Data Banjir Jakarta 2002-2020, Istana dan Bundaran HI Sampai Terendam
Berikut data hasil gabungan Open Data Jakarta, BMKG, Bappenas dan BPBD dalam penanganan banjir Jakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG0, Bappenas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Open Data Jakarta membeberkan data gabungan dalam penanganan banjir Jakarta. Data tersebut diambil per periode mulai tahun 2002 hingga 2020.
Ya, Jakarta memang kerap kali dilanda banjir. Banyak sekali penyebab-penyebab yang membuat Jakarta menjadi langganan banjir. Tidak hanya karena pemerintah saja, sebagian besar masyarakat juga turut andil di dalamnya.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Apa yang menyebabkan banjir dan mengapa bencana banjir sering terjadi di Indonesia? Banjir adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam suatu daerah. Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir juga bisa disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang buruk.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Berikut data hasil gabungan BMKG, Bappenas, BPBD, dan Open Data Jakarta dalam penanganan banjir Jakarta.
Data Banjir 2 Februari 2002
Dikutip dari data tersebut, banjir di awal tahun 2002 memiliki curah hujan 168 mm/hari. Angka tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan banjir di awal tahun 2020 lalu. Banjir yang terjadi pada 2 Februari 2002 ini menggenangi setidaknya 353 RW dengan luas area yang tergenang sebesar 168 kilometer persegi.
Pada banjir kala itu, area strategis seperti Bundaran HI hingga Thamrin diketahui ikut terendam oleh banjir. Akibat insiden tersebut, sekitar 154.270 orang mengungsi di tempat yang lebih aman. Banjir yang menggenang sejumlah wilayah Jakarta ini berlangsung selama 6 hari. Imbasnya diketahui sebanyak 32 orang meninggal dunia.
Data Banjir 2 Februari 2007
Berbeda dengan tahun lalu, banjir yang terjadi pada 2 Februari 2007 memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu 340 mm/hari. Setidaknya 955 RW tergenang luapan banjir. Tak hanya itu, dikutip dari data yang sama, luas area yang tergenang banjir sekitar 455 kilometer persegi.
Pemprov DKI
Seperti banjir 2002, sejumlah area strategis seperti Bundaran HI hingga Thamrin terkena luapan air. Akibatnya, sekitar 276.333 orang harus mengungsi di tempat yang aman. Selain itu, sekitar 48 orang meninggal dunia akibat banjir yang terjadi selama 10 hari ini. Bisa dibilang, banjir tahun 2007 menjadi salah satu insiden terbesar selama periode 2002-2020.
Data Banjir 17 Januari 2013
Selang lima tahun, Jakarta dilanda banjir kembali di tahun 2013. Lebih tepatnya pada 17 Januari 2013. Berbeda dari banjir sebelumnya, curah hujan kali ini dibilang paling rendah yaitu 100 mm/hari. Kendati begitu, sebanyak 599 RW harus tergenang air banjir dengan luas 455 kilometer persegi.
Area strategis seperti Bundaran HI hingga Thamrin juga turut serta terkena luapan air. Akibatnya sekitar 90.913 orang mengungsi di 1.250 titik lokasi pengungsian. Imbas dari banjir ini, sekitar 40 orang meninggal dunia akibat banjir selama 7 hari tersebut.
Data Banjir 11 Februari 2015
Sementara pada banjir Februari 2015, curah hujan tertinggi diketahui berada di angka 277 mm/hari. Setidaknya, ada 702 RW dan area seluar 281 kilometer persegi harus tergenang luapan air banjir. Seperti banjir sebelumnya, area strategis meliputi Bundaran HI dan Thamrin ikut terkena luapan banjir.
Pemprov DKI
Akibatnya, sekitar 45.813 orang harus mengungsi di 409 titik lokasi pengungsian. Dilansir dari data yang sama, jumlah korban meninggal sekitar 5 orang. Kendati begitu, banjir yang terjadi selama 7 hari ini sukses membuat masyarakat Jakarta resah.
Data Banjir 1 Januari 2020
Masih segar diingatan, setelah lima tahun Jakarta kembali dilanda banjir di awal tahun 2020 kemarin. Dilansir dari data yang sama, banjir yang terjadi selama 4 hari ini memiliki curah hujan tertinggi sebesar 377 mm/hari. Dibanding dengan periode banjir sebelumnya, curah hujan banjir kali ini terlihat lebih tinggi. Setidaknya, sekitar 390 RW dan area seluas 156 kilometer persegi harus tergenang air banjir.
Kendati begitu, setidaknya pada banjir kali ini area strategis seperti Bundaran HI dan Thamrin tidak dilanda banjir. Namun, sebanyak 36.445 orang tetap mengungsi di 269 titik lokasi pengungsian. Imbas dari banjir awal tahun ini, setidaknya 19 orang meninggal dunia.
Penanganan Lebih Baik
Banjir yang melanda Jakarta di awal 2020 ini tidak menggenangi area strategis. Menurut Kepala Pusdatin BPBD DKI Ridwan Ibrahim, hal itu lantaran penanganan sudah lebih baik dari sebelumnya.
Twitter @hhaanniiyy 2020 Merdeka.com
"Penanganan yang lebih baik, membuat wilayah strategis seperti Bundaran HI hingga Jalan MH Thamrin tidak terdampak," kata Ridwan Ibrahim melalui pesan singkat diterima, Minggu (12/1).
Bantuan Pasca Banjir Masih Terus Disalurkan
Ridwan menyampaikan, pihaknya akan terus bersinergi dan berjanji akan lebih baik dalam penanganan banjir termasuk pasca banjir. Pihaknya juga masih terus menyalurkan bantuan ke sejumlah titik pengungsian. Terlebih pada masyarakat yang masih belum dapat kembali ke rumah sebab tengah dalam proses pembersihan.
"Bantuan-bantuan kami drop ke kelurahan untuk masyarakat yang masih membutuhkan," tutup Ridwan.
Sampah Menimbun Jakarta
Akibat banjir ini, setidaknya 50 ribu ton sampah menimbun Jakarta. Sampah-sampah tersebut diangkut dari setidaknya 390 RW yang dilanda banjir. Tak hanya itu, sampah itu juga berasal dari aliran sungai yang meluap.
2020 Merdeka.com/Muhammad Fayyadh/Magang
"Ada 49.878,96 ton sampah banjir. Itu jumlah total semua yang diambil dari 380 RW terdampak dan aliran sungai se-Jakarta," kata Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan pada Antara saat dihubungi di Jakarta.
Sampah Dikirim ke TPST Bantar Gebang
Lebih lanjut, Yogi menambahkan lebih dari setengah total sampah Jakarta telah dikirim ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
"Sampah banjir itu adalah bagian dari sampah seluruhnya yang berjumlah 85.874,94 ton yang diangkut pada tanggal 2 Januari hingga 9 Januari, untuk kemudian dikirimkan ke TPST Bantargebang," sambungnya.