Mengurai Tiga Motif Kelompok Teroris, Mati Mulia yang Menyesatkan
Kebanyakan pelaku bom bunuh diri melakukan aksinya untuk mencari kemuliaan atau mencari syahid.
Aksi terorisme kembali terjadi di tanah air. Dalam kurun waktu kurang dari sepekan, dua kali terjadi aksi terorisme.
Salah satunya, bom bunuh diri terjadi di Gereja Katerdal Makassar pada Minggu (28/3) yang dilakukan pasangan suami istri.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Apa yang terjadi di perlintasan Madukoro, Semarang? Peristiwa itu mengakibatkan ledakan hebat disusul kobaran api.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Pengamat terorisme Ridlwan Habib menjelaskan tiga motif para pelaku bom bunuh diri melangsungkan aksinya. Menurutnya, kebanyakan pelaku bom bunuh diri melakukan aksinya untuk mencari kemuliaan atau mencari syahid. Artinya apabila mereka tewas, mereka mati dengan jalan yang mulia.
"Jadi ya ada 3 motif, yang pertama adalah motif mencari kemuliaan atau mencari syahid. Jadi di kelompok ini memang salah satu pemahaman mereka kalo mati bom bunuh diri itu mati syahid, mati mulia, masuk surga," jelas Ridlwan, kepada merdeka.com Senin (29/3).
Dia mengatakan, pemahaman itu merupakan pemahaman yang menyesatkan, namun diyakini oleh para pelaku bom bunuh diri.
"Mereka mengambil momentum di bulan sya'ban menjelang ramadhan, menurut kelompok ini bulan yang mulia untuk mati. Ini pemahaman yang salah ya tapi ini diyakini kelompok ini," katanya.
Lebih lanjut, pemboman di Gereja Katedral Kota Makassar salah satu aksi balas dendam pelaku karena ustadz yang menikahkan keduanya ditembak anggota kepolisian pada Januari silam.
"Motif ke dua adalah pembalasan dendam karena ustadz mereka atau guru mereka ditembak Densus 88 pada 6 januari 2021 namanya Rizaldi, itu yang menikahkan keduanya, jadi guru mereka ditembak makanya mereka semakin terpicu untuk melakukan pembalasan," kata Ridlwan.
Ridlwan juga menambahkan bahwa motif ketiga para pelaku pemboman yang merupakan bagian dari JAD ini tidak lain untuk menimbulkan konflik yang dapat memecah negara.
"Nah yang ketiga, motif besarnya adalah motif JAD secara umum adalah menciptakan konflik secara horizontal maka yang diserang adalah gereja, supaya terjadi ketidakpercayaan antara satu umat beragama dengan umat beragama yang lain. Lalu kemudian terjadi konflik horizontal yang menyebabkan negara pecah lalu mereka bisa mengambil keuntungan dari situ," ungkap Ridlwan.
"Keuntungan yang bisa diambil ya mereka bisa menguasai negara seperti Isis menguasai Suriah dan Marawi Filipina Selatan," pungkasnya.
REPORTER MAGANG : Annastasya Narpadayinta