Orangtua Wajib Tahu, Main Video Game Ternyata Meningkatkan Kecerdasan Anak
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktu lebih lama bermain video game mengalami peningkatan IQ sekitar 2,5 poin.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bermain video game dapat memberikan manfaat positif bagi kecerdasan anak-anak. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang lebih sering terlibat dalam permainan video mengalami peningkatan kecerdasan, meskipun peningkatan tersebut tergolong kecil.
Menurut laman Science Alert yang dilansir pada Senin (30/12/2024), video game dapat melatih kemampuan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan beradaptasi dengan cepat. Aktivitas ini merangsang kognisi yang dapat mendukung perkembangan otak, khususnya dalam aspek visual dan spasial.
-
Bagaimana cara melatih keterampilan membaca anak dengan permainan? Permainan kata dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk melatih keterampilan membaca anak. Gunakan permainan sederhana seperti melempar bola ke kartu kata atau membentuk huruf dari playdough.
-
Apa saja contoh permainan yang bisa meningkatkan kecerdasan anak? Pilihlah permainan yang mendukung perkembangan kognitif, motorik, dan sosial anak. Misalnya, permainan puzzle dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, sementara permainan kelompok dapat meningkatkan kemampuan sosial dan kerjasama.
-
Apa saja jenis permainan yang membantu melatih kecerdasan anak? Itulah beberapa permainan yang bisa membantu melatih kecerdasan sang buah hati. Melalui bermain, anak-anak nggak hanya mengembangkan keterampilan akademis, tetapi juga membangun kemampuan sosial, keterampilan berkomunikasi, dan kecerdasan emosional.
-
Apa yang dimainkan anak-anak zaman dulu? Permainan anak-anak zaman dahulu ada yang masih bertahan sampai sekarang.
-
Permainan apa yang cocok untuk melatih kemampuan anak dalam memecahkan masalah? Bermain puzzle bagus untuk melatih anak untuk memecahkan masalah.
-
Bagaimana cara bermain teka-teki dengan anak? Bermain teka-teki dengan anak dapat menjadi ajang asah otak sekaligus mempererat interaksi dengan mereka.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini tidak membedakan jenis video game yang dimainkan, baik itu permainan di ponsel maupun konsol, sehingga manfaat spesifik dari masing-masing jenis permainan belum dapat dipastikan. Penelitian tersebut melibatkan 9.855 anak berusia 9 hingga 10 tahun di Amerika Serikat yang terdaftar dalam studi jangka panjang ABCD (Adolescent Brain Cognitive Development).
Rata-rata, anak-anak tersebut menghabiskan waktu 2,5 jam sehari untuk menonton televisi atau video online, 1 jam untuk bermain video game, dan 30 menit untuk bersosialisasi di internet.
Dua tahun setelahnya, peneliti melakukan tinjauan terhadap data dari 5.000 anak dalam kelompok tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain video game lebih lama mengalami peningkatan IQ sebesar 2,5 poin dibandingkan dengan rata-rata peningkatan IQ anak-anak lainnya.
Peningkatan IQ ini diukur melalui tes yang mencakup kemampuan membaca, pemrosesan visual-spasial, memori, fleksibilitas berpikir, dan pengendalian diri. Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini hanya melibatkan anak-anak di AS, sehingga kondisi anak-anak di wilayah lain mungkin sangat berbeda.
Meski demikian, studi ini memberikan wawasan baru mengenai hubungan antara bermain video game dan kecerdasan anak. Penelitian yang diterbitkan di Scientific Reports ini juga menemukan bahwa aktivitas layar lainnya, seperti menonton TV atau menggunakan media sosial, tidak memberikan dampak positif atau negatif terhadap kecerdasan anak-anak.
Hal ini menunjukkan bahwa jenis aktivitas digital yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan pada perkembangan anak. Namun, peneliti mengingatkan bahwa penelitian ini hanya berfokus pada kecerdasan anak dan tidak mencakup efek dari kebiasaan layar terhadap aspek lain seperti aktivitas fisik, tidur, kesejahteraan emosional, atau prestasi akademik.
Penelitian ini masih memerlukan lebih banyak studi untuk memahami hubungan antara kebiasaan bermain video game, faktor lingkungan, dan perkembangan otak anak. (Tifani)