Didorong Jenderal Polisi, Pria di Kursi Roda Ternyata Pejabat Era Soeharto dan SBY
Melihat sosok Muladi, pria yang didorong oleh Jenderal Polisi Rycko Amelza.
Irjen Rycko Amelza Dahniel bertemu dengan salah satu gurunya. Saat itu Rycko masih menjabat sebagai Kapolda Jawa Tengah.
Rycko mendorong sosok pria yang berada di kursi roda. Sosok itu ternyata Muladi. Beliau adalah guru sang Jenderal Polisi saat di Akademi Polisi dan PTIK.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
Siapa sangka, pria tersebut merupakan pejabat yang menduduki jabatan penting di era Presiden Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam video berdurasi 1 menit 18 detik itu, Rycko tampak begitu akrab dengan gurunya. Ia terlihat mendorong kursi roda gurunya saat bertemu di bandara.
"Pak Kapolda Jawa Tengah ternyata muridnya Prof. Dr. Muladi saat di Akpol dan di PTIK juga," kata perekam video dalam channel Youtube Soediro Family tahun 2019.
Simak ulasannya berikut ini.
Muladi
Muladi lahir pada 26 Mei 1943 di Solo. Beliau merupakan anak bungsu dari pasangan Dasijo Darmo Soewito dan Sartini. Sang ayah bekerja sebagai reserse polisi.
©2020 Merdeka.com/Youtube Soediro Family
Muladi mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (saat ini Fakultas Hukum) Universitas Diponegoro, Semarang. Saat kuliah, Muladi rupanya aktif dalam berorganisasi. Mulai dari menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) tahun 1963-1968 hingga Komandan Batalyon IV Resimen Mahasiswa Semarang tahun 1964–1967.
Sembari kuliah, Muladi juga bekerja sebagai karyawan OPS Minyak dan Gas Bumi di Jawa Tengah pada tahun 1966–1969. Muladi juga sempat berkarier sebagai dosen di Universitas Diponegoro.
Pejabat dari Era Soeharto sampai SBY
Muladi pernah menjadi Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan HAM) di Kabinet Pembangunan VII era Presiden Soeharto. Setelah Soeharto lengser Muladi malah merangkap sebagai Menteri Sekretaris Negara di masa Kabinet Reformasi Pembangunan era Presiden Habibie.
Karier Muladi tak berhenti. Dia menjadi Gubernur Lemhannas dari 2005-2011, era kepemimpinan Presiden SBY. Sebelum menjadi menteri, Muladi merupakan Rektor di Universitas Diponegoro.
Pendidikan Muladi
Adapun pendidikan yang ditempuh oleh Muladi adalah sebagai berikut:
©2020 Merdeka.com/Youtube Soediro Family
- Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (S-1 Hukum Pidana) pada tahun 1968
- International Institute of Human Rights di Strasbourg, Prancis pada tahun 1979
- Ilmu Hukum Program Pascasarjana FH Universitas Padjajaran, Bandung (S-3) pada tahun 1984 dengan predikat Cumlaude
- KSA III Lemhanas pada tahun 1993
Karier dan Penghargaan Muladi
Lebih lanjut berikut daftar riwayat karier Muladi:
- Rektor dan Guru Besar Universitas Diponegoro.
- Ketua Delegasi Indonesia pada Kongres Crime on Prime Prevention and Criminal Justice (ECOSOC) pada tahun 1991–1998
- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Fraksi Utusan Daerah pada tahun 1997–1999
- Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada tahun 1993–1998
- Menteri Kehakiman (Menkeh) Kabinet Pembangunan VII pada tahun 1998
- Kabinet Reformasi Pembangunan merangkap Menteri Sekretaris Negara pada tahun 1998–1999
- Ketua Institute for Democracy and Human Rights di The Habibie Center, Jakarta pada tahun 1999–2002
- Gubernur Lemhannas pada tahun 2005–2011
- Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hukum dan HAM pada tahun 2009–2014
- Anggota Dewan Komisaris Pertamina
- Ketua Badan Pengelola Gelora Senayan dan Kemayoran
- Hakim Agung RI pada September 2000–Juni 2001
Sejumlah penghargaan yang pernah diterimanya adalah sebagai berikut.
- Dwija Sista dari Departemen Pertahanan dan Keamanan pada tahun 1991
- Man of the Year dari Harian Suara Merdeka, Semarang pada tahun 1995
- Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI pada tahun 1995
- DAN VI Karate (INKAI) pada tahun 1998
- Bintang Mahaputra Adi Pradana Kelas II dari Presiden RI pada tahun 1999
- The Best Alumni of Undip pada tahun 2003
- Bintang Bhayangkara Utama dari Presiden RI pada tahun 2006.