Potret Makam RA Kartini, Sepi Pengunjung Sejak Ibu Tien Soeharto Meninggal
Kartini dimakamkan di Desa Mantingan, Bulu, Rembang, Jawa Tengah.
Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia. Dia pejuang danpelopor kebangkitan perempuan Indonesia.
Kartini dimakamkan di Desa Mantingan, Bulu, Rembang, Jawa Tengah. Makamnya kini masih kokoh terawat. Namun sayang, kini sepi pengunjung sejak ibu Tien Soeharto meninggal.
-
Siapa yang menjodohkan Soeharto dengan Ibu Tien? Ibu Prawiro, mengingatkan Soeharto, saat itu sudah 26 tahun. Usia yang cukup matang untuk berumah tangga. Pemuda seumuran di desanya nyaris semua sudah berkeluarga, tinggal dia yang membujang.
-
Kapan Soeharto dan Ibu Tien menikah? Keduanya Menikah di Solo tanggal 26 Desember 1947
-
Kenapa Soeharto ragu untuk melamar Ibu Tien? “Apa dia akan mau? Apa orang tuanya akan memberikan? Mereka orang ningrat, ayahnya wedana. Pegawai Mangkunegaraan,” tanya Soeharto ragu.
-
Siapa yang menceritakan kisah pesan Ibu Tien kepada Soeharto? Kisah ini diceritakan oleh mantan pengawal Soeharto, Mayor Jenderal (Purn) Eddie Nalapraya.
-
Apa bakat yang dimiliki Soeharsikin selain sebagai istri HOS Tjokroaminoto? Mengutip buku Menelusuri Jejak Ayahku karya Harsono, Soeharsikin mahir berpiano. Berbeda dengan suaminya yang menyukai kesenian tradisional, Soeharsikin justru tak begitu suka dengan menari dan dan gamelan. Adapun keunikan lain yang dimiliki Soeharsikin yakni pandai beternak ular serta pawang ular yang andal.
Berikut ulasannya.
Tampak Depan Makam RA Kartini
Melansir dari kanal YouTube NET Biro Jawa Tengah, akun tersebut mengunggah video perjalanan ziarah ke Makam RA Kartini. Terdapat patung besar seorang wanita tengah membawa buku menggambarkan sosok Kartini.
Kanal YouTube NET. BIRO JAWA TENGAH ©2021 Merdeka.com
Selain itu ada patung gupala di samping kanan dan kiri pintu masuk kawasan. Patung yang menyerupai raksasa berwajah seram dan membawa senjata gada itu bermakna sebagai sosok penjaga.
Bagian atas gapuranya pun tertulis, "Makam Pahlawan Nasional RAAA Kartini Djojoadhiningrat". Karena pusaran RA Kartini bersanding dengan sang suami, mantan Bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat.
Terdapat Aula Besar
Kanal YouTube NET. BIRO JAWA TENGAH ©2021 Merdeka.com
Memasuki area dalam, langsung disuguhkan aula dengan ornamen khas Jawa yang begitu kental. Joglo yang besar dan begitu rapi itu hasil dari usul ibu Tien.
Pada 1 April 1979, Ibu Tien minta makam RA Kartini dipugar supaya memberi kenyamanan para peziarah. Selain itu ada karpet dan kursi yang bisa digunakan oleh para pengunjung.
Komplek Makam Keluarga
Kanal YouTube NET. BIRO JAWA TENGAH ©2021 Merdeka.com
Sebelum memasuki ruang utama makam RA Kartini, peziarah akan melalui beberapa deretan makam dari keluarga Djojoadhiningrat. Pusaran sang pahlawan bersanding pula dengan putra semata wayangnya, Raden Mas Soesalit.
Diketahui, Makam RA Kartini dibangun pada era Presiden Soekarno, tepatnya pada 2 Mei 1964. Kemudian mengalami perombakan di era Soeharto.
Makam Sepi Semenjak Ibu Tien Soeharto Meninggal
Kanal YouTube NET. BIRO JAWA TENGAH ©2021 Merdeka.com
Selama Tien Soeharto masih mengemban tugas sebagai ibu negara, ia bagaikan magnet bagi masyarakat untuk mengunjungi makam RA Kartini. Lantaran dia kerap kali mengenang jasa pelopor kebangkitan perempuan Pribumi-Nusantara itu.
Tak tanggung-tanggung, peziarah yang berkumpul dari kota-kota besar di Indonesia. Bukan hanya dari kalangan warga Jawa Tengah saja. Beda dengan kondisi saat ini.
"Yang saya ingat itu setelah ibu Tien Soeharto meninggal itu terus ini sepi. Waktu ibu Tien masih sugeng (sehat) itu pengunjung banyak sekali, mau dari Jakarta, dari Surabaya itu banyak," kata Mohamad Sahid sang penunggu makam, seperti dikutip dari kanal YouTube NET JATENG Official.
Gerakan yang Dibentuk oleh Ibu Tien Soeharto
Kala itu ibu Tien Soeharto menggalakkan para wanita di setiap kabupaten di Tanah Air. Melalui organisasi kemasyarakatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), serta Dhara Wanita.
Kanal YouTube NET. BIRO JAWA TENGAH ©2021 Merdeka.com
Ibu Tien mengajak mereka untuk mengingat perjuangan RA Kartini yang akhirnya di masa kini para wanita bisa mengenyam pendidikan. Melalui gebrakan ibu Tien itulah, banyak orang yang ikut tergerak.
"Jadi dulu itu, zaman pak Harto presidennya, ibu Tien itu menggerakkan PKK sama Dhara Wanita di tiap-tiap Kabupaten, memperingati Kartini. Jadi pengunjung banyak," pungkas sang penjaga makam.
Masih Ada yang Setia Datang
Sebagai bentuk penghormatan terakhir pada RA Kartini, penunggu makam setempat tak pernah luput untuk menaburkan bunga. Selain itu, ada juga peziarah dari sekitar Jawa Tengah yang membawakan karangan bunga.
Ditambah lagi, kegiatan rutin dari Gabungan Organisasi Wanita (GOW). Dikutip dari laman resmi Jatengprov, organisasi tersebut sering kali bertandang untuk mengirim doa dan mengenang jasa pahlawan emansipasi wanita itu.
jatengprov.go.id ©2021 Merdeka.com
"Biar semuanya para Ibu-ibu khususnya mengetahui atas perjuangan Ibu kita Kartini, kita bisa seperti ini atas perjuangan beliau. Terus kapan lagi kita bisa memberikan penghormatan. Ya kita bisanya untuk doa, lha semisal kita mengirim sate ya tidak sampai, yang bisa sampai kalau orang sudah meninggal ya doa, jadi anak yang soleh mendokan orang tua," ujar Hasiroh Hafidz.