'Reuni Pembawa Malapetaka', Cerita Cewek Teman Kuliahnya Insecure Usai Reuni, Terkena Maag Berujung Meninggal
Simak pengalaman seorang warganet menceritakan pengalaman pahit berawal dari reuni hingga berakhir hilangnya nyawa sahabatnya.
Simak pengalaman seorang warganet menceritakan pengalaman pahit berawal dari reuni hingga berakhir hilangnya nyawa sahabatnya.
'Reuni Pembawa Malapetaka', Cerita Cewek Teman Kuliahnya Insecure Usai Reuni, Terkena Maag Berujung Meninggal
Vicky Intan Pratiwi, seorang warganet pemilik akun TikTok @vickypratiwi_ menceritakan kisah reuni bersama teman-temannya yang berakhir pilu.
Reuni yang seyogianya adalah momen melepas rindu dan mengenang masa lalu, ternyata menjadi awal mula peristiwa tak terduga.
Bahkan dari reunilah nyawa seorang sahabatnya hilang karena sakit yang dideritanya sepulang dari reuni.
- Disambut Heboh Sekampung, Pria Turki Rela Naik Perahu Datang ke Maluku Utara Demi Temui Kekasih
- Bertemu Kakek Paruh Baya yang Jalan Kaki Jarak Jauh demi Hemat Biaya, Aksi Pria Beri Bantuan Ini Banjir Pujian
- 2 Geng Pemuda di Palembang Tawuran, 1 Tewas Kena Bacok
- Viral Wanita Ceritakan Awal Pertemuan dengan Kekasihnya, Kisahnya di Luar Dugaan Warganet
Kisah ini diceritakan oleh Vicky lewat tulisan di akun TikTok pribadinya @vickypratiwi_ beberapa waktu lalu hingga mendapat sorotan warganet lain.
Seperti apa kisah selengkapnya? Simak informasinya berikut ini.
Vicky merupakan seorang sarjana Teknik Industri yang selama menjadi mahasiswi termasuk yang paling cerdas dengan nilai akademik yang baik.
Pun juga dengan 'circle' pertemanannya yang mayoritas adalah wanita juga memiliki rekam jejak akademis yang sama baiknya.
Mereka pun lulus dengan tepat waktu pada tahun 2017.
Bahkan selama menyusun skripsi, ia dan sahabatnya sangat suportif dan saling membantu.
Setelah lulus, para sahabat dan dirinya sibuk mencari kerja serta meniti karier masing-masing.
Meski demikian, komunikasi mereka tetap lancar di grup WA. Hingga akhirnya, tercetuslah rencana reuni di penghujung tahun 2018.
Banyak teman-temannya kini bekerja di perusahaan besar dan terkenal.
Hanya 3 orang yang berbeda dalam meniti karier. Pertama ia sendiri yang merintis bisnis kecil-kecilan, kedua F yang tidak bekerja dan melanjutkan usaha orang tuanya, dan A bekerja di tempat kecil dan baru saja resign.
Seperti reuni pada umumnya, banyak orang bercerita tentang pengalaman kerja, tempat kerja, dan sebagainya.
Meski demikian Vicky tidak merasa iri dan tetap bahagia menceritakan rintisan usaha kecilnya yang barangkali memiliki keuntungan jauh lebih kecil dari gaji temannya.
Namun petaka tiba 1,5 bulan kemudian. Kabar duka datang dari A yang pada saat reuni datang dalam keadaan sehat.
Kabar itu ramai di WA grup dan saat itu juga 10 orang dari mereka datang langsung melayat.
Karena jarak dan hari kerja membuat tak semua rekannya bisa datang.
Sampai di lokasi, ia bertemu ibu almarhumah dan terlihat sangat terpukul kehilangan anaknya.
Setelah bercerita, sang ibu mengatakan bahwa anaknya meninggal karena virus yang menyerang otak dan berawal dari reuni.
A hanya menangis dan berdiam diri di dalam kamar. Beberapa hari setelahnya ia fokus melamar kerja di perusahaan besar hingga belajar tanpa mengenal waktu. Bahkan sampai melewatkan waktu makan.
Sang ibu khawatir dengan kondisi anaknya. A bercerita bahwa teman-temannya memiliki karier yang baik, bahkan temannya yang 'lebih bodoh' pun bekerja di perusahaan ternama.
Vicky menilai bahwa temannya itu sudah terlalu dalam di fase 'insecure'. Akibatnya ia terkena maag dan menolak berobat. Dia sampai panas kejang akibat tak mau makan.
Selama sebulan ia hanya bisa diam sampai akhirnya pingsan dan koma.
Saat dibawa ke Rumah Sakit, dokter menduga A terkena virus otak karena daya tahan tubuhnya lemas akibat perut kosong.
Seminggu kemudian ia pun meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya.
Reuni yang seharusnya menjadi pelepas rindu malah menjadi awal dari hilangnya nyawa sahabatnya akibat 'insecure'.
A meninggal karena penyakit yang diakibatkan dari rasa mindernya karena tidak mampu mendapat nasib baik seperti teman-temannya yang lain meski ia dikenal berprestasi semasa kuliah.
"Aku kira reuni saat itu menjadi hari bahagia kami di mana kami berbagi cerita, mengenang masa lalu, bercanda tawa, menjalin silaturami, mencurahkan rasa kangen."
"Tapi aku salah ternyata tidak dengan si A. Dia menahan malu karena dahulu dia pintar (btw aku salah satu anak dengan ipk tertinggi, ipknya di bawahku tapi masih di atas teman yang lain). Dia malu dia dulu lebih dari temannya, sedangkan sekarang kariernya jauh dari teman-temannya. Jujur aku tidak menduga ini karena aku yang tidak berkarier tidak merasa insecure sama sekali," tulisnya.