Pensiunan PNS Memilih Hidup & Tinggal di Tengah Hutan Bareng Sang Suami, Ini Alasannya
Kisah pasutri lansia memilih pindah dan tinggal di tengah hutan tanpa tetangga.
Kisah pasutri lansia memilih pindah dan tinggal di tengah hutan tanpa tetangga.
Pensiunan PNS Memilih Hidup & Tinggal di Tengah Hutan Bareng Sang Suami, Ini Alasannya
Kisah pasangan suami istri lansia yang memutuskan tinggal di hutan usai pensiun, dibagikan oleh kanal Youtube TEDHONG TELU.
Sepasang pasutri paruh baya di Banjarnegara, Jawa Tengah memilih hidup menyendiri di tengah hutan tanpa tetangga.
Mengaku sempat merasa kesepian, namun pasangan lansia itu punya alasan tersendiri. Simak ulasannya:
- Memilih Hidup di Tengah Hutan dengan Rumah Sederhana, Pasangan Suami Istri Ini Ternyata Buka Orang Sembarangan
- Melihat Keseharian Para Lansia di Kampung Terpencil Tengah Hutan Banyumas, Hidup Serba Sulit
- Pasangan Lansia Hidup dengan Damai di Tengah Hutan, Rumahnya Sederhana Berdinding Bilik Bambu
- Membentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan
Pensiunan PNS Tinggal di Hutan
Dalam video yang dibagikan, diketahui jika pasutri lansia yang tinggal di hutan tersebut bernama Edi Suharto dan istrinya, Peni.
Pada usianya yang sudah tidak muda lagi, keduanya memilih untuk hidup di tengah hutan di sekitar Kabupaten Banjarnegara.
Di sebuah rumah kayu yang berada di area hutan lindung, Peni dan suaminya sudah tinggal di tempat itu sejak tahun 2006 silam.
Akses menuju rumah yang ditinggali Peni masih berupa jalan setapak untuk lalu lintas petani ke kebun atau hutan.
Butuh perjuangan keras untuk mencapai rumah. Jalannya masih berbatu, banyak tanjakan dan kelokan tajam.
Peni sendiri dulunya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setelah pensiun, dia sempat membantu suaminya yang bekerja sebagai petani.
"Jadi setelah saya pensiun akhirnya saya ngikut suami ke kebun bantu-bantu," kata Peni dikutip dari Youtube TEDHONG TELU (11/6/2024).
"Ternyata lama-lama asyik juga bergaul sama orang-orang kampung. Saya belajar dari mereka (meski) penghasilannya segitu tapi keakrabannya begitu (bagus)," tambahnya.
Memutuskan Pindah ke Hutan
Karena beberapa alasan, Peni dan suaminya pun akhirnya pindah dan menempati rumah kayu yang ada di tengah hutan.
"Awalnya ya (sedih) netes air mata lah sendirian (di sini) tapi lama-lama justru aku jadi bahagia di sini," kata Peni.
Sempat merasa sedih dan kesepian, Peni mengaku saat ini dia justru sangat menikmati kehidupannya yang jauh dari hiruk pikuk.
"Di sini kita bisa berpikir tenang, bisa intropeksi, bisa lebih dekat kepada Tuhan, dan tidak banyak masukan-masukan, yang membuat kita kembali berbuat dosa yang harusnya sudah tidak layak kita lakukan sebagai orang tua," tambahnya.
Untuk mencukupi keperluan sehari-harinya, Peni dan sang suami menggarap lahan perkebunan di sekitar rumah.
Mereka juga mengelola beberapa kolam ikan yang hasilnya bisa dikonsumsi untuk makanan sehari-hari.
Tak hanya itu, Peni juga memiliki usaha budidaya lebah madu di sekitar rumah yang cukup banyak.
Untuk mengelolanya, dia dibantu oleh putra sulungnya yang datang hampir setiap hari ke rumah hutan.