Kemungkinan Israel Jadi Aktor di Balik Kematian Presiden Iran, Mossad Terlibat?
Meski Iran secara resmi menyatakan kecelakaan tersebut akibat faktor cuaca, banyak pihak yang berspekulasi Presiden Iran itu dibunuh.
Meski Iran secara resmi menyatakan kecelakaan tersebut akibat faktor cuaca, banyak pihak yang berspekulasi Presiden Iran itu dibunuh.
Kemungkinan Israel Jadi Aktor di Balik Kematian Presiden Iran, Mossad Terlibat?
Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan helikopter yang jatuh di dekat Jolfa, sebuah kota dekat perbatasan Azerbaijan, sekitar 600 kilometer (375 mil) barat laut ibu kota Iran.
Meski Iran secara resmi menyatakan kecelakaan tersebut akibat faktor cuaca, banyak pihak yang berspekulasi Presiden Iran itu dibunuh. Israel banyak dicurigai terlibat di dalamnya.
Raisi diketahui merupakan sosok yang dikenal keras terhadap Israel. Beberapa Waktu lalu, di bawah komandonya militer Iran menembakan ratusan rudal dan drone ke wilayah Israel.
- Berada di Helikopter Ketiga, Kepala Staf Kepresidenan Ungkap Detik-Detik Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Ada Penumpang yang Masih Hidup
- Iran Bentuk Komisi Khusus Selidiki Penyebab Jatuhnya Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
- Mossad Dituding Berada di Balik Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Pejabat Israel: Bukan Kami Pelakunya
- Presiden dan Menlu Iran Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Serangan itu dilakukan sebagai aksi balasan karena Israel membom konsulat Iran di Suriah yang mengakibatkan tewasnya sejumlah jenderal senior.
Salah satu pihak yang tak menutup kemungkinan Raisi dibunuh adalah mantan anggota Parlemen Eropa, Nick Griffin.
Dia bahkan menyebut tak mengherankan jika Mossad terlibat.
"Ada alasan di luar ketegangan Gaza/Hizbullah/Iran/Israel yang membuat Mossad (badan intelijen nasional Israel) terlibat. Ini tidak mengherankan..." ujar Nick Griffin dilansir media India, Mint, Selasa (21/5/2024).
Dalam sebuah postingan di X, Griffin mengatakan Raisi dan rekannya dari Azerbaijan baru saja membuka bendungan pembangkit listrik tenaga air Qiz Qalasi di perbatasan mereka.
Meningkatnya hubungan baik Iran dengan Azerbaijan ini akan membantu meredakan ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia yang akan merugikan Israel.
"Israel mendapat untung besar dengan menjual drone dan senjata lain yang digunakan untuk menghancurkan pejuang Armenia di Nagorno-Karabakh. Iran dengan tegas mendukung Armenia," kata Griffin.
"Membiarkan pertempuran terus berlangsung merupakan kombinasi keuntungan bagi industri senjata besar Israel dan kebencian kuno," tambah Griffin.
Spekulasi yang menduga ada peran Israel di balik kecelakaan helicopter Raisi juga ramai di media social. Sejumlah pejabat Israel secara tidak resmi membantah negaranya terlibat.
"Bukan kami yang melakukannya," kata pejabat Israel yang meminta namanya tidak disebutkan kepada Reuters.
Hingga kini pemerintah Israel masih belum mengeluarkan komentar resmi soal kematian Raisi. Meski begitu, anggota parlemen Avigdor Liberman, ketua partai oposisi Yisrael Beytenu, mengatakan Israel tidak mengharapkan kematian Raisi untuk membuat perbedaan terhadap kebijakan Iran di wilayah tersebut.
Satu-satunya konsekuensi potensial bergantung pada siapa yang akan menggantikan presiden Iran.
Salah satu kemungkinan yang disebutkan adalah kembalinya Mahmoud Ahmadinejad, yang menjabat sebagai presiden keenam Iran dari tahun 2005 hingga 2013 dan dianggap sebagai musuh bebuyutan Israel.
Seperti diketahui, helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan rombongan jatuh di wilayah Varzaqan, Provinsi Azarbaijan Timur pada Minggu (19/5/2024).
Saat itu helikopter Raisi dan dua helikopter lainnya tengah dalam perjalanan ke Kota Tabriz.
Sebelumnya, Raisi sempat meresmikan Bendungan Qiz Qalasi di perbatasan dengan Republik Azerbaijan di hari yang sama.
Sejumlah pejabat negara yang berada di dalam helikopter yang sama dengan Raisi juga tewas.
Mereka antara lain; Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian; Gubernur Provinsi Azarbaijan Timur Malek Rahmati; kepala tim pengawal Raisi, Mehdi Mousavi; dan perwakilan pemimpin tertinggi di Provinsi Azarbaijan Timur Mohammad Ali Al-e-Hashem.