Mengenal Autonomous Rail Transit (ART), Kereta Tanpa Rel yang Beroperasi di IKN Bulan Ini
Apa itu Autonomous Rail Transit (ART), kereta tanpa rel yang akan beroperasi di IKN? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Pemerintah memiliki ambisi yang sangat besar dalam menerapkan berbagai macam teknologi canggih yang ada di IKN.
Salah satunya adalah transportasi umum yaitu kereta tanpa rel. Kereta ini nantinya akan digunakan oleh para pejabat yang berkantor di IKN.
-
Kapan kereta kencana Kiai Garuda Yeksa dibuat? Kereta kencana itu dibuat pada sebuah pabrik di negeri Belanda pada tahun 1861 atas pesanan Sri Sultan HB VI.
-
Apa arti dari influencer? Influencer adalah istilah yang lekat dengan dunia media sosial. Bisa dikatakan, tak akan ada influencer jika tak ada media sosial. Kedua hal ini seolah tak bisa dilepaskan. Bahkan saat ini, influencer termasuk dalam kategori jenis pekerjaan modern.
-
Kenapa di rel kereta api ditaruh batu? Kenapa di rel kereta api ditaruh batu? Soalnya kalau ditaruh duit nanti pada diambil.
-
Apa yang membuat netizen memuji kecantikan artis-artis tersebut? Netizen pun justru memuji penampilan mereka yang cantik alami dengan kulit terawat.
-
Mengapa pesawat tanpa awak ini dibuat? Pengembangan pesawat tanpa awak itu dilakukan dengan dana LPDP.
-
Di mana banjir merendam rel kereta? "Mohon maaf atas keterlambatan perjalanan Commuter Line Rangkasbitung pada Sabtu (6/7) sore ini imbas jalur KA yang terendam banjir di KM 17+2/5 antara Stasiun Kebayoran - Stasiun Pondok Ranji," seperti dilihat di instagram story akun resmi instagram @commuterline Sabtu (6/7).
Sehingga memudahkan mobilitas mereka dan mengantar para penumpang sampai ke tujuan tepat waktu tanpa macet-macetan.
Lantas, apa itu kereta tanpa rel atau yang biasa disebut ART? Berikut ini merdeka.com merangkumnya
Apa Itu Autonomous Rail Transit?
Autonomous Rail Transit (ART) adalah sebuah inovasi dalam sistem transportasi massal yang menggabungkan teknologi kereta tanpa rel dengan kemampuan otonom.
ART dirancang untuk beroperasi di jalur khusus tanpa memerlukan rel fisik, menggunakan sensor dan teknologi GPS untuk navigasi.
Kendaraan ini dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar dengan efisiensi dan fleksibilitas tinggi.
- Seperti di Eropa, Begini Potret Ujicoba Autonomous Trem di Tengah Kota Solo
- Sebelum Pensiun, Jokowi Tandatangani Inpres Percepatan Penyelenggaraan Trem Otonom IKN
- Siap Beroperasi Saat HUT ke-79 RI, Ini Fakta Menarik Kereta Tanpa Rel di IKN
- Muncul Wacana Pembangunan Kereta Cepat Brunei-Malaysia dan Tembus ke IKN Nusantara
Transportasi massal ini dikembangkan oleh perusahaan dari China yaitu CRRC Corp., Ltd dan dikenalkan pada Oktober 2017 lalu di Kota Zhuzhou, Hunan.
Secara bertahap kereta ini beroperasi di beberapa kota lain di China. ART terdiri dari tiga gerbong dan mampu menampung hingga 300 orang dengan kecepatan maksimum 70 km per jam.
Kereta ini juga menggunakan ban berbahan karet tanpa awak dan berjalan sesuai dengan lintasan virtual yang telah ditentukan.
Di dalam kereta ada sensor yang berfungsi mengidentifikasi lintasan virtual di jalan dan memberi perintah melalui unit kendali pusat.
Selain itu, ada juga sistem persinyalan untuk memprioritaskan ART di persimpangan jalan raya.
Teknologi dan Fitur ART
ART dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih untuk memastikan operasinya yang aman dan efisien. Beberapa fitur utama termasuk:
1. Navigasi Otonom
Menggunakan sensor LIDAR, radar, dan kamera untuk mendeteksi lingkungan sekitar dan menghindari rintangan.
2. Kendali Elektronik
Sistem kendali yang terkomputerisasi memastikan pergerakan yang halus dan presisi tanpa menggunakan awak.
3. Energi Ramah Lingkungan
Menggunakan tenaga listrik, ART mengurangi emisi karbon dan mendukung inisiatif keberlanjutan lingkungan.
4. Desain Modular
Kereta ini memungkinkan penambahan atau pengurangan gerbong sesuai kebutuhan penumpang.
Implementasi di Ibu Kota Nusantara (IKN)
Pada bulan Agustus ini, ART dijadwalkan untuk mulai beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Rencananya, ART akan beroperasi di IKN tepat pada HUT RI yang ke-79 yaitu pada 17 Agustus tahun 2024.
Kereta yang dioperasikan menggunakan baterai ini nantinya akan menjadi solusi atas transportasi umum yang ada di IKN untuk mengantisipasi kemacetan.
Dikatakan akan ada dua rangkaian ART yang nantinya akan beroperasi di IKN dan masing-masing rangkaian terdiri dari 3 gerbong penumpang.
Menhub menargetkan bahwa waktu tunggu di setiap pemberhentian trem ART ditargetkan hanya 5 menit saja.ART akan beroperasi mengitari Jalan Sumbu Kebangsaan di IKN.
Dimulai dari pusat Sumbu Kebangsaan kemudian berputar ke Sumbu Timur dan Barat sesuai dengan arah jarum jam.
Manfaat ART bagi IKN
Implementasi ART di IKN membawa sejumlah manfaat, antara lain:
1. Efisiensi Transportasi
ART dapat mengangkut banyak penumpang sekaligus dengan waktu tempuh yang cepat dan tepat waktu.
2. Fleksibilitas Rute
Tidak memerlukan rel fisik memungkinkan ART untuk memiliki rute yang lebih fleksibel, mudah disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan kota.
3. Pengurangan Polusi Udara
Dengan penggunaan energi listrik, ART membantu mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor konvensional.
4. Daya Tarik Wisata
Teknologi canggih dan desain futuristik ART dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke IKN.
Meskipun ART menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak tanpa tantangan.
Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi termasuk membangun jalur khusus dan stasiun yang sesuai dengan kebutuhan ART memerlukan investasi besar dan waktu.
Selain itu, ART harus diintegrasikan dengan sistem transportasi lain di IKN untuk memastikan konektivitas yang baik dan pengalaman pengguna yang lancar.
Dengan perencanaan yang matang dan komitmen dari pemerintah serta pemangku kepentingan terkait. ART memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung sistem transportasi di IKN.
Autonomous Rail Transit (ART) adalah inovasi transportasi yang menjanjikan, membawa efisiensi, fleksibilitas, dan keberlanjutan ke tingkat baru.
Dengan mulai beroperasinya ART di Ibu Kota Nusantara bulan Agustus ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi mobilitas dan pembangunan kota baru tersebut.
Keberhasilan ART di IKN juga dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan sistem transportasi canggih di wilayah lain.