Menapaki Wisata Bersejarah Sam Poo Kong, Ikon Kota Semarang
Berlokasi di Jalan Simongan, Semarang Barat, Sam Poo Kong menjadi salah satu destinasi wisata yang harus kalian kunjungi jika berada di Kota Semarang.
Sam Poo Kong merupakan salah satu tujuan wisata Kota Semarang yang populer di kalangan wisatawan. Tidak hanya pelancong dalam negeri, turis mancanegara juga bisa kalian temukan di sini.
Sam Poo Kong atau yang lebih dikenal dengan Gedung Batu merupakan kuil China tertua di Kota Semarang. Tidak seperti kuil pada umumnya, Sam Poo Kong dijadikan sebagai tempat ibadah dari berbagai etnis dan kelompok agama seperti Budha, Tao hingga Muslim.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Kapan Sambal Bawang menjadi trending? Dilansir merdeka.com dari briliofood.net, Kamis (5/10) berikut di antaranya.
-
Siapa yang mengungkapkan kekagumannya terhadap Semarang? Sementara itu Prapan Disyatat mengaku terkesan dengan pelayanan yang ramah dan kebersihan sejak dari Bandara Internasional Ahmad Yani sampai Rumah Dinas Gubernur Jateng Puri Gedeh.
-
Apa yang dikatakan semut kepada kepompong? “Aduh kasian sekali kamu ini” kata semut itu dengan nada antara kasihan dan menghina.“Nasibmu malang sekali, sementara aku bisa lari kesana kemari sekehendak hatiku, dan kalau aku ingin aku bisa memanjat pohon yang tertinggi sekalipun, kamu terperangkap dalam kulitmu, hanya bisa menggerakkan sedikit saja tubuhmu.”
-
Apa yang terjadi pada kucing liar di Semarang? Banyak kucing liar yang hilang dan tersisa hanya satu ekor dalam keadaan mengenaskan.
Berlokasi di Jalan Simongan, Semarang Barat, Sam Poo Kong menjadi salah satu destinasi wisata yang harus kalian kunjungi jika berada di Kota Semarang. Menariknya, di dalam kuil ini terdapat beberapa tempat yang sarat akan sejarah.
Lantas apa saja dan bagaimana sejarahnya itu? Langsung saja simak informasinya yang dihimpun dari sampookong.co.id berikut ini.
Kuil Dewa Bumi
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Sam Poo Kong merupakan sebuah kuil. Tak mengherankan bila, bangunan-bangunan di sini memiliki sebutan nama dewa.
Di setiap kuil biasanya terdapat dua dewa utama yaitu Dewa Pelindung Bumi dan Dewa Bumi. Tidak terkecuali di Sam Poo Kong. Bahkan, penduduk Tionghoa di sini kerap melakukan ritual penyembahan kepada kedua dewa tersebut.
Di dalam kuil ini, kalian akan melihat harimau hitam yang dikenal sebagai wali Houw Ciang Kun bagi para pengikutnya. Tidak hanya itu saja, di depan kuil juga terdapat dua penjaga gerbang yang bernama Ue Tek Kiong dan Sie Siok Po.
Menariknya, pada saat perayaan Festival Mooncake tengah berlangsung, sebagian besar orang kuil akan membagikan kue bulan kepada masyarakat yang ada di sekitar.
Kyai Juru Mudi
Kyai Juru Mudi merupakan sebutan untuk makam Kapten Wang Jing Hong atau Ong Keng Hong. Kisah ini bermula saat kapal laksamana Zheng He bersama dengan kapten Wang Jin Hong tiba untuk kedua kalinya di Kota Semarang. Sayangnya, Wang Jin Hong tiba-tiba jatuh sakit.
Diketahui pula jika penyakitnya cukup serius sehingga dia membutuhkan perawatan dengan segera. Karena penyakitnya itu juga, Wang Jin Hong harus beristirahat total dan tidak bisa melanjutkan perjalanannya dengan Zheng He. Wang Jin Hong kemudian memutuskan untuk menetap di Kota Semarang.
Wang meninggal pada usia 87 tahun dan di makamkan tepat di samping gua batu Sam Poo Kong. Wang sangat dikenal akan usahanya membuat lingkungan menjadi berkembang pesat.
Perkembangan tersebut merupakan buah hasil tani yang dilakukan Wang bersama dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Dengan perkembangan itu pula, hidup penduduk sekitar menjadi lebih sejahtera.
Kuil Sam Poo Kong
Kuil Sam Poo Kong juga dikenal dengan sebutan Sam Poo Tay Djien atau Gedung Batu. Kuil inilah yang menjadi tempat utama bagi orang-orang yang ingin berdoa di Sam Poo Kong. Ada yang menarik dari kuil ini, terdapat relief batu yang begitu indah mengelilingi bangunan seluruh bangunan.
Bukan sembarang corak, relief ini menceritakan semua kisah ekspedisi Laksamana Cheng Ho pada abad ke -15 yang berlangsung selama 30 tahun. Menariknya, batu yang digunakan dalam relief di datangkan langsung dari China. Meskipun demikian, ukirannya dipahat oleh seniman Indonesia asal Pulau Bali. Tahukah kalian? Di dalam Gedung Batu ini juga terdapat area untuk shalat juga loh.
Kyai Djangkar
Kyai Djangkar juga dikenal dengan sebutan lainnya, seperti Makam Jangkar, Kuil Kong Hu Cu serta Rumah Hoo Ping Spirit. Sebab, tempat ini menjadi lokasi Makam Jangkar atau Makam Kyai Djangkar yang diletakkan pada sisi paling kiri.
Di situ pula, tempat yang dipercaya sebagai lokasi jangkar laksamana Zheng He pada saat pertama kali datang ke tanah Jawa. Tak hanya itu saja, di sebelah makam juga terdapat sebuah kuil untuk pendiri doktrin Kong Hu Cu. Di sebelahnya lagi, lebih tepatnya pada sisi kanan area terdapat Hoo Ping Spirit House.
Nyai Cundrik Bumi
Nyai Cundrik Bumi juga dikenal dengan sebutan The Sacred Daggers Sanctuary. Awal mulanya, Nyai Cundrik Bumi dijadikan sebagai pusat penyimpanan dan perawatan pusaka. Sayangnya, kini kalian tidak bisa menemukan lagi pusaka berharga yang dimaksudkan tersebut. Tempat ini sekarang lebih dijadikan sebagai simbol salah satu tempat penting di masa lalu.
Tahukah kalian? Pada awalnya, gua batu atau tempat Wang Jing Hong beristirahat dan patung Zheng He didirikan, berada di sini. Karena telah terjadi tanah longsor beberapa tahun silam, gua batu dan patung Zheng He pada akhirnya dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Kyai Nyai Tumpeng
Sama seperti bangunan lainnya yang memiliki julukan, Kyai Nyai Tumpeng juga dikenal dengan sebutan Kuil Koki. Awal kisahnya, kuil ini tidak ada dan hanya berupa tanah kosong. Hingga kemudian seorang dukun kesurupan dan berteriak Tumpeng! Tumpeng. Sejak saat itu, Yayasan Sam Poo Kong memutuskan untuk memberikan nama kuil Han Li Bao atau Kyai Nyai Tumpeng pada area tersebut.
Kyai Nyai Tumpeng ini sendiri merupakan koki dari laksamana Cheng Ho yang bernama asli Han Li Bao. Han kemudian dibawa oleh laksamana Zheng He untuk bekerja di kapalnya sebagai koki. Ada yang menarik dari sosok koki Han Li Bao, sebenarnya dia merupakan seorang putri China.