Petani di Sukabumi Jadi Live Streamer TikTok karena Penghasilannya Besar, Komentar Anak Bos Jalan Tol Jadi Sorotan
Berikut isi komentar anak bos jalan tol pada unggahan petani jadi live streamer TikTok di Sukabumi.
Fenomena joget-joget saat live di TikTok belakangan kembali ramai dilakukan oleh masyarakat. Khususnya warga di sebuah kampung di Sukabumi, Jawa Barat.
Warga yang kebanyakan berprofesi sebagai petani ini aktif membuat konten di TikTok dan menjadi TikTokers. Tidak hanya satu atau dua orang saja, mereka tampak beramai-ramai melakukan live streamer di kampung tersebut.
- Viral Petani di Sukabumi Menari di Live TikTok, Wamentan: Terus, Apa Salahnya?
- Peduli Jalan Berlubang, Aksi Bocah Tambal Aspal Sendirian Pakai Semen Ini Viral
- Petugas Tiket KAI Jadi Sorotan atas Sikapnya ke Penumpang Nenek-nenek, Sosoknya Cantik Mempesona & Baik Hati
- Petani Bekerja Tanpa Bayaran Ini Tiba-Tiba Diminta Gambar Keinginan oleh TikToker, Langsung Nangis Sujud Syukur saat Dikabulkan
Fenomena ini pun langsung mendapatkan atensi luar biasa dari masyarakat luas. Apalagi saat mengetahui penghasilan mereka yang cukup fantastis.
Salah satu sosok yang juga turut memberikan komentarnya atas fenomena tersebut adalah anak dari bos jalan tol. Komentarnya ini lantas menjadi sorotan publik.
Lantas apa isi komentar anak bos jalan tol pada unggahan petani jadi live streamer TikTok di Sukabumi ini? Melansir dari akun Instagram fakta.indo, Senin (4/11), simak ulasan informasinya berikut ini.
Petani di Sukabumi Jadi Live Streamer TikTok
Para petani di sebuah kampung di Sukabumi kini beralih profesi sebagai live streamer di TikTok. Dalam live tersebut, mereka terlihat asyik berjoget yang dipimpin oleh pria bernama Gunawan atau akrab disapa 'Sadbor'.
Entah itu laki-laki maupun wanita, mereka terlihat kompak berjoget. Melalui 'Joget Sadbor' ini, siapa sangka mereka mampu meraup keuntungan. Tidak main-main, penghasilan mereka cukup fantastis.
Diungkapkan oleh Gunawan, dalam sehari mereka bisa mendapatkan penghasilan mencapai Rp3 juta. Itu artinya, dalam satu bulan, tim Sadbor mampu meraih penghasilan senilai Rp90 juta.
"Ada Rp3 juta minimal penghasilan per hari," ungkap Gunawan.
Komentar Anak Bos Jalan Tol Jadi Sorotan
Tak pelak, fenomena 'Joget Sadbor' ini langsung ramai menjadi perbincangan hangat masyarakat luas. Tidak terkecuali Feisal Hamka, anak bos jalan tol Jusuf Hamka.
Pada unggahan di akun Instagram fakta.indo, terlihat Feisal turut menuliskan komentar. Feisal tampak begitu miris dengan fenomena petani di Sukabumi yang alih profesi sebagai live streamer hanya dengan berjoget saja.
Ia pun mengatakan bahwa secara tidak langsung itu menjadi cara asing untuk menjatuhkan bangsa. Bagaimana tidak, mereka kini tidak lagi menjadi orang-orang produktif.
"Cara asing menjatuhkan bangsa kita supaya tidak produktif," tulis Feisal Hamka dalam kolom komentar.
Komentar Feisal Hamka ini sontak menjadi sorotan publik. Siapa sangka, banyak dari masyarakat yang setuju akan pernyataan Feisal. Mereka juga banyak yang sadar bahwa fenomena tersebut bisa menjadi salah satu cara asing untuk menjatuhkan bangsa Indonesia.
"@feisalhamka setujuuuu komandan," tulis akun agungreza.maulana.
"@feisalhamka top komen✅. Saya curiga ini cara asing menjatuhkan warga Indonesia. Karena akan trus bergantung pada penghasilan instan. Karena kekurangannya warga Indonesia adalah uang.😢😢 Enggak tahu lagi nanti ke depannya saudara" kita akan menjadi apa. 😢," tulis akun fitriey_eld_collagen.
"@feisalhamka kemungkinan besar iya, produktifitas menurun, sektor pangan sangat berpengaruh untuk masyarakat, dan taktik apa nextnya yang asing mau buat 🤔," tulis akun marjomier.
"@feisalhamka masuk akal, malah heran sama yang bela2in dikira iri atau apa. Padahal ini hal sepele yang sangat berbahaya loh imbasnya, tapi yang waras doang pikiranya bisa nyampe," tulis akun wahyuni_mrs_suga.
Tanggapan Wakil Menteri Pertanian
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono telah memberikan tanggapan atas fenomena tersebut. Ia menjelaskan bahwa fenomena petani yang bermain TikTok tidak menunjukkan bahwa mereka beralih profesi. Sudaryono tidak melihat masalah dengan banyaknya petani yang menjadi kreator konten.
"Terus, apa salahnya? Kalau alih profesi sih tidak, mereka tetap bertani. Tapi, mereka juga mendapatkan tambahan penghasilan sebagai kreator konten. Saya kira, selama tidak melanggar hukum, ya kita hargai," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak petani yang menciptakan konten berdasarkan aktivitas sehari-hari mereka. Beberapa dari mereka bahkan melakukan live streaming saat bekerja di sawah atau menjalani kegiatan pertanian lainnya.
"Dan banyak juga saya lihat, kreator konten itu sambil ngarit, sambil live streaming. Banyak orang, mungkin orang kota yang tidak pernah melihat aktivitas ngarit, jadi bisa melihat," jelasnya.
Sudaryono menekankan bahwa selama konten yang dihasilkan memberikan dampak positif, tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan. Namun, ia juga mengingatkan tentang konten yang berpotensi negatif, seperti adegan mandi lumpur, yang sebaiknya dihindari.
"Saya kira konten yang tidak positif, seperti yang dibuat-buat, perlu dikaji. Misalnya, orang mandi lumpur dan lain-lain, itu mungkin perlu dipertimbangkan lagi," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah ranahnya untuk memberikan komentar lebih lanjut.
"Yang jelas, jika petani membuat konten tentang aktivitas mereka di sawah, seperti menanam singkong, saya kira tidak ada masalah," tambah Wamentan.