Ikut Tanggapi Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Mabes Polri,Bang Yos:Itu Kerugian
Sutiyoso ikut tanggapi kasus terduga teroris yang menyerang Mabes Polri.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso alias Bang Yos, ikut menanggapi soal penembakan terduga teroris di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan (31/3/2021) lalu.
Hal tersebut disampaikan dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Refly Harun, Senin (5/4).
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Bagaimana Sutiyoso mengundurkan diri dari jabatan Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol? Surat pengunduran diri Sutiyoso disampaikan pada 13 Oktober lalu. Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa jabatan Sudaryono di Partai Gerindra? Diketahui, sebelumnya Sudaryono merupakan asisten pribadi (aspri) Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada 2010 lalu. Tak hanya itu, Sudaryono merupakan Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
-
Kapan Sutiyoso mengundurkan diri dari jabatan Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol? Surat pengunduran diri Sutiyoso disampaikan pada 13 Oktober lalu.
-
Kapan organisasi intelijen resmi pertama di Indonesia dibentuk? Setelah era Budi Utomo, makin banyak organisasi pemuda dan kondisi politik Indonesia juga makin 'panas'. Momen ini juga yang bikin intel masuk dalam lembaga yang terorganisir, yaitu dalam Dinas Reserse Umum yang dibentuk tahun 1920-an.
Dalam video tersebut, Bang Yos menyebut bahwa keputusan untuk menembak mati terduga teroris yang diketahui bernama Zakiah Aini itu merupakan sebuah kerugian besar. Apa alasannya? Berikut ulasan selengkapnya:
Sutiyoso Ikut Tanggapi Soal Kasus Terorisme
Dalam video berjudul 'T3R0RIS ITU MEMANG ADA!! DICECAR WITH SUTIYOSO', Sutiyoso atau Bang Yos bersama Refly Harun membahas soal kejadian terorisme yang belum lama ini terjadi di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri.
Menurut Sutiyoso, berdasarkan pengalamannya sebagai kepala BIN terduga teroris yang menyerang Mabes Polri sebenarnya masih tergolong sangat amatiran.
Youtube/Refly Harun ©2021 Merdeka.com
"Tentu yang pertama prihatin ya kok terus begini berulang kali terjadi, itu si sebenarnya teroris yang masih amatiran. Yang di Mabes itu amatiran banget, kayak anak TK ibaratnya. Kelihatan banget dari gesturenya," kata Sutiyoso.
"Lihat rekaman di televisi kita ka pernah dari pasukan khusus sudah belajar soal itu. Itu tuh (kelihatan) sangat amatiran. Jadi dia emang main perorangan biasaya dia terindoktrinasi bisa lewat ceramah dan sekarang yang paling umum bisa lewat medsos. Jadi orang ini terbius ideologinya itu bahwa begitu mati akan langsung masuk surga gitu," jelas Sutiyoso.
Sebut Keputusan Menembak Mati Sebenarnya Kerugian Besar
Kemudian, Refly Harun pun menanyakan pendapat Sutiyoso tentang tindakan polisi yang justru langsung menembak mati terduga teroris tersebut. Menurut Sutiyoso, keputusan menembak mati itu juga sebenarnya merupakan sesuatu yang cukup merugikan. Padahal menurutnya, dari tersangka polisi akan lebih mudah mengembangkan kasus tersebut.
Youtube/Refly Harun ©2021 Merdeka.com
"Tapi bang saya sebagai warga negara biasa kok agak sedih juga ketika pelumpuhannya kok langsung tembak mati ya yang di Mabes Polri. Kalau di bom bunuh diri kan beda yaa?," tanya Refly Harun.
"Ya sebenarnya itu sebuah kerugian besar karena kalau orangnya mati enggak bisa dikembangkan. Kalau hidup kan bisa dapat pengembangan banyak lah," jawab bang Yos.
"Tapi enggak tahu prosesnya mungkin waktu itu sudah panik atau gimana langsung tembak atau gimana, tapi yang bagus ya memang harusnya dilumpuhkan saja," tambahnya.
Polri Perlu Lakukan Evaluasi
Youtube/Refly Harun ©2021 Merdeka.com
Menurutnya, polri harus melakukan evaluasi besar dengan adanya kejadian tersebut. Sebab, kasus penyerangan Mabes Polri ini disebut Sutiyoso cukup fatal.
"Ya menurut saya Polri juga pasti sudah melakukan evaluasi terhadap kejadian ini karena ini fatal. Yang pertama itu bisa masuk saja sudah aneh banget kan jadi pertanyaan. Karena masuknya ketat kan Mabes Polri apalagi sedang Covid seperti saat ini," kata Sutiyoso.
Kemudian, Refly kembali mempertanyakan apakah dua kejadian terorisme tersebut berkaitan dengan kasus penembakan 6 anggota laskar FPI beberapa waktu yang lalu. Namun, Sutiyoso enggan berkomentar lebih lanjut tentang hal tersebut.
"Kalau soal ini ada koneksitas antara peristiwa FPI sulit aku menjawab lah ya. Karena aku kalau menjawab harus bisa dipertanggungjawabkan. Harus ada investigasi. Tapi memang teroris itu dia akan menyerang saat kita lengah saat ini kan begitu," jelas Sutiyoso.