Cita-Cita Masuk TNI, Anak Papua Ini Jadi Satpam Lalu Lolos Akpol & Kini Perwira Polri
Bukan berasal dari kalangan berada, pria asal Papua Barat ini sempat menguji keberuntungannya sebelum akhirnya menjadi Perwira Polisi.
Kesempatan menjadi pengabdi negara terbuka bagi siapa saja. Tak peduli dengan latar belakang hingga asal daerah.
Seperti kisah inspiratif Brigadir Taruna Nikodemus yang satu ini. Berbekal kemampuan yang mumpuni, Niko berhasil menjadi Perwira Polisi pada beberapa waktu lalu.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Siapa anggota TNI yang mendapat penghargaan dari Jenderal Polisi? Penghargaan tersebut diberikan kepada Prada Triwandi Werfan Sentana Nababan.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pria asal Papua Barat bukan berasal dari kalangan berada. Namun dia bisa menjadi anggota polisi. Sebelum jadi polisi, dia pernah menjadi satpam di kampung halaman.
Penasaran dengan cerita unik nan inspiratif dari Ipda Niko? Berikut ulasan selengkapnya, dirangkum dari kanal YouTube Indonesian National Police Academy (6/5/2020).
Anak Petani
Bukan berasal dari keluarga berada membuat jebolan Akpol pada tahun 2020 ini harus merasakan perjuangan. Niko merupakan anak dari seorang ayah yang hanya bekerja sebagai petani di kampung halaman, Papua Barat.
Meski hanya anak dari seorang petani, namun semangatnya seolah tak pernah luntur. Ia terus berjuang untuk bersekolah hingga tamat SMA.
YouTube Indonesian National Police Academy ©2021 Merdeka.com
"Gimana perasaannya dan orang tua di rumah kerja apa?" tanya salah satu presenter.
"Kalau orang tua saya sendiri, ayah saya itu petani," jawabnya.
Tak Rayakan Kelulusan
Usai rampung dengan tanggung jawabnya di dunia pendidikan, ia pun lantas berpikir untuk mewujudkan cita-citanya sejak lama.
Semasa kelulusan, ia tak layaknya anak-anak lain yang dapat merasakan kelulusan bersama kawan seperjuangan. Ia justru tengah berjuang keras untuk meneruskan harapannya usai tamat sekolah.
YouTube Indonesian National Police Academy ©2021 Merdeka.com
"Pas selesai ujian, ujian sekolah itu, saya langsung urus berkas saya untuk tes[...]. Saya harus ke Papua lagi," ujarnya.
"Jadi, di Papua itu pulang pergi atau stay?" tanya salah satu presenter.
"Stay di Papua. Jadi teman-teman saya merasakan (kelulusan) itu, saya enggak merasakan, bisa coret-coret baju itu saya enggak merasakan. Saya cuma dikabari, kamu lulus dengan nilai sekian sekian," kenangnya.
Awal Cita-Cita Jadi Prajurit Marinir
Sebenarnya, cita-cita Niko dulu bukan menjadi polisi. Ia justru pernah bercita-cita menjadi prajurit TNI Angkatan Laut (AL). Hal ini tak lepas dari kondisi alam di kampung halamannya yang dekat dengan bibir pantai.
Saat itu, ia berjuang keras untuk dapat mengikuti tes hingga ke luar kota. Harapannya tak pernah sirna meski ia baru menginjak usia 18 tahun.
YouTube Indonesian National Police Academy ©2021 Merdeka.com
"Sekolah, terus saya kepikiran untuk jadi, pengen jadi tentara gitu kan," ucapnya.
"Bukan jadi polisi?" tanya salah satu presenter.
"Awalnya, awalnya saya pengen jadi polisi. Pengen berlayar saya ke laut, pengen jadi angkatan laut," balasnya.
Jadi Satpam
Takdir berkata lain, ia harus menelan kegagalan lantaran tersisih dari proses seleksi pendidikan sebagai prajurit TNI. Ia lantas sempat kebingungan hingga depresi saat hendak meneruskan hidup.
Tak berselang lama, ia berpikir untuk melanjutkan hidup dan bekerja mencari rupiah sembari tetap menunggu proses seleksi di tahun berikutnya. Kala itu, profesi yang dipilihnya adalah satpam.
"Jadi pas waktu saya dikasih tahu kalau gagal itu, terus dipulangkan lagi kembali ke daerah. Terus saya pulang itu, ya namanya baru tes pertama kali itu banyak pikiran, stres gitu. Saya seminggu bingung mau ngapain," ucapnya.
YouTube Indonesian National Police Academy ©2021 Merdeka.com
"Terus saya berpikir, ah kerja dulu lah sambil nunggu tes tahun depan begitu kan. Jadi pas itu saya dapat, ditawarin jadi security. Jadi waktu itu saya diajak juga kan, kerja 4 bulan jadi security," tambahnya.
Lolos Akpol
Keberuntungan seolah menemui Niko di pintu yang lain. Ia mendapatkan kesempatan langsung untuk mendaftar Akademi Kepolisian (Akpol). Hal itu diraihnya usai meraih peringkat satu di salah satu pendidikan satpam yang dipimpin oleh anggota Polri.
"Pas saya ranking satu di situ, saya ditanya sama Kasatlantas Polres Manokwari. Ditanya kan, umur kamu berapa saya jawab delapan belas. Pada ketawa semua," ucapnya.
YouTube Indonesian National Police Academy ©2021 Merdeka.com
"Terus saya dikasih tahu, itu ada penerimaan polisi. Mau enggak daftar itu? Terus saya ada motivasi juga, senior saya kan[...] Pas saya cari-cari itu ternyata lulusan Akpol begitu," sambungnya.
Kini, jebolan Akpol angkatan 51 Batalyon Adnyana Yuddhaga asal Polda Papua Barat ini menikmati hasil jerih payahnya. Ia tetap mengabdi pada Ibu Pertiwi dengan kepala tegak dan penuh dedikasi.
(mdk/mta)