Curhat Natalius Pigai Dulu Tukang Parkir Kenyang Hidup di Jalan Dipercaya Prabowo Jadi Menteri
Natalius Pigai ungkap kehidupannya dulu jauh sebelum ditunjuk menjadi menteri, memulai karir dari bawah sebagai tukang parkir.
Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Natalius Pigai sebagai salah satu menteri di kabinet Merah Putih pada Senin, 21 Oktober 2024 kemarin. Pigai ditunjuk untuk menempati jabatan sebagai Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) pertama di Indonesia.
Pigai merupakan sosok yang memang sudah tidak asing lagi di dunia aktivisme HAM. Dia dikenal selalu kritis dalam memperjuangkan HAM di Indonesia, khususnya terkait hak-hak masyarakat Papua.
- Dulu Tukang Parkir & Aktivis Jalanan, Natalius Pigai Jadi Menteri Pertama Digebukin Publik Gara-Gara Rp20 Triliun
- Natalius Pigai Bangga Dibully karena Minta Anggaran Rp20 Triliun: Bagi Pembela HAM Diserang Biasa Saja
- Natalius Pigai Rapat Perdana dengan DPR: Saya Jadi Menteri Bukan karena Sempat Oposisi
- Natalius Pigai Satu-satunya Calon Menteri Prabowo yang Nyopir Mobil Sendiri ke Hambalang
Meski begitu, untuk sampai di posisinya saat ini, Pigai mengaku harus melewati perjalanan panjang. Dalam pidato pertamanya usai resmi menjadi menteri, dia sempat menceritakan awal karirnya yang ternyata pernah menjadi seorang juru parkir.
"Saya pernah jadi juru parkir di Kementerian Transmigrasi. Setelah itu saya juga pernah menjadi pegawai honorer di kementerian Transmigrasi jadi saya hormati para pegawai honor," kata Pigai dikutip dari Youtube MerdekaDotCom (22/10).
Pigai kemudian mengibaratkan perjalanan karirnya ini seperti mendaki sebuah gunung. Dia meniti dari bawah sebagai juru parkir, pegawai negeri sipil, aktivis, hingga menjadi seorang menteri.
"Kemudian (jadi) PNS eselon IV struktural, fungsional, sampai staf khusus menteri, kemudian pimpinan komnas HAM, dan hari ini menjadi menteri. Jadi begitu panjang lah saya mendaki gunung, dengan perjuangan yang berliku-liku," kata Pigai.
Meski kini telah menjadi menteri, Pigai mengaku jika dirinya saat ini merasa hanya berpindah tempat saja. Namun semua pekerjaan dan tanggung jawabnya untuk memperjuangkan HAM tetaplah sama seperti biasanya.
"Saya merasa berpindah tempat dari kehidupan normal ke kehidupan formal. Pertama pindah tempat ke Kuningan (tapi) pekerjaannya sama yaitu pekerja kemanusiaan," kata Pigai.
"Berpindah tempat dari sebagai aktivis kemanusiaan di lapangan, di jalanan, di kampung, di dusun, di desa (dan) masuk ke kantor yang mulia untuk menjadi menteri. Jadi hanya pindah tempat saja," tambahnya.
Sosok Natalius Pigai
Pigai resmi dilantik oleh Prabowo menjadi Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) bersama para menteri lainnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10).
Pria kelahiran 28 Juni 1975 ini pernah menjadi aktivis di berbagai lembaga. Dia turut aktif terlibat dalam kerja-kerja masyarakat sipil, mulai dari melakukan kegiatan diskusi, seminar, hingga aksi yang berorientasi pada perubahan.
Pigai tercatat pernah bergabung di Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Kontras Rumah Perubahan, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Partai Rakyat Demokratik (PRD), dan Petisi 28.
Di tahun 1999-2004 dia pernah menjabat sebagai Staf Khusus Menteri di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Ketika itu, ia bekerja untuk Menteri Alhilal Hamdi dan Yacob Nuwa Wea.
Sebagai putra Papua, Pigai dikenal sangat aktif memperjuangkan hak-hak masyarakat marginal.
Pada tahun 1999–2002, ia sempat menjadi aktivis di Yayasan Sejati yang menaruh perhatian pada hak-hak masyarakat terpinggirkan di Papua, Dayak, Sasak, dan Aceh.
Kiprahnya di dunia HAM mulai dikenal secara luas oleh publik saat Pigai menjabat sebagai anggota Komnas HAM pada periode 2012-2017. Dalam posisi ini, Pigai lantang menyuarakan keadilan, khususnya bagi masyarakat Papua.
Salah satu isu yang kerap diperjuangkan adalah keadilan sosial dan penegakan hak-hak dasar masyarakat Papua yang selama ini dianggap terpinggirkan.