Jokowi Sebut Istana Jakarta Bau Kolonial, Sejarawan Bilang 'Banyak-banyak Baca Deh'
Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana di Jakarta dan Bogor bau kolonialisme karena warisan dari Belanda menuai polemik.
Pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana di Jakarta dan Bogor bau kolonialisme karena warisan dari Belanda menuai polemik. Pernyataan itu diungkapkan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).
Sejarawan JJ Rizal pun angkat bicara. Dia menilai orang yang menyatakan ada bau kolonial di Istana Jakarta dan Bogor tidak paham bahwa kolonialisme itu bukanlah bangunan tapi pikiran.
- Cerita Jokowi Pelihara Kambing di Istana Bogor, Awal 5 Kini jadi 43 Ekor Jelang Pensiun
- Jokowi soal Istana Jakarta dan Bogor: Saya Merasa Inferior, Simbol Negara tapi Bikinan Kolonial
- VIDEO: Presiden Jokowi Blak-blakan Depan Kepala Daerah di IKN, Singgung Cium Bau-Bau Penjajah
- Jokowi Cerita Perasaan Huni Istana Negara Jakarta dan Bogor: Bau-Bau Kolonial Saya Rasakan Setiap Hari
Tak cuma itu, dia juga menilai orang yang mengatakan hal itu telah mengejek para pendiri bangsa.
"Jadi menurut saya orang yang ngomong bahwa kolonialisme itu bentuknya benda itu bukan hanya tak paham bahwa kolonialisme itu pikiran tapi juga dia mengejek para pendiri bangsa yang tidak pernah merasa keberatan dengan bangunan-bangunan colonial dan (tak) ingin menghancurkan. Justru mereka menjaga bangunan kolonial itu, menggunakan bangunan kolonial itu sebagai simbol sukses," kata JJ Rizal di video yang diunggahnya di akun Instagram miliknya @jalanjalanrizal, dikutip merdeka.com, Jumat (16/08/2024).
Menurutnya, pendiri bangsa justru menjadikan Istana Negara warisan Belanda menjadi simbol sukses kemerdekaan. Karena itu, jalan di Istana Negara Jakarta diubah menjadi Jalan Merdeka untuk mengingatkan bangsa Indonesia bahwa nasionalisme Indonesia itu antitesis dari kolonialisme.
"Dan Soekarno bahkan untuk menetapkan ibu kota Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia dan tahun 1964 itu dilakukan dan dia tak pernah lagi ngomong pindah ibu kota karena dia sebagai arsitek mengubah wajah kota kolonial menjadi wajah kota nasional dari Batavia diubah menjadi kota Jakarta," ujarnya.
Dia mengatakan, dalam buku 'Hari-Hari Terakhir Soekarno' bisa dipelajari bahwa nasionalisme Soekarno tidaklah picik terjebak pada nasionalisme sempit. Nasionalisme Soekarno justru membuka diri dan memahami bahwa warisan kolonialisme berhasil ditumbangkan oleh nasionalisme.
"Bahkan dari dalam gedung-gedung kolonial itulah lahir nasionalisme Indonesia. Ingat peristiwa tahun 1908 siswa Stovia itukan dari bangunan kolonial, Kongres Pemuda tahun 1928 itu kan juga di poros dunia colonial," katanya.
Karenanya, bagi JJ Rizal, orang yang bilang kolonialisme dicium setiap hari di Istana Jakarta dan Bogor benar-benar tak paham kolonialisme itu adalah pikiran bukan benda atau bangunan. Selain itu, orang itu juga telah mengejek para pendiri bangsa terutama Presiden Soekarno.
"Banyak-banyak baca deh, bahaya kalau enggak," katanya sambil tersenyum.
Sebelumnya, saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024) lalu, Presiden Jokowi mengatakan Istana Negara di Jakarta dan Istana Bogor bau kolonial.
Menurutnya, kedua Istana itu merupakan warisan Belanda dan pernah ditinggali pejabat kolonial. Istana Negara Jakarta dulunya dihuni pemerintah kolonial pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten.
Sementara Istana Merdeka Jakarta dihuni Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge dan Istana Kepresidenan di Bogor dihuni Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff.
"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa itu sekali lagi, Belanda bekas gubernur jenderal Belanda dan sudah kita tempati 79 tahun. Ini bau-bau kolonial selalu saya rasakan setiap hari dibayang-bayangi," kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/8/2024).
Karena itu, Jokowi pun mengaku ingin Indonesia memiliki Istana negara yang merupakan hasil produk anak bangsa melalui pembangunan Istana di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kalimantan Timur.