Menarik Pakaian yang Dikenakan Ganjar dan Mahfud MD Terbuat dari Kapas, Begini Filosofinya Bikin Bengong
Berikut filofosi dari pakaian yang dikenakan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Debat Pilpres ke-IV.
Berikut filosofi dari pakaian yang dikenakan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Debat Pilpres ke-IV.
Menarik Pakaian yang Dikenakan Ganjar dan Mahfud MD Terbuat dari Kapas, Begini Filosofinya Bikin Bengong
Debat Capres-Cawapres ke-IV telah digelar pada Minggu (21/1) malam.
Debat kali dengan tema berbeda yaitu terkait Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.
Namun ada yang menarik dari Debat Capres-Cawapres malam tadi.
- Reaksi Ganjar-Mahfud Saat MK Tolak Seluruh Gugatan Pilpres 2024
- Mahfud Diadukan ke Bawaslu atas Dugaan Hina Gibran, Ganjar: Jangan-Jangan Saya Sebentar Lagi Dilaporkan
- Mahfud Bocorkan Persiapan Ganjar Pranowo Hadapi Debat Ketiga
- Ganjar soal Debat Cawapres: Pak Mahfud Profesor, Doktor, Punya Pengalaman
Bahkan ada Filosofi tersendiri dari baju tersebut.
Lantas bagaimana filosofi dari pakaian yang dikenakan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Debat Pilpres ke-IV?
Simak ulasan informasinya berikut ini.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD kembali menjadi sorotan publik lantaran pakaian yang dikenakannya. Dalam konferensi pers, Mahfud pun menceritakan tentang perjalanan baju tersebut.
"Baju yang saya pakai bersama Pak Ganjar ini merupakan aksi nyata dan harapan perempuan Indonesia untuk merawat Ibu Pertiwi kita yang sakit," ujarnya.
"Izinkan saya bercerita tentang perjalanan baju ini," lanjutnya.
merdeka.com
Dikatakan, pasangan calon nomor urut 03 ini mengenakan pakaian yang terbuat dari kapas. Pakaian ini pun juga asli buatan masyarakat Indonesia.
"Baju ini terbuat dari kapas yang mudah terurai secara alami. Kapas ini ditanam oleh petani perempuan di Tuban, Jawa Timur. Dengan teknik tumpang sari tanpa menggunakan bahan kimia," jelasnya.
"Kapas diproduksi menjadi benang dan ditenun secara manual menjadi sehelai kain. Pewarnaan menggunakan pewarna alami dari tanaman, bukan kimia," sambungnya.
"Sehingga menghindari penggunaan 2,5 juta liter bahan kimia," tambahnya.
"Sementara kancingnya diproduksi di Makassar," ungkap Mahfud MD.
"Kain dijahit oleh Ibu-Ibu di Desa Badung, Bali. Menggambarkan semangat dan kerja keras mereka untuk memberikan penghidupan bagi keluarganya di masa depan,"
"Di mana 100% dari mereka menerima upah yang layak," lanjutnya.
merdeka.com
Lebih lanjut, Mahfud mengungkapkan bahwa pakaian tersebut membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk bisa siap digunakan. Meski begitu, pakaian ini mampu memberikan dampak positif kepada ribuan kehidupan.
"Dibutuhkan waktu 180 hari (atau) 6 bulan untuk tumbuh, memintal, menenun dan menjahit baju. Proses ini telah menebarkan dampak positif untuk 1.500an kehidupan, terdiri dari petani hingga penjahit," jelasnya.
"Juga berhasil mencegah produksi 80 ton CO2 dan menggenerasi 30 hektar lahan melalui daur ulang sampah dan mengubah tanah kering menjadi agroforestri,"
merdeka.com
"Sebelumnya para Ibu pengrajin terdampak bahan kimia yang bahaya bagi kesehatan dan mencemari sumber air dan juga tidak mendapatkan penghidupan yang layak," paparnya.
"Pengembangan penanaman kapas asli Indonesia juga menjadi inspirasi di mana sekarang lebih dari 90% kita mengimpor kapas. Padahal di tahun 1940-1950 Indonesia adalah salah satu produsen kapas global terbesar,"
merdeka.com
Mahfud pun lantas memberikan pesan kepada masyarakat luas. Terlebih Debat Capres-Cawapres kali ini juga mengangkat topik tentang lingkungan dan kelestarian alam.
"Kita bisa hidup layak dan berkembang di rumah kita sendiri dengan menjaga kearifan lokal dan keberagaman. Pembangunan ke depan harus melihat, bukan hanya aspek ekonomi tetapi juga lingkungan dan sosial untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," tutupnya.