Diajak Kudeta AHY, Gatot Kisahkan Puma Terkam Orangutan, Ada Anak Tak jadi Dimakan
Gatot menceritakan kisah Puma terkam Orangutan namun tak jadi memakannya karena melihat ada anak dari mangsanya.
Kudeta Partai Demokrat terus memanas. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlihat murka saat menggelar jumpa pers di kediamannya Cikeas, Bogor, Jumat (5/3), malam. SBY menyikapi peristiwa Kongres Luar Biasa (KLB) yang dibuat para mantan kader Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam KLB itu, KSP Moeldoko didaulat sebagai ketua umum.
Rupanya, Gatot Nurmantyo juga sempat diajak mengkudeta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Ajakan tersebut dilakukan sebelum dilakukan KLB Sumut yang menetapkan Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat. Melihat hal itu, Gatot lantas mengisahkan puma terkam orangutan dan tak jadi makan karena ada anak.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Siapa saja yang menggodok ide pendirian Partai Gerindra? Pada 2007, Ide Fadli dan Hashim itu pun digodok oleh Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.
Melansir dari akun Instagram nurmantyo_gatot, Senin (8/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Kisahkan Puma Terkam Orangutan
Gatot Nurmantyo menceritakan sebuah kisah binatang yang menarik. Seekor Puma menerkam Orangutan namun tak jadi memakannya karena melihat ada anak dari mangsanya. Bukan tanpa alasan Gatot menceritakannya. Kisah tersebut menjadi analogi atas permasalahan politik Kudeta AHY yang tengah memanas saat ini.
Instagram @nurmantyo_gatot ©2021 Merdeka.com
"Ini kan ya sekarang kita lagi viral tuh Puma terkam Orangutan kan gitu. Terus ternyata begitu ada anaknya, enggak jadi dimakan. Anaknya diangkat sama dia, dibawa dan diamankan sama dia. Binatang itu," kata Gatot Nurmantyo.
"Nah lalu nilai-nilai apa, value apa yang akan saya berikan kepada anak saya. Kan orang lihat kan, 'Waduh, tuh anak enggak beradab tuh. Sudah dijadikan Kasad sama ini, anaknya jabat malah digantiin hanya karena dia ambisi untuk yang lebih besar lagi' gitu," lanjutnya.
Moral & Etika Tak Bisa Menerima
Dia juga mengungkapkan kalimat penolakan yang dilontarkannya saat diajak gabung dalam Kudeta AHY. Gatot merasa moral serta etikanya tidak bisa menerima dengan cara seperti itu.
"Saya bilang, 'Saya terima kasih, tetapi moral etika saya tidak bisa menerima dengan cara seperti itu' saya bilang gitu. Ya akhirnya 'Pak, kan..' sudah lah enggak usah bicara lagi saya bilang, kalau itu saya tidak. Case close sudah," tutupnya.
Diajak Kudeta AHY
Sebelumnya, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku sempat diajak dalam kudeta AHY. Bahkan, dia juga mengungkapkan salah satu visi yang didengarnya pada orang-orang kudeta tersebut.
"Banyak yang bertanya kepada saya, 'Pak, Bapak juga digadang-gadang menjadi...'. Ya saya bilang 'Siapa sih yang enggak mau. Partai dengan 8% kalau enggak salah kan, besar, kan dia mengangkat Presiden, segala macam kaya gitu'. Ada juga yang datang sama saya," kata Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.
Instagram @nurmantyo_gatot ©2021 Merdeka.com
"Respon Bapak? Respon Bapak gimana?," tanya Arief.
"Datang, 'Wuh menarik juga' saya bilang. Gimana prosesnya? Begini pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan, 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu," jelas Gatot Nurmantyo.
Langsung Teringat SBY
Mendengar visi yang dimiliki oleh pihak kudeta, Gatot lantas mengatakan tidak mudah menurunkan AHY. Gatot juga langsung teringat Istana, terlebih lagi SBY yang pernah memberikan kepercayaannya serta amanah kepadanya.
"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini loh 'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah. Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu. Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana 'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'. Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan. 'Laksanakan tugas dengan profesional. Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja Selamat'. Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi," ungkapnya.
"Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden. Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo kan gitu. Terus saya membalasnya dengan mencongkelkan rakyat?," sambungnya.
SBY Ungkap Kekesalan
Pada jumpa pers, SBY juga mengungkapkan kekesalannya kepada KSP Moeldoko, sang jenderal purnawirawan yang pernah ditunjuknya menjadi Panglima TNI. SBY juga mengungkit jasanya saat menjadi Presiden RI dalam menunjuk Moeldoko sebagai Panglima TNI. Dirinya merasa heran, Moeldoko dengan darah dingin tega melakukan perebutan kekuasaan di Partai Demokrat. Apalagi dengan cara ilegal seperti ini.
©2021 Merdeka.com/istimewa
SBY juga menyinggung langkah Moeldoko memalukan prajurit TNI di mana seharusnya berjiwa kesatria. Dia pun malu dan menyesal telah memberikan kesempatan Moeldoko menjadi Panglima TNI.
"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya dan mohon ampun kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu," kata SBY.
Pidato Politik Pertama Moeldoko
Sementara itu usai dikukuhkan, Moeldoko memberikan pidato politik pertamanya sebagai Ketum versi KLB Deli Serdang. Dia mengklaim tidak memiliki kekuatan untuk memaksa para kader Partai Demokrat untuk memilih dirinya jadi ketua umum.
"Saya sama sekali tidak punya kekuatan untuk memaksa saudara-saudara untuk memilih saya, tapi semua lahir dari sebuah keyakinan. Pak Marzuki Alie punya pengalaman di partai politik yang luar biasa, saya punya pengalaman di Militer dan pemerintahan, para pendiri parpol Demokrat, para senior memiliki filosofi dan kebijakan yang sangat tinggi, para DPP, DPC, dan organisasi sayap memiliki semangat yang menggelegar, luar biasa, jadi kalau semua kekuatan ini disatukan maka akan menggemparkan Indonesia," kata Moeldoko.