Nadhira Afifa, Pembaca Pidato Wisuda Online Harvard dan Buat Inovasi Tangani Corona
Salah satu mahasiswa yang menjadi sorotan publik dan juga baru saja menghadiri wisuda online adalah Nadhira Afifa. Gadis yang satu ini mencuri perhatian lantaran pidatonya di Harvard, Amerika Serikat yang luar biasa.
Pandemi Covid-19 nampaknya telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan manusia. Mulai dari segi ekonomi, sosial, budaya, hingga pendidikan. Salah satu dampaknya yaitu digelarnya wisuda online pada hampir seluruh universitas yang ada di dunia.
Salah satu mahasiswa yang menjadi sorotan publik dan juga baru saja menghadiri wisuda online adalah Nadhira Afifa. Gadis yang satu ini mencuri perhatian dunia lantaran pidatonya di kampus Harvard, Amerika Serikat yang luar biasa.
-
Apa yang dipelajari Nisrina Nadhifah di Universitas Terbuka? Beberapa tahun yang lalu, Ninies menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Terbuka.
-
Kapan Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia? Dilahirkan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 1977, Najwa menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996.
-
Bagaimana Nisrina Nadhifah menunjukkan dukungannya terhadap isu perempuan dan HAM? Nisrina Nadhifah yang kini telah dewasa selalu mengunggah potret-potret dirinya yang mendukung perempuan dan isu-isu HAM di Indonesia.
-
Apa yang menginspirasi karya-karya Nashar? Ia banyak terinspirasi dari objek kehidupan sehari-hari dan banyak belajar dari pelukis-pelukis besar lainnya.
-
Siapa yang menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia? Tokoh yang memiliki semangat tinggi dan menjadi sumber inspirasi bagi wanita Indonesia. Selamat hari Kartini untuk wanita Indonesia!
-
Siapa Nabilah Ayu? Siapa yang tidak mengenal Nabilah Ayu, mantan anggota grup idola JKT48?
Lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dilansir dari Liputan6, dara cantik 25 tahun ini baru saja menempuh pendidikan Magister di Fakultas Kesehatan Masyarakat Harvard T.H. Chan School of Public Health. Pada 28 Mei lalu, ia diberi kesempatan untuk membacakan pidato sekaligus menjadi wakil dari angkatannya.
Instagram/@nadhiraafifa ©2020 Merdeka.com
Wisuda Online
Sebelumnya, gadis yang memiliki nama lengkap Nadhira Nuraini Afifa ini tidak pernah mengira bahwa dirinya terpaksa harus melakukan prosesi wisuda secara virtual. Bahkan dirinya juga mengungkapkan kesedihannya ketika mengetahui kebijakan kampusnya tersebut.
Namun, pada akhirnya dia mengaku bahwa momentum wisuda secara virtual bukanlah sesuatu yang perlu disesali.
“Yang penting itu perjalanannya selesai dan apa yang bisa aku lakukan setelah aku wisuda,” katanya.
Momen Tak Terlupakan
Meskipun harus menjalani prosesi wisuda secara virtual, namun hal tersebut diungkapkannya merupakan kenangan yang tidak akan terlupakan. Dia mengaku senang lantaran mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pidato kelulusannya di depan ratusan pasang mata.
Momen tersebut menjadi akhir yang manis bagi dirinya. Kesempatan berharga itu ia gunakan untuk menyampaikan pesan solidaritas guna menangani wabah Covid-19 di seluruh dunia.
Instagram/@nadhiraafifa ©2020 Merdeka.com
Pesan Solidaritas
Pada pidato yang disampaikan tersebut, ia mencoba untuk membangkitkan rasa solidaritas seluruh manusia guna menghadapi wabah Covid-19.
“Hanya melalui kesehatan masyrakat, kita dapat melihat seluruh negara mengesampingkan perbedaan mereka dan menarik sumber dayanya. Orang-orang dipersatukan melalui upaya kesehatan masyarakat, terlepas dari perbedaan etnis, kebangsaan, dan spiritualitas,” ungkapnya.
Kurang Mendapat Apresiasi
Ia mengaku bahwa masa pandemi Covid-19 ini secara tidak langsung telah membuka mata dunia terhadap potensi lulusan kesehatan masyarakat yang selama ini cukup dipandang sebelah mata. Hal ini membuat Nadhira cukup optimis terhadap peran ahli kesehatan masayrakat di masa mendatang untuk dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Instagram/@nadhiraafifa ©2020 Merdeka.com
Masalah Koordinasi
Lulus sebagai master of public health membuat pikirannya semakin kritis dan siaga terhadap penanganan Covid-19 di Indonesia. Nadhira mengaku bahwa Indonesia memiliki beberapa kelemahan dalam menangani kasus Covid-19.
Beberapa di antaranya adalah tes Covid-19 yang cenderung terlambat hingga kebijakan Pemerintah mengenai koordinasi dalam penangan Covid-19.
Kontribusi untuk Negeri
Instagram/@nadhiraafifa ©2020 Merdeka.com
Meski baru saja lulus sebagai master of public health, Nadhira rupanya telah menjalankan praktek di rumah sakit serta berpartisipasi menjadi bagian dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk menangani Covid-19 di ibukota.
Inovasi Baru Penanganan Covid-19 di Indonesia
Bahkan, ia bersama timnya yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berhasil menciptakan inovasi baru bernama JakCLM. Inovasi ini memungkinkan pengguna untuk mencari tahu kondisi kesehatan masing-masing berdasarkan gejala tanpa perlu datang ke fasilitas kesehatan.
Dari hasil yang tertera, maka pengguna akan diberikan rekomendasi mengenai tes Covid-19 yang perlu dilakukan ataukah tidak. Tentu saja, inovasi ini membantu Pemerintah untuk tracking kasus Covid-19 yang menyebar ke seluruh pelosok negeri.