kedua sisi pipi dan rahang
- Nyeri saat mengunyah atau menelan
- Demam, biasanya mencapai 39°C
- Sakit kepala
- Kelelahan dan lemas
- Nafsu makan berkurang
- Nyeri otot
- Mulut kering
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini biasanya muncul 16-18 hari setelah terpapar virus. Beberapa anak mungkin hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, mereka tetap dapat menularkan virus kepada orang lain.
Penyebab dan Faktor Risiko Gondongan
Memahami penyebab dan faktor risiko gondongan dapat membantu orang tua dalam mencegah dan menangani penyakit ini dengan lebih baik.
Gondongan disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar dengan mudah melalui:
- Percikan air liur dari batuk atau bersin penderita
- Kontak langsung dengan penderita, seperti berbagi peralatan makan atau minum
- Menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mulut atau hidung
- Virus ini dapat berkembang biak di saluran pernapasan bagian atas, yang membuatnya mudah menyebar melalui udara ketika penderita berbicara, batuk, atau bersin.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Terkena Gondongan
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gondongan, di antaranya:
- Usia: Anak-anak berusia 5-9 tahun memiliki risiko lebih tinggi, meskipun orang dewasa juga bisa terinfeksi.
- Status imunisasi: Individu yang belum menerima vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) lebih rentan terhadap infeksi.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan sistem imun yang terganggu, misalnya karena penyakit atau pengobatan tertentu, lebih berisiko terinfeksi.
- Tinggal atau bepergian ke daerah dengan kasus gondongan yang tinggi.
- Kontak dekat dengan penderita gondongan, terutama dalam lingkungan yang padat seperti sekolah atau panti asuhan.
Memahami faktor-faktor risiko ini dapat membantu orang tua untuk lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, seperti memastikan anak mendapatkan vaksinasi MMR sesuai jadwal dan mengajarkan kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Cara Mengobati Gondongan di Rumah
Meskipun gondongan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan mempercepat proses penyembuhan. Berikut adalah cara mengobati gondongan yang dapat dilakukan di rumah:
1. Istirahat yang Cukup
Berikan anak waktu istirahat yang cukup. Tidur dan beristirahat membantu tubuh memfokuskan energi untuk melawan infeksi virus. Anjurkan anak untuk tetap di rumah selama fase menular, yang biasanya berlangsung sekitar 5 hari setelah gejala muncul.
2. Kompres Hangat atau Dingin
Aplikasikan kompres hangat atau dingin pada area yang bengkak untuk meredakan nyeri dan pembengkakan. Gunakan handuk bersih yang dibasahi air hangat atau bungkus es dalam handuk tipis. Lakukan kompres selama 15-20 menit beberapa kali sehari.
3. Perbanyak Minum Air Putih
Pastikan anak minum cukup air untuk mencegah dehidrasi. Air putih, sup hangat, atau minuman elektrolit dapat membantu menjaga hidrasi tubuh. Hindari minuman asam seperti jus jeruk yang dapat merangsang produksi air liur dan memperparah rasa sakit.
4. Berikan Makanan Lunak
Sajikan makanan lunak yang mudah ditelan seperti bubur, sup, yogurt, atau puding. Hindari makanan yang memerlukan banyak mengunyah atau makanan asam yang dapat mengiritasi kelenjar ludah yang bengkak.
5. Gunakan Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi demam dan rasa sakit. Pastikan untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan sesuai usia anak. Hindari penggunaan aspirin pada anak karena risiko sindrom Reye.
6. Jaga Kebersihan
Ajarkan anak untuk menutup mulut saat batuk atau bersin dan rajin mencuci tangan untuk mencegah penyebaran virus. Pisahkan peralatan makan dan minum anak dari anggota keluarga lainnya.
7. Gunakan Obat Kumur Garam
Untuk anak yang lebih besar, berkumur dengan larutan air garam hangat dapat membantu meredakan rasa sakit di mulut. Campurkan 1/4 sendok teh garam dalam segelas air hangat.
Pengobatan Medis untuk Gondongan
Meskipun gondongan umumnya dapat diobati dengan perawatan di rumah, dalam beberapa kasus, pengobatan medis mungkin diperlukan. Berikut adalah beberapa pendekatan medis yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:
1. Obat Antivirus
Meskipun jarang digunakan, dalam kasus yang parah atau pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, dokter mungkin meresepkan obat antivirus seperti acyclovir. Obat ini dapat membantu mengurangi durasi dan keparahan gejala gondongan.
2. Obat Antiinflamasi
Dokter mungkin meresepkan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) yang lebih kuat daripada yang tersedia bebas untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri. Namun, penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan dokter karena memiliki efek samping potensial.
3. Penanganan Komplikasi
Jika terjadi komplikasi seperti meningitis atau pankreatitis, perawatan medis intensif mungkin diperlukan. Ini bisa melibatkan pemberian cairan intravena, obat-obatan khusus, atau bahkan perawatan di rumah sakit.
4. Terapi Suportif
Dalam kasus yang parah, terutama jika terjadi dehidrasi, dokter mungkin merekomendasikan terapi suportif seperti pemberian cairan intravena untuk menjaga hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
5. Pemantauan Ketat
Untuk pasien dengan risiko tinggi komplikasi, dokter mungkin menyarankan pemantauan ketat dengan pemeriksaan berkala dan tes laboratorium untuk memastikan tidak ada komplikasi yang berkembang.
6. Manajemen Nyeri Khusus
Dalam kasus nyeri yang parah, terutama jika mengganggu kemampuan makan dan minum, dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri yang lebih kuat atau memberikan saran khusus untuk manajemen nyeri.